Liputan6.com, Jakarta PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) berencana melakukan pembelian kembali (buyback) saham dengan nilai maksimal Rp 905 miliar, atau sekitar 10% dari total modal disetor. Langkah BNI ini bertujuan untuk mengurangi tekanan jual di pasar serta memberikan indikasi kepada investor bahwa harga saham BBNI saat ini belum mencerminkan fundamental perusahaan yang sebenarnya.
Buyback akan dibiayai menggunakan arus kas bebas (free cash flow) yang berasal dari saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya.
Baca Juga
Ini menunjukkan bahwa BNI memiliki likuiditas yang cukup kuat untuk melakukan aksi korporasi ini tanpa mengganggu operasional atau ekspansi bisnisnya.
Advertisement
Pendekatan ini juga memastikan bahwa buyback tidak akan membebani struktur keuangan perusahaan secara signifikan.
BNI akan mengajukan rencana buyback ini dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) yang dijadwalkan pada 13 Maret 2025. Setelah mendapatkan persetujuan, buyback akan dilakukan dalam jangka waktu maksimal 12 bulan.
Dengan rentang waktu yang cukup panjang, BNI memiliki fleksibilitas dalam mengeksekusi buyback pada momen yang paling strategis untuk memaksimalkan manfaat bagi pemegang saham.
Jaga Harga Saham
Selain untuk menjaga stabilitas harga saham, buyback ini juga diharapkan dapat memberikan kepercayaan tambahan kepada investor.
Dalam kondisi pasar yang bergejolak akibat berbagai sentimen global dan domestik, aksi ini menjadi salah satu strategi BNI untuk mempertahankan nilai saham dan memastikan bahwa perusahaan tetap menarik bagi para pemegang saham jangka panjang.
Â
Pengalihan Saham Hasil Buyback untuk Program Insentif
Setelah buyback selesai, BNI berencana mengalokasikan saham hasil pembelian kembali tersebut untuk program kepemilikan saham bagi pegawai, direksi, dan dewan komisaris. Program ini bertujuan sebagai bentuk kompensasi jangka panjang berbasis kinerja dan risiko, yang bertujuan meningkatkan keterlibatan serta motivasi manajemen dan karyawan dalam mencapai target perusahaan.
Program kepemilikan saham bagi pegawai dan eksekutif merupakan salah satu strategi yang umum diterapkan oleh perusahaan besar untuk menyelaraskan kepentingan manajemen dengan kepentingan pemegang saham. Dengan memiliki saham perusahaan, manajemen dan pegawai akan lebih terdorong untuk bekerja demi pertumbuhan jangka panjang dan peningkatan nilai perusahaan di pasar modal.
BNI telah menetapkan bahwa periode pemberian saham hasil buyback kepada pegawai, direksi, dan dewan komisaris akan berlangsung paling lama tiga tahun setelah buyback selesai. Hal ini memberikan fleksibilitas dalam pendistribusian saham, serta memastikan bahwa penerima manfaat adalah mereka yang berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan perusahaan.
Dengan adanya program ini, buyback tidak hanya berfungsi untuk stabilisasi harga saham, tetapi juga sebagai langkah strategis dalam menjaga loyalitas serta kinerja pegawai dan manajemen. Ke depan, efektivitas program ini akan bergantung pada implementasi serta dampaknya terhadap kinerja BNI secara keseluruhan dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan domestik.
Â
Advertisement
Dampak Buyback terhadap Harga Saham dan Kinerja Pasar
Buyback saham secara langsung dapat mengurangi jumlah saham yang beredar di pasar, yang berpotensi meningkatkan nilai per saham bagi pemegang saham yang tersisa. Dengan berkurangnya jumlah saham beredar, laba per saham (earnings per share/EPS) bisa mengalami kenaikan, yang pada akhirnya dapat menarik lebih banyak investor untuk berinvestasi di saham BBNI.
Namun, efektivitas buyback dalam mendukung harga saham tetap bergantung pada kondisi pasar dan sentimen investor secara keseluruhan. Selain faktor eksternal, kebijakan moneter Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) juga memainkan peran penting dalam pergerakan harga saham BBNI secara umum.
The Fed yang sebelumnya diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 100-125 bps di 2025, kini hanya memberikan sinyal pemangkasan sebesar 25-50 bps. Hal ini menyebabkan kekhawatiran bahwa suku bunga tinggi akan bertahan lebih lama, yang berpotensi menekan likuiditas pasar saham, termasuk di Indonesia.
Meski demikian, buyback tetap menjadi strategi yang dapat membantu menjaga harga saham BBNI dari penurunan lebih dalam. Dengan adanya aksi ini, investor dapat melihat bahwa manajemen BNI memiliki keyakinan terhadap fundamental perusahaan dan prospek bisnis ke depan.