Liputan6.com, Jakarta - Indeks saham utama anjlok pekan ini seiring investor berjuang untuk memahami kebijakan tarif dagang Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang berubah-ubah.
Mengutip CNBC, Jumat (7/3/2025), saat ditanya di Ruang Oval pada Kamis, 6 Maret 2025, apakah menurut dia tarifnya yang membuat pasar takut, Donald Trump menyalahkan pihak lain.
Advertisement
Baca Juga
"Yah, banyak dari mereka adalah negara dan perusahaan globalis yang tidak akan berjalan dengan baik," jawab Trump, seperti dikutip dari CNBC.
Advertisement
"Karena kita mengambil kembali hal-hal yang telah diambil dari kita bertahun-tahun yang lalu."
Donald Trump tidak menjelaskan lebih lanjut tentang hal-hal apa saja itu.
"Kita telah diperlakukan sangat tidak adil sebagai sebuah negara," lanjutnya.
"Kita melindungi semua orang. Kita melakukan segalanya untuk semua negara ini, dan banyak dari mereka yang bersifat globalis,"
Tidak jelas apa yang bersifat globalis, tetapi NBC melaporkan pada Kamis pemerintahan Trump sedang mempertimbangkan perombakan cara berinteraksi dengan sekutu NATO.
Donald Trump kembali menyalahkan "para globalis" atas kemerosotan pasar. “Menurut saya, kaum globalislah yang melihat betapa kayanya negara kita nantinya, dan mereka tidak menyukainya.”
Selama satu jam, Trump menggunakan kata “globalis” untuk menggambarkan orang, perusahaan, dan negara, sehingga sulit untuk menjelaskan secara spesifik apa yang sedang dibicarakannya.
Namun, selama masa jabatan pertamanya, Trump berulang kali mengecam serangkaian gagasan yang disebutnya “globalisme,” dan melabeli beberapa lawan politiknya sebagai "globalis,”. Saat ia mendorong pandangan dunianya yang nasionalis dan isolasionis.
Dapat Kritikan
Kata tersebut menuai kecaman dari para kritikus yang mengatakan bahwa kata tersebut terkait dengan teori konspirasi antisemit tentang orang Yahudi.
Menurut Komite Yahudi Amerika atau the American Jewish Committee, istilah “globalis” saat ini digunakan sebagai “kata sandi untuk orang Yahudi yang dianggap sebagai elit internasional yang berkonspirasi untuk melemahkan atau menghancurkan masyarakat ‘Barat’ menggunakan koneksi internasional dan kendali mereka atas perusahaan-perusahaan besar.”
Tidak biasa bagi Trump untuk menggunakan istilah “globalis” sebagai istilah umum untuk apa yang ia klaim sebagai pendorong pergerakan pasar saham sehari-hari.
Gedung Putih tidak segera membalas ketika dimintai konteks tambahan tentang seruan Trump terhadap istilah tersebut.
Pernyataan di Ruang Oval itu muncul saat Trump, hanya dua hari setelah mengenakan tarif 25% pada Kanada dan Meksiko, mengeluarkan pengecualian sementara untuk banyak barang yang masuk ke AS dari kedua negara tetangga tersebut.
Ia membantah jeda tersebut terjadi sebagai respons terhadap kemerosotan pasar.
"Tidak ada hubungannya dengan pasar. Saya bahkan tidak melihat pasar,” ujar dia.
Bahkan saat Trump menolak gagasan kalau tarifnya memicu aksi jual, ia sekali lagi mengakui bea tersebut dapat mengguncang pasar sementara waktu.
"Akan selalu ada sedikit gangguan jangka pendek. Saya tidak berpikir itu akan menjadi besar, tetapi negara dan perusahaan yang telah menipu kita tidak terlalu senang dengan apa yang saya lakukan,” ujar dia.
Advertisement
Pembukaan Bursa Saham Asia Pasifik pada 7 Maret 2025
Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik anjlok pada perdagangan Jumat (7/3/2025). Koreksi bursa saham Asia Pasifik mengikuti wall street setelah konsesi tarif dagang Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump gagal menenangkan investor.
Mengutip CNBC, pelaku pasar juga khawatir dengan data ekonomi dari AS, yang meningkatkan kekhawatiran kebijakan Donald Trump dapat menghambat ekonomi AS.
Beige Book Federal Reserve dan pembacaan manufaktur Institute for Supply Management mengindikasikan kekhawatiran akan kenaikan biaya input karena tarif.
Data dari Challenger, Gray & Christmas yang dirilis Kamis menunjukkan pengumuman PHK melonjak ke level tertinggi 2020, yang menurut perusahaan penempatan kerja didorong oleh upaya Trump dan miliarder Elon Musk untuk mengurangi tenaga kerja pemerintah federal.
Di Asia, para pedagang akan melihat data perdagangan gabungan Tiongkok untuk bulan Januari dan Februari. Badan bea cukai Tiongkok merilis data untuk dua bulan pertama sebagai angka gabungan, untuk memperhitungkan liburan Tahun Baru Imlek.
Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan pertumbuhan ekspor melambat menjadi 5% tahun-ke-tahun, sementara pertumbuhan impor diperkirakan tetap stabil pada 1%.
Indeks acuan di Jepang yakni Indeks Nikkei 225 turun 2,01 persen. Sedangkan indeks Topix merosot 1,8 persen. Indeks Kospi di Korea Selatan melemah 1,15 persen, dan indeks Kosdaq susut 0,57 persen.
Sementara itu, indeks ASX 200 di Australia terpangkas 1,28 persen. Indeks Hang Seng di Hong Kong berada di posisi 24.085, turun dari penutupan sebelumnya di posisi 24.369,71.
Di wall street, tiga indeks saham anjlok. Indeks Nasdaq merosot 2,61 persen. Indeks Dow Jones terpangkas 0,99 persen dan indeks S&P 500 terperosok 1,78 persen.
