Psikolog: Tidak Etis Marshanda Dinilai Mengalami Gangguan Mental

Melihat kondisi Marshanda, psikolog anak, dr. Rose Mine, M.Psi menilai kejadian yang dialami Chacha disebabkan dua hal.

oleh Rizky Aditya Saputra diperbarui 06 Agu 2014, 14:30 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2014, 14:30 WIB
Ini Potret Perjalanan Hidup Marshanda
Usai menggugat cerai Ben. Muncul video Marshanda tanpa mengenakan hijab. Kontan perilakunya ini mendapat kecaman dari fansnya (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Nama Marshanda terus menjadi perbincangan hangat belakangan ini. Pesinetron Bidadari ini mengaku telah dipasung oleh sang ibu, Riyanti Sofyan sejak 26 Juli hingga 2 Agustus 2014. Bahkan, gara-gara perbuatan tersebut, Chacha, sapaannya, mengaku mengalami guncangan jiwa. Hal itu diungkapkan Chacha dalam surat supaya Rumah Sakit (RS) Abdi Waluyo dapat mengeluarkannya kala itu.

"Saya sadar masuknya saya ke rumah sakit ini bukan atas kehendak bebas saya. Saya dipaksa untuk sampai ke mari dan karena ini bukan kehendak saya, saya mengalami guncangan jiwa. Karenanya sekali lagi saya mohon untuk segera keluar dari rumah sakit ini," urai Chaca.

Melihat situasi tersebut, psikolog anak dr. Rose Mini, M.Psi punya pandangan sendiri. Psikolog yang akrab disapa Bunda Romi ini menilai kejadian yang dialami istri Ben Kasyafani itu disebabkan dua hal.

"Manusia itu tumbuh dengan dua hal, dari nature itu faktor genetik, kemudian faktor lingkungan. Dia (Chacha) sudah diberikan anugerah dari Tuhan nih sifat-sifatnya seperti reaktif dan temperamen, tapi dia semakin terbentuknya seperti apa yang diterimanya dari lingkungan," ungkap Bunda Romi kepada Liputan6.com di Jakarta, Rabu (6/8/2014).

Selain itu, Bunda Romi menilai tidak etis jika masyarakat langsung menilai Marshanda telah mengalami gangguan mental atau berkepribadian ganda hanya dari tayangan dia marah-marah di Youtube. Pasalnya, untuk menilai seseorang itu memiliki gangguan mental atau tidak, dibutuhkan pemeriksaan secara mendalam.

"Kalau saya nggak bisa melihat dia tanpa memeriksa secara langsung. Karena itu kan hanya di kulitnya saja yang kita lihat. Lalu hanya dari sisi pengacaranya saja, atau dari Chachanya saja. terlalu dini untuk menentukan apakah dia dalam kategori tertentu," ucapnya.

Kemudian, psikolog berkacamata ini menyarankan supaya Chacha dan ibunda dapat berbicara dari hati ke hati. "Saya melihatnya, essensial di hubungan ibu dan anak. Apa yang menjadi masalah, misal Chacha apa yang tidak disukai dari ibunya, dan ibunya apa yang tidak disukai dari Chacha. Ini harus dibicarakan, jangan dibiarkan karena ini inti masalahnya," tuntas Bunda Romi.(Ras/Mer)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya