Liputan6.com, Jakarta PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) buka suara terkait saham perseroan yang dihentikan sementara atau suspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sekretaris Perusahaan WIKA, Mahendra Vijaya menyampaikan bahwa suspensi merupakan kewenangan BEI sebagai regulator.
Baca Juga
“Dapat kami sampaikan bahwa mekanisme ini merupakan kewenangan BEI selaku regulator, Perseroan sepenuhnya memahami dan mematuhi putusan tersebut sebagai badan hukum yang mentaati regulasi yang berlaku,” ungkap Mahendra dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (19/2/2025).
Advertisement
Mahendra lebih lanjut mengatakan, saat ini Perseroan tengah menjalankan proses restrukturisasi yang secara bertahap telah menunjukan hasil progresif.
“Hal ini dapat dilihat melalui kinerja operasi Perseroan yang semakin efisien, arus kas operasi menjadi positif dan rasio keuangan yang membaik dibandingkan periode sebelumnya,” terangnya.
Mahendra juga menuturkan, hingga saat ini Perseroan terus berupaya melakukan pemenuhan kewajiban atas bunga obligasi dan imbal hasil sukuk kepada para pemegang obligasi dan sukuk sesuai jadwal dalam perjanjian.
Pelunasan Obligasi
Selain itu, WIKA juga telah melakukan pelunasan atas pokok obligasi dan sukuk di tahun 2024 sebesar Rp1,27 triliun. Pelunasan ini baik yang telah jatuh tempo maupun melalui mekanisme call option (pelunasan dipercepat) sebagai pemenuhan Perseroan atas kewajibannya.
“Namun di tengah dinamika kondisi bisnis yang dihadapi serta upaya Perseroan untuk terus melakukan transformasi, Perseroan masih memerlukan waktu dan dukungan dari para pemegang obligasi dan sukuk serta para stakeholder Perseroan,” lanjutnya.
Sehingga atas kewajiban jatuh tempo tersebut, SIKA mengajukan usulan untuk pembayaran sebagian atas pokok jatuh tempo dan melakukan perpanjangan sisa pokok dengan tetap membayarkan bunganya sesuai besaran dan jadwal dalam perjanjian.
“Namun atas usulan tersebut belum dapat mencapai kuorum untuk mengambil keputusan,” tambah Mahendra.
Terus Jalin Komunikasi dengan Pemegang Obligasi
“Perseroan terus melakukan komunikasi dengan para pemegang obligasi dan sukuk untuk mencapai kesepakatan bersama dalam hal penyelesaian kewajiban yang dapat mengakomodir kepentingan para pihak,” tutur Mahendra.
Selain itu, Perseroan juga terus berupaya memperoleh kontrak-kontrak baru yang dibutuhkan untuk menghasilkan kas masuk untuk pemenuhan kewajiban dan keberlanjutan langkah penyehatan serta keberlangsungan bisnis Perseroan kedepan.
“Perseroan memberikan apresiasi dan terima kasih sebesar-besarnya kepada para pemegang obligasi dan sukuk, pemegang saham serta para stakeholder yang telah mendukung dan memberikan support selama ini, sehingga Perseroan dapat mewujudkan berbagai pembangunan infrastruktur strategis yang bermanfaat dalam pemerataan ekonomi, membuka lapangan kerja dan meningkatkan kemandirian bangsa Indonesia,” tutupnya.
Advertisement
WIKA Bidik Proyek LPG Tuban Rampung di 2026
Diwartakan sebelumnya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menargetkan proyek Terminal LPG Refrigerated Tuban di Jawa Timur akan selesai pada semester 2 2026.
Proyek yang dimiliki oleh PT Pertamina Energy Terminal ini telah mencapai progres konstruksi sebesar 44,4%, dan menjadi salah satu upaya mewujudkan swasembada energi nasional melalui percepatan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN).
Perseroan mengungkapkan, proyek ini diharapkan mampu meningkatkan pasokan LPG nasional hingga 40% ke area Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Sulawesi.
Proyek ini juga diharapkan akan menjadi tulang punggung stabilitas energi di kawasan Indonesia Timur.
Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito (BW), menyatakan bahwa proyek ini merupakan proyek yang strategis untuk masa depan energi Indonesia.
“Proyek ini penting dan strategis untuk mewujudkan kemandirian energi dan kesejahteraan masyarakat, khususnya untuk meningkatkan swasembada energi di wilayah Timur Indonesia” ujar Agung dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (19/2).
Pekerjaan Konstruksi
Dalam pelaksanaannya, pekerjaan konstruksi dilakukan secara onshore dan offshore, ungkap WIKA.
Salah satu pekerjaan onshore yang WIKA kerjakan adalah pemasangan pipe rack, dimana WIKA menggunakan inovasi modular untuk mempercepat dan mempermudah pemasangan pipe rack tersebut.
Proses pelaksanaan inovasi modul dimulai dengan merakit rangkaian struktur baja dan pipa yang disusun di area fabrikasi. Modul ini kemudian diangkat dan ditempatkan pada posisi yang telah ditentukan.
Metode ini sejalan dengan inisiatif lean construction Perseroan, karena pembuatan modul ini dapat dilakukan tanpa harus menunggu struktur bangunan selesai dikerjakan sehingga mempercepat proses pelaksanaan.
Advertisement
