Liputan6.com, Jakarta Film Soekarno garapan Multivision Plus (MVP) Pictures yang tayang pada Desember lalu digadang-gadang menjadi pemecah rekor box office film Indonesia dengan menargetkan 5 juta penonton. Apa daya, hingga turun layar, film yang disutradarai Hanung Bramantyo ini hanya mampu menghasilkan 970ribu penonton.
Sejauh ini, film dengan penjualan tertinggi masih dipegang oleh 'Habibie & Ainun' yang dipirsa lebih empat juta pasang mata. Lantas, apa kata Hanung menyikapi film Soekarno yang gagal mencapai target itu?
Hanung menduga, merosotnya penjualan film Soekarno lantaran adanya kasus hukum yang membelit ketika film itu diluncurkan ke masyarakat. Seperti diketahui, Rachmawati yang merupakan putri Bung Karno menolak penayangan film itu dan menggugat Hanung beserta MVP Pictures ke pengadilan.
"Karena ada kasus itu, film ini terkesan negatif dan membuat orang malas menonton. Apalagi, setelah dicermati film-film yang laku di Indonesia berawal dari sesuatu yang positif," ujar Hanung saat jumpa pers di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (2/7/2014).
Hanung mencontohkan, film Habibie & Ainun bisa meraih 4 juta penonton karena media menginformasikan hal yang positif ke masyarakat.
"Angka 4 juta penonton itu didapat karena seseorang nonton berkali-kali. Dia ajak saudara, keluarga, dan komunitasnya. Nah itu bisa terjadi kalau imej filmnya positif," tandas Hanung.(Jul/Mer)