Sentimen Aksi Jual Masih Besar, Investor Dapat Cermati Saham Ini

Indo Premier Sekuritas menyarankan investor untuk mencermati berbagai data ekonomi global dan domestik pada pekan ini.

oleh Gagas Yoga Pratomo Diperbarui 03 Mar 2025, 11:45 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2025, 11:45 WIB
Sentimen Aksi Jual Masih Besar, Investor Dapat Cermati Saham Ini
Pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun signifikan sebesar 7,83%, dari 6.818 ke 6.270.(Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun signifikan sebesar 7,83%, dari 6.818 ke 6.270. Investor asing melakukan aksi jual besar-besaran dengan total net sell mencapai Rp10,2 triliun, di mana Rp7,66 triliun berasal dari pasar reguler.

Dari semua sektor, hanya sektor teknologi (IDX Techno) yang mencatatkan kenaikan, yaitu sebesar 11,86%. Sektor saham lainnya berada di zona merah, dengan sektor bahan dasar (IDX Basic Materials) mengalami penurunan paling dalam, yaitu 12,63%. Penurunan ini dipicu oleh anjloknya saham TPIA (-16,51%) dan AMMN (-9,97%), yang terdampak aksi jual di pasar saham Indonesia.

Menurut Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Indri Liftiany Travelin Yunus, IDX Techno mendapat dorongan dari kenaikan harga saham DCII yang melonjak 43,99% dan mencapai harga tertinggi sepanjang sejarah di Bursa Efek Indonesia.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pasar

Lima faktor utama yang memengaruhi pasar saham pekan lalu antara lain rencana Presiden Donald Trump untuk memberlakukan tarif impor 25% bagi Uni Eropa, stimulus dari China berupa suntikan dana US$55 juta ke sistem perbankan pada Maret 2025, serta penurunan peringkat saham Indonesia dalam indeks MSCI oleh Morgan Stanley dari "equal-weight" ke "underweight". 

Selain itu, diresmikannya Badan Pengelola Investasi Danantara oleh Presiden Prabowo untuk mengelola aset dan dividen BUMN juga menjadi faktor yang mempengaruhi pasar. Faktor lainnya adalah melemahnya nilai tukar Rupiah hingga Rp16.574 per dolar AS.

"Berdasarkan sentimen yang ada para pelaku pasar merasa khawatir atas kondisi yang terjadi baik dari sisi global maupun domestik mulai dari kebijakan tarif Donald Trump yang berpotensi memicu inflasi dan menurunkan ekspektasi pemangkasan tingkat suku bunga acuan, hingga kondisi pasar saham Indonesia yang dirasa kurang menarik bagi investor asing," kata Indri dalam keterangan resmi, dikutip Senin (3/3/2025).

 

Prediksi Pasar Pekan Ini

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Selain itu, pada Jumat malam, terjadi pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Gedung Putih untuk membahas perang Rusia-Ukraina serta kerja sama terkait mineral langka. Namun, pertemuan ini berakhir dengan ketegangan dan tidak menghasilkan kesepakatan bilateral.

Prediksi Pasar Pekan Ini

Indri menyarankan investor untuk mencermati berbagai data ekonomi global dan domestik. Dari sisi global, beberapa indikator yang penting diperhatikan antara lain Indeks PMI Manufaktur China yang naik ke 50,2 dari 49,1, Indeks PMI Manufaktur AS yang diperkirakan naik ke 51,6, serta data Non-Farm Payrolls AS yang diprediksi turun ke 133.000 dari 143.000. 

"Sementara dari dalam negeri, investor perlu memantau Indeks PMI Manufaktur Indonesia yang diperkirakan meningkat ke 52,3 dari 51,9 serta tingkat inflasi Februari yang diperkirakan mengalami disinflasi ke 0,41% berkat kebijakan diskon tarif listrik dari pemerintah," ujar dia.

Berdasarkan kondisi ini, aksi jual besar-besaran diprediksi masih akan berlanjut pekan ini. IPOT memperkirakan IHSG bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah di rentang support 6.660 dan resistance 6.880.

Rekomendasi Saham dari IPOT

Tertekan, IHSG Akhir Pekan Berada di Zona Merah
Pekerja menatap layar monitor yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (7/2/2025). (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

IPOT merekomendasikan beberapa saham yang berpotensi menguntungkan di tengah kondisi pasar saat ini. Saham CMRY, yang saat ini berada di harga Rp4.560, ditargetkan mencapai Rp4.760 karena mencatatkan kenaikan laba bersih 22% YoY serta menunjukkan potensi penguatan lebih lanjut. 

Kemudian Saham LSIP, yang saat ini berada di harga Rp975, ditargetkan mencapai Rp1.015 karena sedang mencoba rebound dengan sinyal teknikal positif. 

Selanjutnya, saham ULTJ, yang saat ini berada di harga Rp1.420, ditargetkan mencapai Rp1.530 setelah menunjukkan pola candlestick hammer di level support dan mengalami lonjakan volume perdagangan. 

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya