BI Rate Naik, IHSG Ambruk 61 Poin

IHSG anjlok 61,08 poin (1,38%) ke level 4.380,64. Pelemahan ini dikuti indeks saham bluechips yang juga melemah sebesar 1,6%.

oleh Syahid Latif diperbarui 12 Nov 2013, 16:09 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2013, 16:09 WIB
bi-rate-131008b.jpg
Keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan BI rate ke level 7,5% menjadi kabar buruk jelang penutupan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sentimen internal ini diperberat dengan munculnya kekhawatiran penghentian stimulus bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserves.

Kenaikan BI rate diluar perkiraan para analis ini membuat emiten-emiten terkait kebijakan suku bunga mengalami tekanan cukup dalam. Emiten perbankan dan konstruksi menjadi sektor saham yang mengalami pelemahan terdalam.

Pada penutupan perdagangan Selasa, (12/11/2013), IHSG anjlok 61,08 poin (1,38%) ke level 4.380,64. Pelemahan ini diikuti indeks saham bluechips yang juga melemah sebesar 1,6%.

Transaksi perdagangan saham kali ini mencapai 154.929 kali dengan saham berpindahtangan mencapai 4,42 miliar. Nilai transaksi perdagangan saham mencapai Rp 4,99 triliun.

Sentimen negatif BI rate membuat 195 emiten bergerak jatuh ke zona merah. Sebanyak 66 emiten bergerak di zona hijau sementara 91 lainnya tetap tak mau beranjak di posisinya saat ini.

Perdagangan saham kali ini dipenuhi dengan berbagai sentimen yang membuat pelaku pasar memilih aksi tunggu (wait & see). Selain pengumuman BI rate, pelaku pasar juga menunggu pidato kedua pemimpin The Fed. Berbagai kondisi yang mengkhawatirkan semakin diperberat dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Masih sama dengan perdagangan sebelumnya, pemodal asing masih melanjutkan aksi jual saham. Nett sell asing mencatat nilai sekitar Rp 500 miliar.

Seperti sudah diperkirakan sebelumnya, keputusan BI rate akan  memberikan tekanan besar pada dua sektor saham yaitu keuangan dan konstruksi. Kedua sektor saham itu mencatat pelemahan masing-masing 2,82% dan 2,78%.

Pelemahan sektor saham juga dialami sektor industri aneka 1,9%, industri dasar 1,51%, dan manufaktur 1,35%.

Di tengah banyaknya pelemahan sektor saham, emiten pertanian kembali menjadi pilihan pelaku pasar untuk menyelamatkan investasinya. Sektor pertanian menguat sebesar 1,72% dan infrastruktur 0,61%.

Emiten perkebunan kali ini menjadi pengisi top gainer perdagangan saham. Daftar pencetak kenaikan harga saham tertinggi dihuni oleh MERK yang menguat Rp 1.500, ITMG Rp 1.450, SMAR Rp 350, AALI Rp 350, dan JMSR Rp 250.

Sementara daftar top losser kali ini diisi oleh INTP Rp 650, LPCK Rp 450, STTP Rp 350, ICBP Rp 350, dan FISH Rp 350. (Shd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya