Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Donald Trump pada Senin (24/3/2025) kembali menegaskan wacananya bahwa Amerika Serikat (AS) harus mengambilalih Greenland, setelah para pemimpin dari wilayah semi-otonom Denmark itu mengkritik kunjungan pejabat tinggi AS yang direncanakan pekan ini.
"Saya pikir Greenland mungkin akan menjadi bagian dari masa depan kita," kata Trump seperti dikutip CNA, menyebut hal itu penting bagi keamanan nasional AS.
Baca Juga
Perdana menteri Greenland yang sedang menjabat, Mute Egede, menyebut rencana delegasi AS untuk mengunjungi pangkalan militer AS dan menghadiri balap kereta luncur anjing sebagai "provokasi". Pemerintah sementara Greenland menolak bertemu dengan rombongan tersebut.
Advertisement
Trump mengklaim pemerintahannya bekerja dengan "orang-orang di Greenland" yang menginginkan perubahan, tanpa merinci lebih lanjut.
"Mereka yang menghubungi kami. Bukan kami yang memanggil mereka," ujarnya.
Kunjungan delegasi AS dari Kamis (27/3) hingga Sabtu (29/3) ini akan dipimpin oleh Usha Vance, istri Wakil Presiden AS JD Vance, bersama Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Mike Waltz dan Menteri Energi Chris Wright.
Wacana aneksasi Greenland oleh AS ramai diperbincangkan sejak putra sulung Trump, Donald Trump Jr., berkunjung secara pribadi ke pulau kaya mineral tersebut pada Januari lalu.
"Intervensi semacam ini melanggar prinsip demokrasi kami dan menunjukkan kurangnya penghargaan terhadap hak menentukan nasib sendiri," kata Egede kepada penyiar lokal KNR.
Dia menuntut sekutu Greenland bersikap lebih tegas.
"Kami belum melihat pernyataan jelas dari sekutu mana pun. Kami butuh dukungan teman-teman internasional. Karena itu, mereka harus bersuara lebih lantang—tidak ada jalan lain. Pernyataan samar-samar harus dihentikan," sebut Egede.
Pemerintah Greenland kini dalam masa transisi setelah pemilu 11 Maret dimenangi Partai Demokrat, partai pro-bisnis yang menginginkan kemerdekaan bertahap dari Denmark.
Pemimpin Partai Demokrat Jens-Frederik Nielsen menyerukan persatuan politik dan menyayangkan waktu kunjungan AS yang bertepatan dengan pembentukan koalisi dan jelang pemilu lokal pekan depan.
"Kita tidak boleh dipaksa masuk dalam permainan kekuatan yang tidak kita pilih," kata Nielsen pada Senin.
Menteri Luar Negeri Denmark Lars Lokke Rasmussen menyebut kunjungan ini "problematis" dan menunjukkan "kurangnya rasa hormat".
"Mereka bukan turis biasa. Ini jelas sebuah sinyal. Semacam serangan pesona untuk menarik Greenland ke AS," tutur Rasmussen kepada penyiar DR.
Keamanan Ekstra
Menurut media online Sermitsiaq, dua pesawat angkut militer Hercules AS tiba di ibu kota Greenland, Nuuk, Minggu (23/3) malam, membawa personel keamanan dan kendaraan antipeluru menjelang kunjungan delegasi AS.
KNR menyebutkan bahwa sekitar 60 polisi Denmark juga tiba di Nuuk pada Minggu.
Waltz dan Wright rencananya mengunjungi Pangkalan Luar Angkasa Pituffik, pangkalan militer AS yang terletak di rute terpendek Eropa-Amerika Utara dan vital untuk sistem peringatan rudal balistik. Mereka kemudian akan bergabung dengan Usha Vance mengunjungi situs bersejarah dan menghadiri balap kereta luncur anjing nasional.
Dalam video dari Konsulat AS di Greenland, Usha Vance menyatakan kunjungannya bertujuan "merayakan sejarah panjang hubungan saling menghormati dan kerja sama kedua negara".
Trump yang pertama kali mengemukakan ide membeli Greenland pada 2019, kembali menggulirkan wacana pengambilalihan pulau itu sejak kembali ke Gedung Putih Januari lalu dan tidak menutup kemungkinan menggunakan kekuatan militer.
Pemerintah Greenland dan Denmark sama-sama menentang rencana pengambilalihan AS.
Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen dalam pernyataan tertulis menegaskan pihaknya "menanggapi serius" kunjungan ini.
Dia menyatakan Denmark ingin bekerja sama dengan AS —sekutu NATO— tetapi berdasarkan "aturan dasar kedaulatan" dan menekankan bahwa Kopenhagen dan pemerintah Greenland akan terlibat dalam setiap pembicaraan dengan AS mengenai pulau tersebut.
Advertisement
