BCA Sebar Kredit Rp 835,7 Triliun Sepanjang Kuartal I 2024

Presiden Direktur Bank BCA, Jahja Setiaatmadja mengatakan pertumbuhan kredit didorong oleh konsumsi masyarakat selama periode Ramadhan dan Idul Fitri.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 23 Apr 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2024, 06:00 WIB
Gedung BCA (Dok: BCA)
Gedung BCA (Dok: BCA)

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) telah menyalurkan kredit senilai Rp 835,7 triliun pada kuartal I 2024 atau naik sebesar 17,1% secara tahunan (yoy). Pertumbuhan total kredit BCA berada di atas rata-rata industri.

Presiden Direktur Bank BCA, Jahja Setiaatmadja mengatakan pertumbuhan kredit didorong oleh konsumsi masyarakat selama periode Ramadhan dan Idul Fitri.

“Kami melihat optimisme konsumsi masyarakat, khususnya selama periode Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini, turut berdampak positif bagi penyaluran kredit BCA hingga Maret 2024. Minat kredit konsumer terjaga dengan baik,” kata Jahja dalam keterangan resmi dikutip Selasa (23/4/2024). 

Kredit korporasi BCA tumbuh 22,1% YoY sehingga totalnya Rp 389,2 triliun per Maret 2024, sementara kredit komersial naik 9,3% YoY menjadi Rp 125,2 triliun. Kinerja kredit UKM melanjutkan tren pertumbuhan di atas rata-rata industri, seperti kinerja tahun sebelumnya. 

Per Maret 2024, kredit UKM BCA naik 13,5% YoY mencapai Rp 110,4 triliun. Kredit konsumer meningkat 14,9% YoY menjadi Rp 201,6 triliun. 

Pertumbuhan kredit konsumer ditopang oleh KPR BCA yang naik 11,0% YoY mencapai Rp 121,7 triliun, KKB yang tumbuh 22,2% YoY menjadi Rp 59,8 triliun, serta kenaikan outstanding pinjaman konsumer lainnya sebesar 22,6% YoY mencapai Rp 17,1 triliun. 

Penyaluran kredit BCA ke sektor-sektor berkelanjutan pada Maret 2024 tumbuh 9,1% YoY, menyentuh Rp 197,4 triliun atau setara 23,5% dari total portofolio pembiayaan.

Adapun, pertumbuhan kredit BCA diikuti perbaikan kualitas pinjaman, sejalan dengan portofolio kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali ke pembayaran normal. 

Rasio loan at risk (LAR) berada di angka 6,6% pada kuartal I 2024, turun dibandingkan angka setahun lalu yaitu 9,8%. Rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga di angka 1,9%. Rasio pencadangan NPL dan LAR berada pada level yang solid, masing-masing 220,3% dan 71,9%.

BCA Catatkan Untung Rp 12,9 Triliun di Kuartal I-2024

BCA-2_280414
Suasana resepsionis di salah satu Bank Central Asia (BCA) di Jakarta (Liputan6.com/Johan Tallo

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membukukan laba bersih Rp 12,9 triliun pada kuartal satu 2024, tumbuh 11,7 persen secara tahunan (YoY). Pertumbuhan BCA ini ditopang ekspansi pembiayaan yang disalurkan, perbaikan kualitas pinjaman secara konsisten, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.

Penyaluran kredit juga alami peningkatan sebesar 17,1 persen secara tahunan menjadi Rp 835,7 triliun per Maret 2024. Kredit korporasi tumbuh 22,1% YoY sehingga totalnya Rp 389,2 triliun per Maret 2024, sementara kredit komersial naik 9,3% YoY menjadi Rp125,2 triliun. Kinerja kredit UKM melanjutkan tren pertumbuhan di atas rata-rata industri, seperti kinerja tahun sebelumnya. Per Maret 2024, kredit UKM BCA naik 13,5% YoY mencapai Rp110,4 triliun. 

Kredit konsumer meningkat 14,9% YoY menjadi Rp201,6 triliun. Pertumbuhan kredit konsumer ditopang oleh KPR BCA yang naik 11,0% YoY mencapai Rp121,7 triliun, KKB yang tumbuh 22,2% YoY menjadi Rp 59,8 triliun, serta kenaikan outstanding pinjaman konsumer lainnya sebesar 22,6% YoY mencapai Rp 17,1 triliun.

 

Optimis di 2024

Gedung BCA (Dok: BCA)
Gedung BCA (Dok: BCA)

Presiden Direktur Bank BCA, Jahja Setiaatmadja mengatakan pihaknya melihat optimisme konsumsi masyarakat, khususnya selama periode Ramadan dan Idulfitri tahun ini, turut berdampak positif bagi penyaluran kredit BCA hingga Maret 2024.

“Kami optimistis dapat menjaga pertumbuhan kinerja hingga akhir tahun ini, sejalan dengan positifnya prospek perekonomian nasional,” kata Jahja dalam keterangan resmi, Senin (22/4/2024). 

Pertumbuhan kredit Bank BCA diikuti perbaikan kualitas pinjaman, sejalan dengan portofolio kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali ke pembayaran normal. Rasio loan at risk (LAR) berada di angka 6,6% pada kuartal I 2024, turun dibandingkan angka setahun lalu yaitu 9,8%. 

Rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga di angka 1,9%. Rasio pencadangan NPL dan LAR berada pada level yang solid, masing-masing 220,3% dan 71,9%.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya