Respons BEI Terkait Banyak Saham Emiten Baru yang Loyo

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna optimistis kualitas dan kuantitas perusahaan yang melakukan IPO akan terus bertambah setiap tahun.

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Jul 2024, 13:24 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2024, 06:00 WIB
Respons BEI Terkait Banyak Saham Emiten Baru yang Loyo
Manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) menanggapi terkait harga saham emiten yang baru mencatatkan saham perdana atau listing alami koreksi.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) menanggapi terkait harga saham emiten yang baru mencatatkan saham perdana atau listing alami koreksi.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menuturkan, pihaknya berupaya mendorong lebih banyak perusahaan untuk tercatat di BEI, seiring dengan upaya meningkatkan kualitas perusahaan tercatat. "Kami optimis bahwa dengan berbagai inisiatif dan dukungan yang kami berikan, kualitas dan kuantitas perusahaan yang melakukan IPO akan terus bertambah setiap tahunnya,” ujar Nyoman seperti dikutip Jumat, (5/7/2024).

Nyoman menuturkan, penurunan harga saham dapat disebabkan oleh beberapa faktor di pasar modal seperti aspek fundamental dan kelangsungan usaha. Namun demikian, sebagaimana disampaikan sebelumnya, menurut Nyoman, pergerakan harga saham dapat dipengaruhi juga faktor-faktor lainnya antara lain kondisi ekonomi nasional dan global, sentimen pasar, serta dinamika permintaan dan penawaran.

"Oleh karena hal tersebut, penurunan harga saham tidak serta merta menunjukkan adanya keraguan atas kelangsungan usaha suatu perusahaan,” tutur dia.

Nyoman menuturkan, perusahaan yang saham-nya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah memenuhi kriteria-kriteria yang diatur di dalam peraturan bursa, termasuk kriteria terkait kondisi dan kinerja keuangan.

"Selain itu, evaluasi bursa tidak hanya memperhatikan aspek formal tetapi juga aspek substansi lain seperti kelangsungan usaha. Bursa juga senantiasa mendukung transparansi dari perusahaan tercatat melalui proses monitoring yang dilakukan,” kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Keputusan Investasi

Hari Ini, Indeks Harga Saham Gabungan Ditutup di Zona Hijau
Pekerja melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (4/7/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Nyoman mengatakan, sebagaimana tertuang dalam Ketentuan IV.1.4.1, Peraturan Bursa Nomor I-A, bursa dapat meminta dokumen, informasi dan atau penjelasan tambahan baik secara lisan maupun tertulis dengan calon perusahaan tercatat dan atau pihak-pihak lain yang terkait rencana pencatatan saham calon perusahaan tercatat dalam rangka penelahaan atas rencana pencatatan saham calon perusahaan tercatat.

“Bursa juga telah mengomunikasikan perihal permintaan laporan riset ekuitas kepada underwriter dengan tujuan memastikan kualitas calon perusahaan tercatat,” kata dia.

Ia mengatakan, laporan tersebut juga disampaikan underwriter ketika perusahaan telah tercatat sebagai upaya untuk meningkatkan disclosure dan exposure perusahaan yang baru tercatat kepada publik, serta meningkatkan market attractiveness sebagai pendukung informasi fundamental yang disampaikan oleh perusahaan tercatat.

“Kami berharap kebijakan tersebut dapat meningkatkan market attractiveness bagi perusahaan yang baru mencatatkan sahamnya di bursa dan dapat membantu keputusan investasi bagi publik. Kami juga terus mengkaji perubahan pengaturan dengan dinamika terkini pasar modal Indonesia,” tutur dia.


BEI Bidik 62 IPO di 2024, tapi Baru Terealisasi Segini

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) optimis minat perusahaan menggalang dana dari pasar modal lewat IPO masih ramai. Hingga paruh pertama tahun ini, Bursa mendapati 25 emiten baru yang tercatat lewat IPO, belum sampai separuh target IPO Bursa untuk 2024.

"Sampai dengan akhir semester pertama, telah terdapat 25 Perusahaan Tercatat dengan pencapaian fund raised sebesar Rp 4 triliun, dengan jumlah pipeline saat ini mencapai 24 perusahaan," ungkap Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna kepada wartawan, Rabu (3/7/2024).

Dengan fundamental ekonomi yang relatif kondusif dan potensi pertumbuhan sektor-sektor tertentu, dinilai akan mendukung aktivitas IPO pada sisa tahun ini. Bursa sebelumnya menargetkan sekitar 62 saham baru tercatat melalui IPO pada 2024. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan raihan IPO 2023 yang mencapai 79 emiten.

Sepanjang semester I 2024, mayoritas saham IPO mencatatkan penurunan harga. Menanggapi itu, Bursa mengaku mengamati perkembangan harga saham dari seluruh perusahaan-perusahaan yang tercatat di BEI, termasuk perusahaan yang baru melaksanakan IPO di tahun ini.

 


Proses IPO

Hari Ini, Indeks Harga Saham Gabungan Ditutup di Zona Hijau
Jumlah transaksi hingga Kamis (4/7/2024) sore ini mencapai Rp 10,2 triliun dengan volume 18,9 miliar saham. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

"Pergerakan harga saham di pasar modal dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi ekonomi global, sentimen pasar, kinerja perusahaan, serta dinamika permintaan dan penawaran," kata Nyoman.

Proses IPO dilakukan dengan tidak hanya memperhatikan aspek formal, tetapi aspek substansi lain seperti kelangsungan usaha. Bursa senantiasa melakukan pengembangan pengaturan dengan menjaga relevansi terhadap kondisi terkini dalam dinamika pasar modal untuk meningkatkan kualitas Perusahaan Tercatat.

Selain itu, BEI telah melakukan publikasi atas kinerja perusahaan tercatat yang baru mencatatkan sahamnya dan diperbarui setiap 6 bulan di situs BEI. BEI juga telah menyediakan laman khusus untuk publikasi laporan riset ekuitas oleh penjamin emisi atas efek saham yang baru tercatat di BEI. Kedua publikasi tersebut diharapkan dapat menjadi pertimbangan investor dalam mengambil keputusan untuk investasinya.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya