Kinerja Ciamik, Aset Mitratel Tembus Rp 57,6 Triliun hingga Juni 2024

Mitratel membukukan pendapatan sebesar Rp 4,45 triliun. Pendapatan itu naik 7,75 persen dibandingkan pendapatan pada semester I 2023

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 30 Jul 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2024, 06:00 WIB
Konferensi pers pencatatan saham perdana saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel), Senin (22/11/2021). (Dok: Istimewa)
Konferensi pers pencatatan saham perdana saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel), Senin (22/11/2021). (Dok: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel mengumumkan kinerja keuangan peruh pertama 2024 yang berakhir pada 30 Juni 2024. Pada periode tersebut, Mitratel membukukan pertumbuhan positif baik dari sisi pendapatan maupun laba.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (29/7/2024), perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 4,45 triliun. Pendapatan itu naik 7,75 persen dibandingkan pendapatan pada semester I 2023 yang tercatat sebesar Rp 4,13 triliun.

Seiring dengan kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan pada semester I 2024 naik menjadi Rp 2,15 triliun dari Rp 2,08 triliun pada semester I 2023. Meski begitu, laba kotor perseroan masih naik, yakni menjadi Rp 2,3 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,04 triliun.

Pada semester I 2024, perseroan membukukan beban usaha sebesar Rp 288,04 miliar, naik dari beban usaha pada semester I 2023 yang tercatat sebesar Rp 264,02 miliar.

Dengan demikian, perseroan membukukan laba usaha Rp 2,01 triliun, naik dari Rp 1,78 triliun yang dicatatkan pada semester I 2023.

Penghasilan Lain

Bersamaan dengan itu, perseroan membukukan penghasilan lain-lain sebesar Rp 56,36 miliar dan beban lain-lain Rp 7,66 miliar. Serta, penghasilan keuangan tercatat sebesar Rp 26,68 miliar, beban pendanaan sewa Rp 82,95 miliar, dan beban pendanaan Rp 541,25 miliar.

Setelah memperhitungkan beban pajak final, perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 1,06 triliun. Laba itu naik 4,09 persen dibandingkan laba tahun berjalan pada semester I 2023 yang tercatat sebesar Rp 1,02 triliun.

Aset perseroan sampai dengan 30 Juni 2024 naik menjadi Rp 57,61 triliun dari Rp 57,01 triliun yang dicatatkan pada akhir tahun lalu.

Liabilitas naik menjadi Rp 24,28 triliun dari Rp 22,97 triliun pada Desember 2023. Sementara ekuitas sampai dengan 30 Juni 2024 turun menjadi Rp 33,33 triliun dari posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 34,04 triliun.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Mitratel Tawarkan Obligasi Berkelanjutan I Rp 2,5 Triliun

Tower telekomunikasi
Menara telekomunikasi Mitratel (Foto: Mitratel).

PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau disebut Mitratel akan menerbitkan obligasi berkelanjutan dengan target dana yang dihimpun maksimal Rp 2,5 triliun.

Selain itu, Mitratel juga menerbitkan sukuk ijarah berkelanjutan maksimal Rp 500 miliar. Pada tahap I tahun 2024, Perseroan akan menawarkan obligasi berkelanjutan I senilai Rp 400 miliar dan sukuk ijarah berkelanjutan I sebesar Rp 100 miliar.

Obligasi berkelanjutan I Tahap I Tahun 2024 ini diterbitkan tanpa warkat dan ditawarkan dengan nilai 100 persen dari jumlah pokok obligasi. Obligasi tersebut berjangka waktu 370 hari dengan bunga obligasi pertama akan dibayarkan pada 4 Oktober 2024.Sedangkan bunga obligasi terakhir sekaligus dengan pelunasan obligasi akan dibayarkan pada 14 Juli 2025.

Selain itu, sukuk ijarah ini diterbitkan tanpa warkat dan ditawarkan dengan nilai 100 persen dari jumlah sisa imbalan ijarah sukuk. Cicilan imbalan ijarah pertama akan dibayarkan pada 4 Oktober 2024, sedangkan cicilan imbalan ijarah terakhir sekaligus pembayaran kembali sisa imbalan ijarah akan dibayarkan pada 14 Juli 2025.

Mitratel akan memakai dana hasil penawaran obligasi untuk melunasi sebagian pokok pinjaman Perseroan kepada Bank Mandiri maksimal Rp 400 miliar. Sebelumnya pada 6 November 2023, perjanjian kredit jangka pendek Bank Mandiri diubah dengan adendum III. Pada 3 Juni 2024, Perseroan telah menarik sebesar Rp 2,15 triliun.

Demikian juga dana penawaran sukuk akan digunakan oleh Perseroan untuk pelunasan atas sebagian pokok pinjaman Perseroan kepada Bank Mandiri berdasarkan perjanjian kredit jangka pendek Bank Mandiri.

Penerbitan obligasi berkelanjutan I dan sukuk ijarah berkelanjutan I tersebut, Perseroan telah memperoleh hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dengan peringkat AAA dan AAA syariah.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya