Andai Nasib Baik Iringi Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2017

Jika saja Hansamu Yama Pranata, Muhammad Hargianto, atau Marinus Wanewar tidak terpancing emosi

oleh Harley Ikhsan diperbarui 27 Agu 2017, 17:15 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2017, 17:15 WIB
Timnas Indonesia
Timnas Indonesia U-22 menang atas Kamboja 2-0 di Shah Alam Stadium, Rabu (24/8/2017). (twitter.com/pssi__fai)

Liputan6.com, Jakarta Timnas Indonesia saat ini cuma bisa berandai-andai apa yang terjadi jika nasib baik mengiringi perjalanan mereka di SEA Games 2017, Kuala Lumpur, Malaysia. Mungkin, Garuda muda tak berakhir tragis usai menerima kekalahan 0-1 dari Malaysia pada babak semifinal di Stadion Shah Alam, Sabtu (26/8/2017).

Jika saja Hansamu Yama Pranata, Muhammad Hargianto, atau Marinus Wanewar tidak terpancing emosi saat Timnas Indonesia bertemu Kamboja pada laga terakhir Grup B, Ketiganya tidak terkena sanksi disiplin dan, tanpa mengecilkan peran pemain lain, dapat membantu timnas mengalahkan Malaysia. 

Andai saja Tejas Nagvenkar, wasit yang memimpin Indonesia kontra Kamboja, tidak mengobral kartu seperti pengadil semifinal timnas vs Malaysia, Lakmal Weerakkody, mungkin Hansamu, Hargianto, atau Marinus terlepas dari sanksi disiplin dan bisa merumput di semifinal.

Tanda tanya terkait kepemimpinan dua korps berbaju hitam itu memang kontras. Tejas Nagvenkar mengeluarkan tujuh kartu kuning, lima di antaranya bagi anggota timnas. Sedangkan Lakmal Weerakkody sama sekali tidak mengganjar pemain.

Andai pula Ezra Walian tenang menghadapi serangkaian kesempatan yang dimilikinya di Stadion Shah Alam. Siapa tahu dia dapat mencetak salah satu di antaranya. Dengan begitu, dia juga tidak menjadi sasaran kekecewaan warganet.

Terakhir, jika saja pertahanan Indonesia mampu menjaga konsentrasi tiga menit sebelum waktu normal, maka barangkali Thanabalan Nadarajah tidak leluasa menanduk bola hasil tendangan penjuru dan merobek gawang Satria Tama. Pertandingan pun bakal terus dilanjutkan dan harapan Timnas Indonesia merebut tiket final tetap terbuka.

*CLEAR mendukung athlete Indonesia untuk terus #PakaiKepalaDingin dan jadi juara. Banyak tantangan yang akan dihadapi para atlet saat sesi latihan ataupun pertandingan, terutama kelelahan serta munculnya keringat berlebih di kepala. CLEAR Ice Cool Menthol memberikan 3X kesegaran, shampoo pilihan no.1 di Indonesia untuk cara menghilangkan ketombe. Tak perlu khawatir dengan adanya ketombe, hadapi dengan shampoo anti ketombe terbaik.

Kenyataan Timnas

Namun, semua itu hanya andai-andai. Timnas harus terima kenyataan kalah 0-1 dari Malaysia dan menunda impian mengakhiri paceklik emas SEA Games, setidaknya hingga dua tahun lagi.

Terakhir kali Indonesia menjuarai sepak bola di pesta olahraga terbesar Asia Tenggara pada 1991. Sejak itu, timnas hampir memupus dahaga usai lolos final 1997, 2011, dan 2013. Namun, mereka dikalahkan Thailand pada 1997 dan 2013, dengan Malaysia menghadang tahun 2011.

Pemain Timnas Indonesia U-22 terduduk dikalahkan Malaysia pada semifinal SEA Games di Stadion Shah Alam, Sabtu (26/8/2017). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kekalahan ini sekaligus mengulang partisipasi 2015. Ketika itu, timnas juga terhenti di semifinal karena dihancurkan Thailand.

Kini timnas tidak boleh menyesali diri sendiri atau menyalahkan pihak tertentu. Sebab, Indonesia masih berkesempatan memburu kehormatan di Kuala Lumpur. Evan Dimas dan kawan-kawan dapat membawa pulang perunggu jika mengalahkan Myanmar di Stadion Bukit Jalil, Selasa (29/8/2017).

Semangat terus memburu prestasi, sekecil apa pun maknanya, tentu jauh lebih baik ketimbang membayangkan apa yang mungkin terjadi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya