EKSKLUSIF Wawancara Dennis To, Tentang Wushu dan Ip Man

Di sela kompetisi Kejuaraan Dunia Wushu 2015, Liputan6.com mewawancarai Dennis To, bintang film Hong Kong, Ip Man: The Legend Is Born.

oleh Ade Irwansyah diperbarui 20 Nov 2015, 14:50 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2015, 14:50 WIB
Dennis To, mantan atlet wushu yang tampil di film Ip Man.
Dennis To, mantan atlet wushu yang tampil di film Ip Man (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah))

Liputan6.com, Jakarta Ada wajah familiar di antara penonton di hari terakhir pertandingan kompetisi Kejuaraan Dunia Wushu 2015, Rabu (18/11/2015). Setidaknya bagi saya. Wajah itu seorang bintang film Hong Kong yang wajahnya saya lihat di film Ip Man: The Legend is Born rilisan 2010 silam. Nama aktor itu Dennis To, 34 tahun.

Ia tampak khusyuk menyaksikan pertandingan hari itu. Di sampingnya duduk seorang wanita usia jelang paruh baya--yang kemudian saya tahu bernama Michell Wong, seorang eksekutif produser dari rumah produksi film Kings Star Films Group Ltd. Saya mendekati keduanya. Memanggil nama Dennis dan mohon ijin wawancara.

Michell lalu bertukar tempat duduk Dennis, agar saya bisa lebih nyaman berbincang. Pertanyaan pertama yang saya ajukan:

"Apa yang sedang Anda lakukan di kejuaraan dunia wushu ini?"

Ia menjawab, "Saya manajer tim wushu dari Hong Kong. Ini pertama kali saya jadi manajer, dan pertama kali pula ke Indonesia."

Dennis To di film Ip Man: The Legend Is Born (2010). (dok. istimewa)

Bagi Dennis, wushu bukan perkara asing. Sebelum jadi aktor, ia lebih dulu jadi atlet wushu. "Saya berlatih wushu sejak usia enam tahun."

Apa yang membuatnya tertarik menekuni ilmu beladiri wushu. "Jet Li," jawabnya. Ia bercerita ketika kecil melihat Jet Li menunjukkan kebolehannya melakukan aksi beladiri wushu. "Sejak saat itu saya tertarik dengan wushu. Dan Jet Li adalah idola saya. Saya senang sekali ia kemarin membuka turnamen ini."

Baca Juga

Selama menjadi atlet wushu, Dennis menunjukkan prestasi yang membanggakan. Prestasi yang ditorehkannya antara lain mewakili Hong Kong dan merebut emas nomor Changquan pada kejuaraan dunia wushu 1999. Ia juga pernah menyabet perak di Asian Games 2002.

Bermodal wajah tampan dan keahlian beladiri mengantarkan Dennis ke dunia akting. Hong Kong memang kampung halaman film kung fu. Dari negeri bekas koloni Inggris ini lahir bintang-bintang film yang aslinya jago kung fu macam Bruce Lee, Jacky Chan hingga Jet Li.

Maka, jalan bagi Dennis jadi aktor mulus-mulus saja. Meski begitu, ia sendiri tak pernah merencanakannya. "Ketika umur saya 25 tahun saya berada di persimpangan, apa akan meneruskan karier profesional sebagai atlet, atau mencari pekerjaan lain," ia mulai bercerita.

Dennis To di film Ip Man: The Legend Is Born (2010). (dok. istimewa)

"Suatu hari, guru wushu saya memanggil menawarkan pekerjaan sampingan. Ia meminta saya melatih kung fu aktor-aktor yang sedang syuting film Ip Man. Jadi saya ke tempat syuting dan melatih mereka," kisahnya. Rupanya, Dennis tak hanya diminta melatih. Ia juga kebagian peran.

Ip Man yang rilis 2008 jadi debut aktingnya. Film tersebut dianggap pencapaian baru film kung fu Hong Kong. Ip Man mengangkat bintangnya, Donnie Yen jadi mega super star. Namun, di Ip Man pertama itu, Dennis hanya kebagian peran kecil. Di Ip Man kedua ia diajak main lagi, jadi salah satu murid Sammo Hung. "Saya di situ pakai kumis," katanya.

Setelah Ip Man dan Ip Man 2, Dennis dapat peran besar: jadi bintang utama Ip Man: The Legend is Born. Film tersebut bukan lanjutan Ip Man yang dibintang-utamai Donnie Yen. Melainkan sebuah prekuel dari dua film Ip Man yang sudah edar. Dibilang prekuel karena kisahnya mengangkat masa muda sang jago kung fu.

Sejak sukses Ip Man, Hong Kong seperti menemukan sosok pahlawan kung fu baru. Bila di akhir 1980-an dan 1990-an, tokoh kung fu yang banyak diangkat adalah Wong Fei Hung dan Fong Sai Yuk, maka menginjak akhir 2000-an, Ip Man, seorang jago kung fu yang pernah hidup dari 1893-1972 paling banyak diangkat jadi film.

Hingga kini, telah lahir lima film tentang Ip Man. Selain tiga film Ip Man yang sudah disebut di atas, ada pula Ip Man: The Final Fight, tentang sang jago kung fu di usia paruh baya yang dibintangi Anthony Wong serta The Grandmaster, kisah Ip Man dengan pendekatan artistik oleh Wong Kar Wai. Donnie Yen kabarnya pula telah merampungkan Ip Man 3.

Dennis To mantan atlet wushu yang tampil di film Ip Man (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Saya lantas bertanya pada Dennis To, kenapa sosok Ip Man begitu menarik hingga difilmkan berkali-kali?

"Pertama karena Ip Man adalah guru Bruce Lee," jawab Dennis. Ya, sebelum jadi bintang film kung fu yang mendunia, Bruce Lee berguru pada Ip Man. Katanya, orang penasaran seperti apa orang yang berjasa melatih Bruce Lee kung fu.

Kedua, katanya, aliran kung fu yang dibawa Ip Man: wing chun. "Orang mungkin sudah bosan dengan gerakan kung fu yang itu-itu melulu. Mereka butuh sesuatu yang baru. Hal itu ada pada aliran kung fu wing chun."

Bruce Lee saat berlatih dengan gurunya, Ip Man. (dok. istimewa)

Bagi yang sudah menonton film-film Ip Man memang terlihat perbedaan jurus kung fu wing chun dengan jurus aliran lain. Meski kerap dikatakan aliran kung fu untuk wanita, karena gerakannya yang mirip orang menari, jurus-jurus wing chun tetap mematikan.

Sejak 2006, Dennis To tak lagi jadi atlet wushu. Ia kini mengabdikan diri sebagai aktor. Desember nanti, katanya, film barunya bakal rilis di sekitar liburan Natal. Katanya juga ada film kung fu besar yang ia siap bintangi tahun depan.

Dennis To masih ingat dengan jelas bagaimana ia pertama kagum melihat Jet Li ketika kecil. "Dia mengagumkan, dia idola saya," katanya. Ia pun merasa masa depannya di film bakal cerah. "Di Hong Kong, Tiongkok atau negara Asia lain film kung fu selalu digemari. Saya rasa ke depan akan lebih baik," ujarnya optimis. (Ade/Rul)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya