IHSG Sentuh Posisi 7.139, Saham BBRI Menguat 0,65%

Investor asing beli saham Rp 185,44 miliar dan 321 saham melesat sehingga angkat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Jul 2024, 06:45 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2024, 06:45 WIB
IHSG Sentuh Posisi 7.139, Saham BBRI Menguat 0,65%
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat pada perdagangan Senin, 1 Juli 2024. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat pada perdagangan Senin, 1 Juli 2024. Penguatan IHSG terjadi di tengah aksi beli saham oleh investor asing dan rupiah menguat terhadap dolar AS.

Mengutip data RTI, IHSG melonjak 1,08 persen ke posisi 7.139,62. Indeks saham LQ45 bertambah 1,01 persen ke posisi 896,65. Sebagian besar indeks saham acuan menguat. Pada awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.139,37 dan level terendah 7.076,37. Sebanyak 321 saham menguat sehingga angkat IHSG.

233 saham melemah dan 241 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 921.602 kali dengan volume perdagangan 14,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 14,1 triliun. Investor asing membeli saham Rp 185,44 miliar. Sepanjang 2024, investor asing lepas saham Rp 7,54 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.304.

Mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham kesehatan merosot 0,45 persen, sektor saham properti turun 0,21 persen dan sektor saham infrastruktur susut 0,10 persen.

Sementara itu, sektor saham transportasi dan logistik memimpin kenaikan dengan melonjak 4,14 persen. Sektor saham energi bertambah 2,27 persen, sektor saham basic naik 3,15 persen, sektor saham industri melesat 1,61 persen.

Kemudian sektor saham nonsiklikal bertambah 0,13 persen, sektor saham siklikal naik 0,07 persen, sektor saham keuangan menguat 0,10 persen dan sektor saham teknologi bertambah 0,37 persen.

Saham GOTO stagnan di posisi Rp 50 per saham pada awal pekan. Saham GOTO berada di level tertinggi dan terendah Rp 50 per saham. Total frekuensi perdagangan 5.460 kali dengan volume perdagangan 7.629.725 saham. Nilai transaksi harian Rp 39,4 miliar.

Saham BBRI bertambah 0,65 persen ke posisi Rp 4.630 per saham. Saham BBRI dibuka naik 30 poin ke posisi Rp 4.630 per saham. Saham BBRI berada di level tertinggi Rp 4.670 dan level terendah Rp 4.560 per saham. Total frekuensi perdagangan 40.215 kali dengan volume perdagangan 2.852.093 saham. Nilai transaksi Rp 1,3 triliun.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Apa Saja Sentimen IHSG?

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, bursa saham Asia didominasi penguatan setelah data Core PCE Index Amerika Serikat (AS) secara tahunan menurun dari sebelumnya 2,8 persen menjadi 2,6 persen, sedangkan secara bulanan juga menurun dari sebelumnya 0,3 persen menjadi 0,1 persen.

"Penurunan tersebut mengindikasikan penurunan inflasi dimana Core PCE Index merupakan indeks yang mengukur perubahan harga barang dan jasa yang dibeli konsumen untuk konsumsi, namun tidak termasuk makanan dan energi,” demikian seperti dikutip dari Antara.

Dalam kajian Pilarmas Investindo Sekuritas juga menyebutkan, dengan demikian, probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed pada 2024 semakin besar. Fokus pelaku pasar pada pekan ini akan tertuju pada risalah rapat Fed pada Juni 2024 yang akan memberikan petunjuk lebih lanjut tentang pemikiran bank sentral sebelum sorotan beralih ke data penggajian di AS pada Jumat, 5 Juli 2024.

Selanjutnya dari China, Indeks PMI Manufaktur yang dirilis Caixin naik dari sebelumnya 51,7 menjadi 51,8, yang terjadi berkat permintaan luar negeri, sementara permintaan domestik tetap lemah. Dari Jepang, Yen diperdagangkan sedikit lebih lemah pada 161,06 per dolar AS setelah merosot ke 161,27 pada Jumat, 28 Juni 2024 level terlemahnya sejak akhir 1986, membuat para pelaku pasar waspada terhadap tanda-tanda intervensi dari otoritas Jepang.

Dari dalam negeri, IHSG menguat lantaran data inflasi menurun dari sebelumnya 2,84 persen menjadi 2,51 persen, sehingga meningkatkan ekspektasi penurunan tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI) meskipun ada kemungkinan BI tetap berusaha untuk memperkuat nilai Rupiah, salah satunya dengan upaya tidak memangkas tingkat suku bunga untuk pertemuan berikutnya.


Top Gainers-Losers

IHSG Ditutup Melemah ke Level 6.679
Beralih ke bursa asing, bursa saham Asia kompak berada di zona hijau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham LQ45 yang masuk top gainers antara lain:

  • Saham BRPT melesat 14,14 persen
  • Saham HRUM melesat 5,7 persen
  • Saham SMGR melesat 5,09 persen
  • Saham AMMN melesat 4,77 persen
  • Saham ANTM melesat 4,40 persen

 

Saham-saham LQ45 yang masuk top losers antara lain:

  • Saham GGRM merosot 3,31 persen
  • Saham BUKA merosot 2,88 persen
  • Saham MAPI merosot 2,71 persen
  • Saham SIDO merosot 2,58 persen
  • Saham UNVR merosot 1,99 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

  • Saham BBRI senilai Rp 1,2 triliun
  • Saham BBCA senilai Rp 676,4 miliar
  • Saham ASII senilai Rp 649,1 miliar
  • Saham BMRI senilai Rp 622,3 miliar
  • Saham BRPT senilai Rp 502,7 miliar

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

  • Saham BRPT tercatat 40.530 kali
  • Saham BBRI tercatat 40.199 kali
  • Saham SMDR tercatat 22.428 kali
  • Saham SBMA tercatat 22.428 kali
  • Saham CUAN tercatat 18.772 kali

Bursa Saham Asia Pasifik

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Bursa saham Asia Pasifik memulai semester II 2024 dengan catatan positif. Hal ini di tengah investor menilai data aktivitas bisnis Juni dari China dan data kepercayaan bisnis Jepang.

Mengutip CNBC, China merilsi angka resmi PMI pada akhir pekan dengan PMI manufaktur di posisi 49,5, tetap dari Mei dan menandai selama dua bulan berturut-turut dalam wilayah kontraksi.

Namun, survei swasta terhadap aktivitas manufaktur di China berbeda dari angka resmi dan menunjukkan peningkatan paling tajam dalam kondisi bisnis dalam tiga tahun. PMI S&P Caixin naik menjadi 51,8 pada Juni dibandingkan 51,7 pada Mei.

Pada Senin, 1 Juli 2024, Jepang revisi kontraksi produk domestik bruto (PDB) kuartal I menjadi 2,9 persen tahun ke tahun dari 1,8 persen yang dilaporkan sebelumnya. Data PDB kuartal III dan IV 2023 juga direvisi turun.

Indeks Nikkei 225 di Jepang naik 0,12 persen ke posisi 39.631,06. Indeks Topix bertambah 0,52 persen menjadi 2.824,28, dan mencapai level tertinggi baru dalam 34 tahun. Indeks Nikkei sebelumnya mencapai level tertinggi dalam tiga bulan pada sesi tersebut, sebelum memangkas kenaikannya.

Kepercayaan di kalangan produsen besar Jepang meningkat pada kuartal II, dengan survei Tankan Bank of Japan berada pada posisi +13 dibandingkan +11 pada kuartal I. Ekonom yang disurvei oleh Reuters prediksi angkanya berada di +12.

Sentimen non-produsen berada di posisi +33, sesuai dengan perkiraan pasar dan turun dari +34 pada kuartal sebelumnya. Ini juga merupakan pertama kalinya dalam empat tahun kepercayaan di kalangan non-produsen memburuk.

Indeks Kospi di Korea Selatan naik 0,23 persen ke posisi 2.804,31, dan mendekati level tertinggi dalam 31 bulan di 2.807,63. Indeks Kosdaq bertambah 0,8 persen menjadi 847,15. Aktivitas pabrik di negara ini berkembang pada laju tercepat sejak Februari 2022, dengan PMI manufaktur pada Juni naik menjadi 52 dari 51,6.

Indeks CSI 300 naik 0,48 persen menjadi 3.478,18. Indeks ASX 200 merosot 0,22 persen menjadi 7.750,7,satu-satunya indeks utama yang berada di wilayah negatif.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya