BI Guyur Rp 291,8 Triliun ke Perbankan

Insentif likuiditas Bank Indonesia disalurkan kepada bank BUMN (Himbara) sebesar Rp 125,7 triliun. Sementara bank umum swasta nasional mengantongi Rp 132,8 triliun, dan kantor cabang bank asing sebesar Rp 5,4 triliun.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana Diperbarui 19 Mar 2025, 19:00 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2025, 19:00 WIB
Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 6,25%
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) saat memberikan keterangan terkait hasil Rapat Dewan Gubernur di Jakarta, Kamis (20/6/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan telah menyalurkan insentif Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) kepada perbankan sepanjang tahun ini sebesar Rp 291,8 triliun.

Adapun pemberian insentif Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) dilakukan melalui pengurangan giro bank di yang tersimpan Bank Indonesia, dalam rangka pemenuhan Giro Wajib Minimum (GWM) yang wajib dipenuhi secara rata-rata

"Hingga minggu kedua Maret 2025, Bank Indonesia telah memberikan insentif Oebijakan Likuiditas Makroprudensial sebesar Rp 291,8 triliun," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Rabu (19/3/2025).

Perry merinci, insentif likuiditas tersebut disalurkan kepada bank BUMN (Himbara) sebesar Rp 125,7 triliun. Sementara bank umum swasta nasional mengantongi Rp 132,8 triliun, dan kantor cabang bank asing sebesar Rp 5,4 triliun.

"Secara sektoral, insentif kebijakan tersebut disalurkan kepada sektor-sektor prioritas, pertanian, real estate, perumahan rakyat, konstruksi, perdagangan dan manufaktur, transportasi, pergudangan, pariwisata, ekonomi kreatif, serta UMKM, ultra mikro," bebernya.

Sebelumnya, Bank Indonesia juga telah menaikkan insentif likuditas perbankan untuk penyaluran kredit perumahan menjadi Rp 80 triliun. Guna mendukung program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam program 3 juta rumah.

Perry mengatakan, pihak bank sentral memberikan dukungan konkret untuk program perumahan. Dengan mendongkrak insentif likuiditas makroprudensial kepada bank-bank yang menyalurkan kredit perumahan, dari sebelumnya Rp 23,19 triliun.

"Dari hasil diskusi, kami akan menaikkan secara bertahap menjadi Rp 80 triliun untuk mendukung program perumahan ini," kata Perry beberapa waktu lalu.

Menurut dia, program pembangunan perumahan bakal turut menopang cita-cita pemerintah dalam mengejar pertumbuhan ekonomi 8 persen. Lantaran, itu bakal memberikan multiplier effect bagi penciptaan lapangan kerja, hingga meningkatnya belanja pemerintah.

"Bangun perumahan jelas butuh semen, butuh bata, butuh besi, dan akan menciptakan lapangan pekerjaan. Itu kenapa kami sangat mendukung program-program pemerintah," imbuh Perry.

 

Promosi 1

Sinergitas Pemerintah

Menteri PKP Maruarar Sirait. (Foto: Bank Indonesia)
Menteri PKP Maruarar Sirait. (Foto: Bank Indonesia)... Selengkapnya

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mengatakan, pertemuan ini jadi komitmen pemerintah untuk saling bersinergi dalam mengejar target pengadaan 3 juta rumah dari Prabowo.

"Pertemuan ini semangatnya satu, bagaimana kami sebagai menteri jalankan arahan Prabowo bangun dan renovasi 3 juta rumah dalam setahun," kata Ara, sapaan akrabnya.

"Likuiditas, dengan konteks yang ada, jadi sinergi pemerintah dengan moneter. Ini sangat baik dan di-support oleh ekosistem, oleh pak gubernur Bank Indonesia," dia menambahkan.

 

Dukungan BUMN

Senada, Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan, jajarannya beserta seluruh perusahaan pelat merah siap mendukung sepenuhnya visi dari Prabowo, khususnya dalam soal pembangunan rumah.

"Program-program pemerintah melalui kementerian masing-masing di perumahan, sukses story yang ada adalah melalui kerjasama lintas sektoral. Bagaimana dukung implementasinya secara real," ujar Erick.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya