Awas, Begini Dampak Donald Trump ke Pasar Modal

Direktur Mandiri Sekuritas, Silva Halim menilai kembalinya Donald Trump menjabat sebagai presiden AS memberikan dampak signifikan pada pasar saham baik pasar saham global maupun lokal.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 21 Jan 2025, 14:38 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2025, 14:38 WIB
Didampingi JD Vance, Presiden Amerika Serikat Donald Trump Temui Pendukungnya di Capital One Arena
Pada periode ini, Donald Trump akan didampingi JD Vance yang lebih dulu membacakan sumpah untuk Wakil Presiden Amerika Serikat di hadapan Hakim Agung Brett Kavanaugh. (ANGELA WEISS/AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Direktur Mandiri Sekuritas, Silva Halim menilai kembalinya Donald Trump menjabat sebagai presiden AS memberikan dampak signifikan pada pasar saham baik pasar saham global maupun lokal. 

Silva menyebut kebijakan yang akan diambil Trump ini bisa memberikan tekanan terhadap pasar keuangan dan bisa menyebabkan volatilitas. Meskipun begitu, Silva optimis pasar saham Indonesia bisa bertahan. 

“Tapi untuk Indonesia dengan valuasi saham yang sekarang menarik dan juga dengan dividen yield yang tinggi kami optimis itu bisa memberikan imbal hasil yang menarik untuk investor,” kata Silva dalam konferensi pers, Pre-Event Mandiri Investment Forum (MIF) 2025, Selasa (21/1/2025). 

Silva menambahkan jika kebijakan pro-growth pemerintah mulai berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia diharapkan dapat mendorong laba bersih dari perusahaan-perusahaan di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Adapun menurut Silva pernyataan-pernyataan kontroversial yang sering dilontarkan Trump hanya akan berdampak pada volatilitas pasar. Hal ini karena pelaku pasar sudah tahu hal apa yang yang dipermasalahkan Trump dalam kebijakan sebelumnya ketika menjabat pertama kali sebagai Presiden AS. 

“Kondisi market malah lebih tenang setelah dilantik. Jadi sebelumnya hype sebelum terjadi kekhawatiran yang tinggi, tapi sejak dilantik justru oh ya nanti juga Presiden Trump akan bernegosiasi soal tarif,” jelasnya.

Prospek Pasar Modal Indonesia 2025

Pada kesempatan yang sama, terkait prospek saham 2025 Silva tetap optimis target IHSG masih dijaga pada level 8.150. Menurutnya volatilitas pasar akan lebih tinggi pada Semester I 2025 karena suku bunga AS yang diprediksi masih akan tinggi pada paruh pertama 2025.

Selain itu, Silva mengungkapkan Mandiri Sekuritas akan membawa beberapa perusahaan untuk Initial Public Offering (IPO) pada 2025 dari berbagai sektor bisnis. 

“Banyak yang kita garap dan sektornya macem-macam ada finansial sektor, consumer tapi mungkin masih awal tahun jadi kami belum bisa memberikan datanya,” pungkasnya. 

 

Laju IHSG

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

 

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak menguat di awal perdagangan Selasa, 21 Januari 2025. IHSG pada Selasa pagi, dibuka menguat 44,98 poin atau 0,63 persen ke posisi 7.215,72. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 8,97 poin atau 1,08 persen ke posisi 842,60.

Sentimen Kebijakan Donald Trump

Sebelumnya, VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi mengatakan pasar saham termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung menghadapi kekhawatiran di tengah beberapa sentimen dari kebijakan Donald Trump. Presiden terpilih AS itu akan dilantik pada 20 Januari 2025. 

Oktavianus menuturkan sejumlah kebijakan Trump seperti Kebijakan pengenaan dan kenaikan tarif dari beberapa negara, seperti Tiongkok dikhawatirkan menahan normalisasi inflasi yang belum mencapai target Fed.

“Suku bunga akan tertahan di level tinggi lebih panjang dari ekspektasi pasar sehingga berpotensi menekan daya beli. Perpindahan alokasi aset ke dalam market US dan development country,” kata Oktavianus kepada Liputan6.com, Senin (20/1/2025). 

 

Pro Market

IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Oktavianus menambahkan, Trump yang dianggap pro market, seiring dengan kebijakan pajak, pemangkasan regulasi hingga kebijakan pro energi cenderung membuat terjadinya penguatan index USD dan pasar saham US. 

Selain itu, terkait kebijakan perdagangan (America First Trade Policy) cenderung akan menimbulkan kontroversial sehingga ketidakpastian ekonomi global dapat meningkat.

Adapun menurut Oktavianus, paska Indonesia tergabung dalam BRICS, pihaknya mengkhawatirkan kebijakan politis pengenaan tarif untuk konstituen BRICS seiring dengan konstituen mulai meninggalkan penggunaan USD. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya