Perkuat Fundamental, Wijaya Karya Siap Lego Aset-Aset Ini

Ada sejumlah aset dengan kepemilikan minoritas yang akan dilepas Wijaya Karya (WIKA). Antara lain, ruas Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) dan Tol Soreang-Pasirkoja (Soroja).

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 29 Nov 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2024, 06:00 WIB
Tol Balikpapan-Samarinda
Kondisi Jalan Tol Balikpapan-Samarinda masih terlihat lengang, pada Selasa (26/4/2022). (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) berencana melanjutkan penjualan sejumlah aset investasi di sektor jalan tol hingga proyek infrastruktur air. Aksi tersebut dilakukan sebagai upaya perseroan untuk memperkuat posisi fundamental.

Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Tbk, Mahendra Vijaya mengungkapkan ada sejumlah aset dengan kepemilikan minoritas yang akan dilepas perseroan. Antara lain, ruas Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) dan Tol Soreang-Pasirkoja (Soroja).

“Jadi sudah selesai proyeknya. Sekarang kami sedang mengerjakan untuk divestasi. Ada beberapa tol yang memang di situ WIKA sebagai minoritas,” ujar Mahendra dalam paparan publik perseroan, dikutip Jumat (29/11/2024).

Perseroan juga berencana melepas aset proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Jatiluhur yang berlokasi di Bekasi Timur, Jawa Barat. Informasi saja, porsi kepemilikan WIKA dalam proyek ini mencapai 88,38%. "Saat ini kita sedang proses divestasinya, kita akan lihat hasilnya kemungkinan bisa saja di akhir tahun ini, atau di kuartal I tahun 2025," imbuh Mahendra.

Pelepasan sejumlah aset memang menjadi salah satu 8 stream penyehatan keuangan Perseroan dalam hal asset recycling. Tujuannya, yakni melakukan divestasi atas aset-aset investasiPerseroan sesuai dengan model bisnis dan mendapatkan dana tunai untuk perkuatan modal Perseroan. Di mana seluruh asset investasi (Jalan tol dan SPAM) masuk dalam rencana divestasi RKAP 2024.

Sampai dengan Oktober 2024, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) telah memperoleh kontrak baru senilai Rp 16,97 triliun. Berdasarkan segmennya, infrastruktur dan gedung mendominasi sebesar 39,75%. Kemudian energi dan industrial plant sebesar 32,84%, industri menyumbang 14,18%, serta realti dan properti sebesar 13,22%.

Kontrak baru berdasarkan pemilik proyek didominasi pemerintah dengan kontribusi sebesar 44,21%. Kemudian BUMN sebesar 31,44%, sektor swasta sebesar 23,92%, dan investasi mencakup 0,43%.

Wijaya Karya Kantongi Kontrak Rp 16,97 Triliun hingga Oktober 2024

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) tengah mengerjakan proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). (Foto: Wijaya Karya)
PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) tengah mengerjakan proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). (Foto: Wijaya Karya)

Sebelumnya, sampai dengan Oktober 2024, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) telah memperoleh kontrak baru senilai Rp 16,97 triliun. Berdasarkan segmennya, infrastruktur dan gedung mendominasi sebesar 39,75%. Kemudian energi dan industrial plant sebesar 32,84%, industri menyumbang 14,18%, serta realti dan properti sebesar 13,22%.

Kontrak baru berdasarkan pemilik proyek didominasi pemerintah dengan kontribusi sebesar 44,21%. Kemudian BUMN sebesar 31,44%, sektor swasta sebesar 23,92%, dan investasi mencakup 0,43%. untuk proyeksi sampai akhir tahun, manajemen WIKA tampaknya memasang target konservatif mengingat saat ini tengah masa transisi pemerintahan.

"Untuk di tahun 2024 kami belum mencatatkan target yang terlalu tinggi. Jadi memang besar kontrak yang bisa kami peroleh di tahun 2024 ini kurang lebih mendekati angka seperti di tahun 2023, karena tahun ini jadi masa transisi pemerintahan. Sehingga memang WIKA masih melihat seperti apa nanti besaran tender-tender pemerintahan yang tetap akan dijalankan ke depan," kata Sekretaris Perusahaan WIKA, Mahendra Wijaya dalam paparan publik, Kamis (28/11/2024).

Hingga Oktober 2024, total nilai kontrak yang dihadapi WIKA mencapai Rp 60,99 triliun, dengan dominasi segmen infrastruktur & gedung sebesar 68,04%. Diikuti energi & industrial plant 14,41%, realti & properti 12,49%, dan industri sebesar 5,07%.

 

Laba Kotor

Dari sisi kinerja keuangan WIKA hingga kuartal ketiga 2024 mencatatkan beberapa perubahan signifikan. Meskipun terjadi penurunan pendapatan dan EBITDA, WIKA menunjukkan efisiensi operasional dengan peningkatan GPM serta perbaikan Gearing Ratio tahunan.

Hingga kuartal III 2024, laba kotor turun sebesar 12,7% dari Rp 1,21 triliun pada kuartal III 2023 menjadi Rp 1,06 triliun pada kuartal III 2024. EBITDA menurun drastis sebesar 35,5% dari Rp 634 miliar di kuartal III 2023 menjadi Rp 409 miliar di kuartal III 2024.

GPM (Gross Profit Margin) mengalami peningkatan tipis dari 8,05% di kuartal III 2023 menjadi 8,40% di kuartal III 2024 atau terjadi kenaikan sebesar 4,3%. Sementara EBITDA Margin turun sebesar 22,6%, dari 4,20% di kuartal III 2023 menjadi 3,25% di kuartal III 2024. Dari sisi gearing ratio menunjukkan perbaikan signifikan dengan penurunan sebesar 30,1%, dari 3,12 di kuartal III 2023 menjadi 2,18 di kuartal III 2024. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya