Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan Kamis (27/2/2025). IHSG akan bergerak di kisaran 6.611-6.683.
IHSG naik 0,29 persen ke posisi 6.606 disertai dengan munculnya volume pembelian pada perdagangan Rabu, 26 Februari 2025.
Advertisement
Baca Juga
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pada worstcase scenario (merah dan biru), di mana posisi IHSG saat ini akan berpeluang menguat dalam jangka pendek ke rentang 6.611-6.683 terlebih dahulu.
Advertisement
“Selanjutnya IHSG akan terkoreksi lebih dalam yang akan menguji 6.269-6.399,” ujar Herditya.
Ia menuturkan, IHSG akan berada di level support 6.509,6.480 dan level resistance 6.713,6.814 pada perdagangan Kamis pekan ini.
Sementara itu, Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi menuturkan, IHSG terlihat melakukan rebound dengan bearish candle dan volume rendah.
“Selama di bawah garis moving average (MA)5 harian maka berpeluang untuk kembali melakukan koreksi dan membuat LL level untuk menyelesaikan target breakdown descending triangle-nya di 6.335,” ujar Wafi.
Ia menuturkan, jika mampu kembali breakout garis MA5, IHSG berpeluang untuk kembali rebound dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. “Range pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 6.500-6.700,” tutur dia.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi melemah terbatas dengan level support dan level resistance di 6.530-6.750.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).
Sedangkan Wafi memilih saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI), dan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA).
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) - Buy on Weakness
Saham AMRT terkoreksi 7,05% ke 2.240 disertai dengan adanya peningkatan tekanan jual. "Kami memperkirakan, posisi AMRT saat ini sedang berada pada bagian dari wave [v] dari wave C dari wave (A)," ujar Herditya.
Buy on Weakness: 2.100-2.200
Target Price: 2.330, 2.470
Stoploss: below 2.040
2.PT Bank Jago Tbk (ARTO) - Buy on Weakness
Saham ARTO terkoreksi 1,04% ke 1.910 dan masih didominasi oleh tekanan jual. Herditya menuturkan, pihaknya memperkirakan, posisi ARTO saat ini berada pada bagian dari wave v dari wave (c) dari wave [y], sehingga ARTO masih rawan melanjutkan koreksinya.
Buy on Weakness: 1.690-1.815
Target Price: 2.040, 2.270
Stoploss: below 1.615
3.PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) - Spec Buy
Saham BBRI menguat 0,53% ke 3.820 disertai dengan munculnya volume pembelian. "Kami perkirakan, posisi BBRI sedang berada di akhir wave [i] dari wave 5, sehingga koreksi BBRI akan relatif terbatas dan berpeluang menguat Kembali," ujar dia.
Spec Buy: 3.720-3.770
Target Price: 3.880, 4.050
Stoploss: below 3.610
4.PT Barito Renewable Energy Tbk (BREN) - Buy on Weakness
Saham BREN menguat 4,90% ke 6.425 disertai dengan munculnya volume pembelian. "Kami perkirakan, posisi BREN saat ini sedang berada pada abgian dari wave (v) dari wave [iii], sehingga BREN masih rawan kembali terkoreksi," tutur Herditya.
Buy on Weakness: 5.425-6.150
Target Price: 7.200, 7.750
Stoploss: below 5.275
Advertisement
Penutupan IHSG pada 26 Februari 2025
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona hijau pada perdagangan saham Rabu, 26 Februari 2025. Penguatan IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham memerah.
Mengutip data RTI, IHSG naik tipis 0,29 persen ke posisi 6.606,17. Indeks LQ45 merosot 0,03 persen ke posisi 747,45. Indeks saham acuan cenderung bervariasi.
Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.682,86 dan level terendah 6.547,24. Sebanyak 359 saham melemah sehingga menekan IHSG. 238 saham menguat dan 193 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.068.519 kali dengan volume perdagangan 19,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 10,9 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.355. Investor asing jual saham Rp 323,75 miliar pada Rabu pekan ini. Seiring aksi jual itu, investor asing telah jual saham Rp 17,10 triliun sepanjang 2025.
Di tengah mayoritas sektor saham memerah, sektor saham teknologi memimpin penguatan dengan naik 8,72 persen. Sektor saham consumer siklikal bertambah 0,45 persen, sektor saham kesehatan melesat 0,43 persen dan sektor saham infrastruktur mendaki 0,08 persen.
Sementara itu, sektor saham consumer nonsiklikal susut 2 persen, sektor saham energi terpangkas 0,21 persen, sektor saham basic susut 0,84 persen, dan sektor saham industri merosot 0,47 persen.
Lalu sektor saham keuangan terpangkas 0,18 persen, sektor saham properti merosot 0,44 persen dan sektor saham transportasi susut 0,27 persen.
Sentimen IHSG
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, bursa saham regional Asia cenderung variasi.
“Pasar cemas akan kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) pasca rilis indeks kepercayaan konsumen yang mengalami penurunan dari 105,3 menjadi 98,3,” demikian seperti dikutip.
Penurunan indeks kepercayaan konsumen AS menunjukkan adanya penurunan daya beli konsumen, yang tidak terlepas sikap konsumen dalam konsumsinya di tengah masih dibayangi ketidakpastian ekonomi global dampak kebijakan tarif dagang, inflasi dan suku bunga, sehingga mendorong konsumen cenderung menahan diri untuk membelanjakannya sehingga berdampak terhadap kondisi ekonomi yang tidak solid.
Sementara itu, pelaku pasar tampak menyambut baik apa yang dilakukan oleh kongres rakyat China, sehingga memberikan sentimen membaik untuk pelaku pasar mencari katalis baru.
Pasar menyerap pembaruan dari pertemuan Kongres Rakyat Nasional yang baru-baru ini berakhir, yang mana para pembuat kebijakan menekankan upaya untuk memperkuat ekonomi swasta, meningkatkan kepercayaan bisnis, serta menstabilkan kondisi pasar.
Dari dalam negeri, pelaku pasar merespons rilis terbaru dari Morgan Stanley Capital International yang menurunkan peringkat saham Indonesia dari posisi equal-weight (EW) menjadi underweight (UW).
“Posisi itu memberikan indikasi bahwa bahwa saham-saham di Indonesia mungkin akan berkinerja lebih buruk dibandingkan dengan saham-saham di negara lain yang terdapat dalam indeks MSCI,” demikian seperti dikutip.
Dalam rilisnya, MSCI mengungkapkan bahwa penurunan ini dikarenakan prospek pertumbuhan ekonomi domestik yang melemah dan meningkatnya tekanan terhadap profitabilitas.
Sehingga, penurunan ini menjadi suatu tantangan bagi pasar saham Indonesia, termasuk nilai tukar rupiah, karena dapat memicu aliran keluar dana asing yang semakin deras.
Advertisement
