Liputan6.com, Jakarta Singapura kembali harus kehilangan satu kontestannya di ajang bergengsi Dangdut Academy Asia atau D'Academy Asia. Lynn Malik yang masuk dalam Grup C, harus mengakui keunggulan lawannya dari 3 negara, yaitu Lesti (Indonesia), Hazman (Malaysia), dan George Maxson (Brunei).
Lynn Malik sebenarnya sudah memiliki album musik di negaranya. Namun musik dangdut tampaknya tak cukup dikuasainya. Lagu 'Geboy Mujair' milik Ayu Ting Ting terdengar fals didendangkan dara berusia 30 tahun ini. Alhasil, perolehan poinnya di konser result Top 20 pada Senin-Selasa (23-24/11/2015) menjadi yang terendah dari 3 kontestan lain.
Advertisement
Dengan komposisi juri Mayuni Omar (Singapura), DJ Daffi (Brunei), Hetty Koes Endang (Indonesia), dan Pak Ngah (Malaysia), penampilan Lynn hanya meraih total 558 poin hasil dari 274 di malam pertama dan 284 untuk malam kedua. Padahal di hari Senin, Lynn ada di posisi ke-3.
Baca Juga
Hazman yang tampil apik di malam kedua berhasil melewatinya. Hazman sebelumnya ada di urutan buncit dengan selisih tipis 2 poin. Namun di malam kedua dengan tambahan 309 angka, Hazman total mendapat 581 poin. Jumlah ini sudah cukup menyelamatkan Malaysia dari tersingkir di kompetisi.
Jagoan tuan rumah yang diprediksi bakal melenggang mulus di Grup C, Lesti, tampil cemerlang di malam pertama. Melantunkan lagu 'Jera' dengan penuh ekspresif, Lesti berhasil memukau 7 komentar dan 4 juri serta seluruh penonton, baik di studio maupun di rumah. Tak ayal, dari total poin maksimal 400, Lesti sukses meraih 367 poin.
Di malam kedua, Lesti menyanyikan lagu 'Zainal' milik Rita Sugiarto. Penampilan Lesti juga masih jadi yang terbaik meski mendapat beberapa kritik karena pemilihan lagu balada yang sudah jadi 'makanannya'.
Tak heran, poin yang ia peroleh mengalami penurunan 6 poin. Dari 2 penampilan, akhirnya Lesti mendapat 728 poin. Ini adalah rekor poin terbanyak dari seluruh poin yang dikumpulkan kontestan dari Grup A hingga C sejauh ini.
Finalis terakhir di grup ini adalah George Maxson. Penampilan nyentriknya sedikit mirip dengan komentator gaya busana D'Academy Asia, Ivan Gunawan. George membuat komentator yang juga kompatriotnya, Fakhrul Rozi, sampai terharu dan tak sanggup berkata-kata melihat penampilannya yang menurutnya membuatnya bangga.
George berhasil nangkring di peringkat ke-2 dengan raihan total 597 poin. Meski tak diunggulkan dan rasanya bukan tandingan yang setara dengan Lesti, George bisa menghibur dengan pribadinya yang charming dan bikin gemas.
Tanpa mengesampingkan 2 finalis tersisa, Grup C rasanya hanya jadi milik Lesti. Tak seperti Grup A dan B di mana kita melihat ada 2 finalis yang terlihat menonjol, Grup C bahkan cuma jadi panggung Lesti menampilkan aksi spektakulernya.
Dua komentator dari negeri tetangga yaitu Rosalina (Singapura) dan Fakhrul sampai berkata, Lesti tak sepantasnya ikut ajang D'Academy Asia karena kualitasnya sudah di atas rata-rata layaknya penyanyi senior.
Kami pun berpendapat sama. Latar belakang Lesti yang seorang sinden dengan cengkoknya yang sangat khas membuat Lesti tanpa tandingan. Saat ada di final Dangdut Academy pertama pun, Lesti sukses berat mempecundangi Aty Selayar yang notabene sudah jauh lebih berpengalaman.
Mungkin terdengar subjektif mengingat masih ada 2 grup lagi yang belum berkompetisi. Evi dari Grup D akan bertarung Rabu-Kamis ini. Kami memprediksi Evi juga bakal jadi satu kontestan yang akan meraih nilai terbaik nanti. Meski kompetisi ini masih panjang, Lesti dan Evi kemungkinan bakal melaju ke final. Bagaimana menurut Anda? (Puj/Ade)*