Liputan6.com, Jakarta - Laporan keuangan kuartal keempat Tesla (TSLA), yang akan dirilis pada Rabu setelah pasar tutup. Pengumuman itu datang saat investor mencari katalis baru untuk memulai kembali pergerakan saham perusahaan.
Saham Tesla menutup 2024 dengan kenaikan signifikan usai kemenangan pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Namun, kondisi segera berbalik, dengan penurunan 5% pada awal 2025. Tesla diperkirakan melaporkan pendapatan sebesar USD 27,21 miliar (berdasarkan estimasi Bloomberg), meningkat 8,1% dibandingkan tahun lalu. Dari sisi profitabilitas, pasar memperkirakan EPS yang disesuaikan sebesar USD 0,75, yang berarti laba bersih disesuaikan sebesar USD 2,67 miliar.
Baca Juga
Pada awal bulan ini, Tesla mengatakan telah mengirimkan 495.930 kendaraan secara global, meskipun ini kurang dari estimasi analis yang sekitar 510.400, menurut Bloomberg. Meskipun demikian, angka ini lebih tinggi dibandingkan 463.000 kendaraan yang dikirimkan pada kuartal sebelumnya dan 484.500 kendaraan yang dikirimkan tahun lalu.
Advertisement
Melansir Yahoo Finance, Rabu (29/1/2025), Tesla mengirimkan 1,78 juta kendaraan pada tahun 2024, sedikit kurang dari perkiraan analis sebanyak 1,8 juta dan menghasilkan total tahunan yang lebih rendah dibandingkan dengan 2023 yang mencapai 1,8 juta kendaraan.
Ini adalah penurunan pertama Tesla dibandingkan tahun sebelumnya, yang mengindikasikan persaingan baru, permintaan, dan kondisi ekonomi global mungkin mempengaruhi kinerja perusahaan.
Harga yang lebih murah masih menjadi kunci agar penjualan kendaraan listrik meningkat, dan Tesla berjanji akan meluncurkan kendaraan listrik dengan harga lebih rendah pada awal 2025, bersama dengan kendaraan baru lainnya yang dikatakan akan memungkinkan Tesla kembali mencapai laju pertumbuhan 50% dibandingkan 2023. Investor dan analis Wall Street berharap akan ada pembaruan terkait jadwal peluncuran kendaraan baru ini.
Â
Gerak Saham Tesla
Meski ada masalah pengiriman, saham Tesla meroket pada akhir 2024 setelah kemenangan pemilihan Presiden Donald Trump, dengan beberapa investor percaya Tesla akan mendapat keuntungan dari hubungan dekat CEO Elon Musk dengan Trump.
Laporan awal yang menyebutkan tim Trump akan melonggarkan aturan self-driving dianggap dapat mendongkrak upaya Tesla dalam pengembangan Full Self-Driving dan Robotaxi.
"Perkiraan kami, peluang AI dan otonom ini bernilai setidaknya USD 1 triliun untuk Tesla, dan kami sepenuhnya berharap di bawah pemerintahan Trump, inisiatif-inisiatif kunci ini akan dipercepat," tulis analis Wedbush, Dan Ives, dalam sebuah catatan.
Namun, tidak semua orang di Wall Street yakin. Ron Jewsikow dari Guggenheim Securities mengatakan hambatan masih ada.
"Mayoritas hambatan di jalur Tesla menuju robotaxi dan kendaraan otonom akan datang dalam bentuk regulasi negara bagian dan lokal yang benar-benar dapat mengontrol apa yang boleh beredar di jalan mereka," kata Jewsikow dalam wawancara dengan Yahoo Finance.Â
Advertisement
Nasib Sektor Otomotif di Bawah Komando Presiden Trump
Tidak semua langkah Trump di sektor otomotif dipandang positif untuk Tesla. Pembatalan target emisi karbon dioksida oleh Gedung Putih dan rencana untuk menghapus kredit pajak federal EV sebesar USD 7.500 membuat beberapa analis khawatir penjualan kendaraan listrik akan menurun.
Untuk mengatasi masalah produk, Tesla meluncurkan versi terbaru Model Y di AS dan Eropa pada akhir minggu lalu, membawa kembali sedikit semangat baru ke portofolio produknya yang sudah terasa tua.
Sementara Model Y baru dapat membantu Tesla meningkatkan penjualan untuk model terlarisnya, kendaraan yang lebih kontroversial, Cybertruck, menghadapi kesulitan tersendiri. Tesla mulai menawarkan diskon untuk Cybertruck yang ada di inventaris, yang berarti permintaan untuk kendaraan listrik pickup ini bisa mulai menurun.
Selain itu, Tesla juga mengistirahatkan pekerja lini produksi Cybertruck di pabrik Giga Austin pada awal Desember, meminta mereka untuk mengambil beberapa hari libur.
Menariknya, ini bukan kali pertama pekerja Cybertruck ditarik dari lini produksi. Pada Oktober lalu, empat pekerja pabrik mengatakan kepada Business Insider kalau mereka beberapa kali telah dikirim pulang atau diberikan latihan tambahan atau tugas membersihkan untuk mengisi jam kerja mereka.