BI Bakal Kerek Suku Bunga Imbas Rupiah Loyo, Saham-Saham Ini Bisa Dilirik

Perdagangan saham akan berlangsung tiga hari pada pekan ini. Berikut sejumlah sentimen yang pengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), salah satunya sentimen suku bunga acuan BI.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 19 Jun 2024, 11:30 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2024, 11:30 WIB
BI Bakal Kerek Suku Bunga Imbas Rupiah Loyo, Saham-Saham Ini Bisa Dilirik
Perdagangan pekan ini hanya akan berlangsung selama 3 hari, yakni pada 19-21 Juni 2024. Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT) Angga Septianus mengimbau para trader untuk memerhatikan sejumlah sentimen yang akan memengaruhi pergerakan IHSG.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Perdagangan saham pekan ini hanya akan berlangsung selama 3 hari, yakni pada 19-21 Juni 2024. Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT) Angga Septianus mengimbau para trader untuk memerhatikan sejumlah sentimen yang akan memengaruhi pergerakan IHSG. Antara lain suku bunga Bank Indonesia atau BI Rate imbas pelemahan rupiah, serta neraca dagang dan PMI AS.

"BI Rate diprediksi akan ada kenaikan suku bunga untuk menstabilkan Rupiah yang kembali melemah hari Jumat kemarin melewati level crucial 16.300," kata Angga dalam keterangan resmi, Rabu (19/6/2024).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,42% atau 96,73 poin ke level 6.734,83 pada Jumat akhir pekan lalu, 14 Juni 2024, sebelum libur dan cuti bersama Idul Adha. Angga menuturkan, pelemahan IHSG terjadi karena sejumlah sentimen dari global maupun domestik.

Kondisi global market dipengaruhi oleh keputusan Federal Reserve yang tetap mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,25%-5,50%, The Fed yang memproyeksikan pemangkasan tingkat suku bunga Amerika Serikat hanya terjadi 1 kali pada tahun ini, inflasi Amerika Serikat bulan Mei yang turun ke level 3,3% secara YoY atau lebih rendah dibanding konsensusnya di level 3,4%.

"Market global juga dipengaruhi oleh CPI Amerika Serikat bulan Mei yang dilaporkan naik sebesar 3,3% secara YoY lebih rendah dari kenaikan bulan April yang hanya sebesar 3,6% dan inflasi China pada bulan Mei yang masih bertahan di level 0,3% secara YoY, namun lebih rendah dibanding konsensusnya di level 0,4%,” imbuh Angga.

Sementara itu dari domestik, pasar dipengaruhi oleh tingkat keyakinan konsumen Indonesia Mei yang tercatat turun dari level 127,7 (level tertingginya selama 11 bulan) ke level 125,2, Rupiah yang kembali melemah ke level Rp 16.486 per USD dan IHSG yang dalam sepekan mengalami outflow pada pasar reguler sebesar Rp 4,5 triliun.

 

 

 

3 Saham yang Menarik untuk Dicermati

Pergerakan IHSG Ditutup Menguat
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Senin (27/7/2020). Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,66% atau 33,67 poin ke level 5.116,66 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berkaca pada data-data ekonomi dan sentimen BI Rate karena pelemahan Rupiah, Angga merekomendasikan 3 saham yang menarik untuk dicermati pada pekan ini hingga Jumat, 21 Juni 2024:

1. Buy on Pullback ACES (Support 775, Resist 860)

Potensi dinaikkannya suku bunga kedepan karena pelemahan Rupiah terhadap Dolar yang sempat menyentuh 16.400 menjadi sentimen baik untuk ACES. Karena nantinya dengan stabilnya nilai tukar Rupiah akan meringankan beban impor ACES. Secara tren juga masih strong uptrend di atas MA200.

2. Buy on Breakout UNVR (Support 3.150, Resist 3.450)

Sentimen saham emiten fast moving consumer good (FMCG) bangkit jelang rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) perseroan yang akan digelar pada 20 Juni 2024 pekan depan.

Salah satu mata acara RUPST adalah penetapan penggunaan laba perseroan untuk tahun buku 2023 yaitu pembagian laba bersih menjadi dividen. Unilever Indonesia sendiri telah membagikan dividen interim tahun buku 2023 Rp2,4 triliun atau Rp 63 per saham yang dibayarkan pada 19 Desember 2023.

3. Buy on Pullback PNLF (Support 270, Resist 314)

Emiten ini bertahan di atas MA200 dan sentimen pendapatan karena tingginya suku bunga bank sentral menguntungkan margin keuntungan saham sektor finansial. Potensi kenaikan BI Rate kedepan menjadi sentimen tambahan.

IHSG Tersungkur 2,36% pada 10-14 Juni 2024, Ada Apa?

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 2,36 persen pada perdagangan 10-14 Juni 2024. Koreksi IHSG seiring nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan penurunan peringkat saham di Indonesia.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (15/6/2024), IHSG tersungkur 2,36 persen menjadi 6.734,83 dari pekan lalu 6.897,95. Sementara itu, kapitalisasi pasar bursa melemah tipis 0,02 persen menjadi Rp 11.486 triliun pada 10-14 Juni 2024 dari pekan lalu Rp 11.488 triliun.

Selain itu, rata-rata frekuensi transaksi harian saham anjlok 2,65 persen menjadi 902 ribu kali transaksi dari pekan lalu 927 ribu kali transaksi.

Di sisi lain, kenaikan tertinggi terjadi pada rata-rata volume transaksi harian 60,25 persen menjadi 25,31 miliar saham dari 15,79 miliar saham pada pekan lalu.

Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian saham menguat 1,93 persen menjadi Rp 10,59 triliun dari Rp 10,39 triliun. Selama sepekan, investor asing catat aksi beli saham Rp 32,85 miliar.

Seluruh sektor saham tertekan pada pekan ini. Sektor saham energi merosot 2,44 persen, sektor saham bahan baku dasar susut 3,5 persen, sektor saham industri anjlok 4,89 persen. Selanjutnya sektor saham konsumer nonsiklikal melemah 1,58 persen dan sektor saham konsumer siklikal terpangkas 3,84 persen.

Kemudian sektor saham perawatan kesehatan terpangkas 0,65 persen, sektor saham keuangan terpangkas 3,64 persen, sektor saham properti dan real estate terbenam 2,18 persen. Selanjutnya sektor saham teknologi terpangkas 5,32 persen, sektor saham infrastruktur turun terbatas 0,12 persen sektor saham transportasi & logistik terperosok 3,77 persen.

 

 

Prediksi IHSG Pekan Depan

Akhir 2019, IHSG Ditutup Melemah
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, sentimen IHSG selama sepekan didorong rupiah lesu terhadap dolar Amerika Serikat yang dipicu penguatan dolar Amerika Serikat. Hal ini disebabkan oleh stance bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the fed) yang masih tetap mempertahankan suku bunga acuannya atau higher for longer.

“Pelemahan rupiah ini berdampak dengan timbulnya outflow di pasar modal Indonesia karena iklim investasi yang dapat dikatakan kurang kondusif,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Pada pekan depan, Herditya prediksi, IHSG berpeluang menguat dalam jangka pendek. IHSG akan bergerak di level support 6.696 dan level resistance 6.846. “Untuk pekan depan, IHSG akan berada di level support 6.696 dan level resistance 6.846,” kata dia.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya