Indeks Nikkei 225 di Jepang Tersungkur 12,4%, Bursa Saham Asia Kompak Rontok

Indeks Nikkei 225 di Jepang terperosok 12,4 persen, ke posisi 31.458,42 pada Senin, 5 Agustus 2024.

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Agu 2024, 15:07 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2024, 15:07 WIB
Indeks Nikkei 225 di Jepang Tersungkur 12,4%, Bursa Saham Asia Kompak Rontok
Bursa saham Asia Pasifik lanjutkan aksi jual dari pekan lalu sehingga menekan indeks saham acuan pada Senin (5/8/2024).(Foto by AI)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik lanjutkan aksi jual dari pekan lalu sehingga menekan indeks saham acuan pada Senin (5/8/2024). Indeks Nikkei 225 dan Topix bahkan turun lebih dari 12 persen.

Mengutip laman CNBC, indeks acuan telah turun lebih dari 20 persen dari titik tertinggi sepanjang masa pada 11 Juli 2024.

Indeks Nikkei merosot 12,4 persen, ke posisi 31.458,42. Kinerja indeks acuan tersebut mencatat hari terburuk sejak Black Monday pada 1987. Kerugian sebesar 4.451,28 poin pada indeks saham tersebut juga merupakan kerugian terbesar sepanjang sejarah.

Indeks Nikkei hapus semua keuntungannya sepanjang 2024 sehingga alami kerugian pada 2024. Indeks Topix melemah 12,23 persen dan ditutup ke posisi 2.227,15. Saham antara lain Mitsubishi, Mitsui and Co, Sumitomo, dan Marubeni anjlok lebih dari 14 persen. Saham Mitsui alami penurunan hampir 20 persen dari kapitalisasi pasarnya.

Koreksi di bursa saham Jepang mengikuti penurunan pada Jumat, 2 Agustus 2024 saat itu indeks Nikkei 225 Jepang dan Topix masing-masing turun lebih dari 5 persen dan 6 persen. Kinerja indeks saham Topix alami kinerja terburuk dalam delapan tahun.Sedangkan indeks Nikkei mencatat hari terburuk sejak Maret 2020.

Pada perdagangan awal pekan ini, yen juga menguat ke level tertinggi terhadap dolar AS sejak Januari, dan terakhir diperdagangkan pada 142,09.

Indeks Kospi di Korea Selatan turun 8,77 persen ke posisi 2.441,55. Indeks Kosdaq melemah 11,3 persen ke posisi 691,28. Lantaran besarnya aksi jual, bursa memberlakukan penghentian perdagangan untuk indeks Kospi pada pukul 2.14 siang di Seoul dan pukul 13.56 siang untuk indeks Kosdaq. Penghentian perdagangan itu berlangsung selama 20 menit. Penghentian perdagangan saham dilakukan jika saham naik atau turun 8 persen.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Sentimen yang Bayangi Bursa Asia

Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)

Indeks Taiwan merosot lebih dari 8 persen yang didorong saham teknologi dan real estate. Sedangkan indeks ASX 200 merosot 3,7 persen ke posisi 7.649,6. Indeks Hang Seng di Hong Kong merosot 1,61 persen. Sementara itu, indeks CSI 300 susut 0,48 persen, dan catat koreksi tipis di antara bursa saham Asia.

Di sisi lain investor menunggu data perdagangan utama dari China dan Taiwan minggu ini, serta keputusan bank sentral dari Australia dan India. Sektor jasa China berkembang lebih cepat pada Juli, dengan indeks manajer pembelian negara tersebut naik menjadi 52,1 pada Juli, naik dari 51,2 pada Juni.

Survei Caixin menyatakan percepatan pertumbuhan disebabkan oleh pertumbuhan bisnis baru yang lebih cepat, “didukung oleh perbaikan berkelanjutan dalam kondisi permintaan dasar dan perluasan penawaran layanan.”


IHSG Anjlok 4% pada Perdagangan Sesi II 5 Agustus 2024

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) makin tak terbendung. IHSG anjlok 4 persen usai pembukaan perdagangan saham sesi kedua,Senin (5/8/2024).

Mengutip data RTI, pada Senin, 5 Agustus 2024 pukul 14.18 WIB, IHSG merosot 4,18 persen ke posisi 7.002. Indeks LQ45 merosot 3,94 persen ke posisi 883. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.

Pada awal pekan, IHSG berada di level tertinggi 7.308,12 dan level terendah 6.998,81. Sebanyak 600 saham memerah sehingga bebani IHSG. 51 saham menguat dan 128 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.011.344 kali dengan volume perdagangan sebanyak 18,2 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 9,9 triliun.  Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.194.

Seluruh sektor saham kompak tertekan. Sektor saham energi merosot 5,56 persen, sektor saham basic susut 5,76 persen, sektor saham industri terpangkas 4,08 persen, sektor saham nonsiklikal melemah 2,52 persen.

Selain itu, sektor saham siklikal tergelincir 3,97 persen, sektor saham kesehatan turun 1,4 persen, sektor saham keuangan merosot 3,2 persen, sektor saham properti terpangkas 3,99 persen.

Selanjutnya sektor saham teknologi terbenam 3,67 persen dan sektor saham transportasi susut 4,47 persen.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan,  koreksi dari IHSG cenderung inline dengan laporan pada Senin pagi ini. IHSG selama belum mampu break resistance 7.354, IHSG masih rawan koreksi dahulu.

“Secara sentimen, kami mencermati akan adanya rilis NFP yang melambat ditambah meningkatnya unemployment AS ke 4,3 persen (vs 4,1 persen). Dari sisi pergerakan, mayoritas bursa Asia juga terkoreksi cukup dalam,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, pertumbuhan GDP Indonesia secara QoQ cukup baik. Akan tetapi cenderung melandai YoY. “Kami perkirakan sentimen global cukup kuat mendominasi dan tekanan jual masih cukup besar,” tutur dia.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya