Sama Seperti FPI, Rhoma Tolak Ahok Jadi Gubernur DKI Jakarta

Rhoma terang-terangan tak mendukung naiknya Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta.

oleh Rizky Aditya Saputra diperbarui 06 Okt 2014, 20:30 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2014, 20:30 WIB
Rhoma Irama
Rhoma Irama [Sapto Purnomo/Liputan6.com]

Liputan6.com, Jakarta Rhoma Irama Tolak Ahok Jadi Gubernur DKI Jakarta

Sejak Joko Widodo mundur dari kursi Gubernur DKI Jakarta karena menjadi presiden terpilih, otomatis Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok diangkat sebagai pengganti Jokowi. Beragam reaksi pun muncul, salah satunya dari Front Pembela Islam (FPI) yang menyuarakan penolakan terhadap Ahok.

Hal senada juga diutarakan oleh pedangdut Rhoma Irama. Artis yang pernah mencalonkan diri sebagai Presiden RI itu terang-terangan tak mendukung naiknya Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta.

"Saya pribadi tidak mendukung Ahok, karena ada larangan Islam, ada subjektivitas agama. Itu bukan saya tidak suka pada personal, tapi ini amanat Allah. Pesan langsung dari Allah untuk tidak boleh mengangkat pemimpin yang bukan seaqidah," ujar Rhoma di Cipayung, Jakarta Timur, Senin (6/10/2014).

"Ini yang sangat prinsip. Karena di semua negara, pasti mayoritas agama akan menolak yang minoritas sebagai pemimpin," lanjutnya.

Selain itu, raja dangdut 67 tahun ini juga punya alasan umum mengapa dirinya kurang suka dengan sosok Ahok yang digadang banyak orang tegas dan berani. Kata Rhoma, banyak pernyataan Ahok yang kasar dan kontroversial.

"Apalagi Ahok ini banyak statement yang kontroversial, seperti Sekolah Dasar yang tidak boleh memotong kurban, padahal itu pendidikan agama sejak dini. Kenapa dia nggak melarangnya anak SD tidak boleh membawa gadget atau handphone ke sekolah? Itu kan bisa lebih positif," urai pelantun lagu Darah Muda ini.

Meski begitu, Rhoma mengaku akan menghargai segala keputusan konstitusional terkait pengangkatan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta.

"Tetap harus konstitusional. Suka boleh, tidak suka juga boleh. Tapi suka atau tidak ada acuannya yaitu konstitusional dan tidak anarkis. Demo boleh, itu ciri dari demokrasi kita, asal tidak anarkis," pungkasnya. (Ras)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya