IHSG Berpotensi Menguat, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini 27 Februari 2025

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berada di level support 6.509,6.480 dan level resistance 6.713,6.814 pada perdagangan Kamis, 27 Februari 2025.

oleh Agustina Melani Diperbarui 27 Feb 2025, 07:59 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2025, 07:59 WIB
IHSG Berpotensi Menguat, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini 27 Februari 2025
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan Kamis (27/2/2025). IHSG akan bergerak di kisaran 6.611-6.683. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan Kamis (27/2/2025). IHSG akan bergerak di kisaran 6.611-6.683.

IHSG naik 0,29 persen ke posisi 6.606 disertai dengan munculnya volume pembelian pada perdagangan Rabu, 26 Februari 2025.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pada worstcase scenario (merah dan biru), di mana posisi IHSG saat ini akan berpeluang menguat dalam jangka pendek ke rentang 6.611-6.683 terlebih dahulu.

“Selanjutnya IHSG akan terkoreksi lebih dalam yang akan menguji 6.269-6.399,” ujar Herditya.

Ia menuturkan, IHSG akan berada di level support 6.509,6.480 dan level resistance 6.713,6.814 pada perdagangan Kamis pekan ini.

Sementara itu, Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi menuturkan, IHSG terlihat melakukan rebound dengan bearish candle dan volume rendah.

“Selama di bawah garis moving average (MA)5 harian maka berpeluang untuk kembali melakukan koreksi dan membuat LL level untuk menyelesaikan target breakdown descending triangle-nya di 6.335,” ujar Wafi.

Ia menuturkan, jika mampu kembali breakout garis MA5, IHSG berpeluang untuk kembali rebound dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. “Range pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 6.500-6.700,” tutur dia.

Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi melemah terbatas dengan level support dan level resistance di 6.530-6.750.

Rekomendasi Saham

Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).

Sedangkan Wafi memilih saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI), dan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA).

Rekomendasi Teknikal

Tertekan, IHSG Akhir Pekan Berada di Zona Merah
Pekerja menatap layar monitor yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (7/2/2025). (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:

 

1.PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) - Buy on Weakness

Saham AMRT terkoreksi 7,05% ke 2.240 disertai dengan adanya peningkatan tekanan jual. "Kami memperkirakan, posisi AMRT saat ini sedang berada pada bagian dari wave [v] dari wave C dari wave (A)," ujar Herditya.

Buy on Weakness: 2.100-2.200

Target Price: 2.330, 2.470

Stoploss: below 2.040

 

2.PT Bank Jago Tbk (ARTO) - Buy on Weakness

Saham ARTO terkoreksi 1,04% ke 1.910 dan masih didominasi oleh tekanan jual. Herditya menuturkan, pihaknya memperkirakan, posisi ARTO saat ini  berada pada bagian dari wave v dari wave (c) dari wave [y], sehingga ARTO masih rawan melanjutkan koreksinya.

Buy on Weakness: 1.690-1.815

Target Price: 2.040, 2.270

Stoploss: below 1.615

 

 

3.PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) - Spec Buy

Saham BBRI menguat 0,53% ke 3.820 disertai dengan munculnya volume pembelian. "Kami perkirakan, posisi BBRI sedang berada di akhir wave [i] dari wave 5, sehingga koreksi BBRI akan relatif terbatas dan berpeluang menguat Kembali," ujar dia.

Spec Buy: 3.720-3.770

Target Price: 3.880, 4.050

Stoploss: below 3.610

 

 

4.PT Barito Renewable Energy Tbk (BREN) - Buy on Weakness

Saham BREN menguat 4,90% ke 6.425 disertai dengan munculnya volume pembelian. "Kami perkirakan, posisi BREN saat ini sedang berada pada abgian dari wave (v) dari wave [iii], sehingga BREN masih rawan kembali terkoreksi," tutur Herditya.

Buy on Weakness: 5.425-6.150

Target Price: 7.200, 7.750

Stoploss: below 5.275

 

Penutupan IHSG pada 26 Februari 2025

Tertekan, IHSG Akhir Pekan Berada di Zona Merah
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah hampir 2% hingga akhir perdagangan pada Jumat (7/2/2025). (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona hijau pada perdagangan saham Rabu, 26 Februari 2025. Penguatan IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham memerah.

Mengutip data RTI, IHSG naik tipis 0,29 persen ke posisi 6.606,17. Indeks LQ45 merosot 0,03 persen ke posisi 747,45. Indeks saham acuan cenderung bervariasi.

Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.682,86 dan level terendah 6.547,24. Sebanyak 359 saham melemah sehingga menekan IHSG. 238 saham menguat dan 193 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.068.519 kali dengan volume perdagangan 19,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 10,9 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.355. Investor asing jual saham Rp 323,75 miliar pada Rabu pekan ini. Seiring aksi jual itu, investor asing telah jual saham Rp 17,10 triliun sepanjang 2025.

Di tengah mayoritas sektor saham memerah, sektor saham teknologi memimpin penguatan dengan naik 8,72 persen. Sektor saham consumer siklikal bertambah 0,45 persen, sektor saham kesehatan melesat 0,43 persen dan sektor saham infrastruktur mendaki 0,08 persen.

Sementara itu, sektor saham consumer nonsiklikal susut 2 persen, sektor saham energi terpangkas 0,21 persen, sektor saham basic susut 0,84 persen, dan sektor saham industri merosot 0,47 persen.

Lalu sektor saham keuangan terpangkas 0,18 persen, sektor saham properti merosot 0,44 persen dan sektor saham transportasi susut 0,27 persen.

Sentimen IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Mengutip Antara, dalam kajian tim riset Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, bursa saham regional Asia cenderung variasi.

“Pasar cemas akan kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) pasca rilis indeks kepercayaan konsumen yang mengalami penurunan dari 105,3 menjadi 98,3,” demikian seperti dikutip.

Penurunan indeks kepercayaan konsumen AS menunjukkan adanya penurunan daya beli konsumen, yang tidak terlepas sikap konsumen dalam konsumsinya di tengah masih dibayangi ketidakpastian ekonomi global dampak kebijakan tarif dagang, inflasi dan suku bunga, sehingga mendorong konsumen cenderung menahan diri untuk membelanjakannya sehingga berdampak terhadap kondisi ekonomi yang tidak solid.

Sementara itu, pelaku pasar tampak menyambut baik apa yang dilakukan oleh kongres rakyat China, sehingga memberikan sentimen membaik untuk pelaku pasar mencari katalis baru.

Pasar menyerap pembaruan dari pertemuan Kongres Rakyat Nasional yang baru-baru ini berakhir, yang mana para pembuat kebijakan menekankan upaya untuk memperkuat ekonomi swasta, meningkatkan kepercayaan bisnis, serta menstabilkan kondisi pasar.

Dari dalam negeri, pelaku pasar merespons rilis terbaru dari Morgan Stanley Capital International yang menurunkan peringkat saham Indonesia dari posisi equal-weight (EW) menjadi underweight (UW).

“Posisi itu memberikan indikasi bahwa bahwa saham-saham di Indonesia mungkin akan berkinerja lebih buruk dibandingkan dengan saham-saham di negara lain yang terdapat dalam indeks MSCI,” demikian seperti dikutip.

Dalam rilisnya, MSCI mengungkapkan bahwa penurunan ini dikarenakan prospek pertumbuhan ekonomi domestik yang melemah dan meningkatnya tekanan terhadap profitabilitas.

Sehingga, penurunan ini menjadi suatu tantangan bagi pasar saham Indonesia, termasuk nilai tukar rupiah, karena dapat memicu aliran keluar dana asing yang semakin deras.

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya