Film Duka Sedalam Cinta Berlatar Pemandangan Halmahera

Film yang dibintangi Wulan Guritno, Epy Kusnandar, dan Mathias Muchus ini akan serentak tayang di bioskop pada tanggal 19 Oktober 2017.

oleh Rizky Aditya Saputra diperbarui 26 Sep 2017, 14:20 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2017, 14:20 WIB
Wulan Guritno
Wulan Guritno dalam Adegan film Duka Sedalam Cinta
Film Duka Sedalam Cinta
poster Film Duka Sedalam Cinta

Liputan6.com, Jakarta Satu lagi film nasional yang mengangkat keindahan alam Indonesia. Film drama remaja berjudul ‘Duka Sedalam Cinta’ ini mengangkat keindahan Halmahera Selatan dan Ternate di Maluku Utara. Film yang dibintangi oleh Hamas Syahid, Aquino Umar, Masaji Wijayanto, Izzah Ajrina, Chikita Fawzi, Ali Syakieb, Endy Arfian, Abdur Arsyad, Wulan Guritno, Epy Kusnandar, dan Mathias Muchus ini akan serentak tayang di bioskop pada tanggal 19 Oktober 2017.

Apakah Anda ingin melihat film drama remaja dan keluarga, dengan cerita yang menginspirasi serta pemandangan yang memanjakan mata? Film ini adalah jawabannya.

Adegan film Duka Sedalam Cinta

"Kami syuting di pulau tanpa penghuni yaitu di salah satu gugusan pulau Widi. Kami juga syuting di pulau Kasiruta, daerah pembuatan batu bacan Doko di Halmahera Selatan. Senang bisa mengangkat kearifan lokal di sana. Pemandangannya pun menakjubkan,” ujar Helvy Tiana Rosa, produser film ini dalam keterangannya kepada wartawan, baru-baru ini.

Film ini sebenarnya diangkat dari karya best seller Helvy tersebut disutradarai Firman Syah, sinematografi oleh Nurhidayat (Monodzky), dan ditulis skenarionya oleh Fredy Aryanto. Kabarnya, film ini memang dibuat sebagai lanjutan dari film Ketika Mas Gagah Pergi. Benarkah? “Iya ini lanjutannya, namun mereka yang belum pernah menonton KMGP tetap bisa mengikuti kisahnya sebagai film yang berdiri sendiri,” ujar sang sutradara Firmansyah.

Cerita film Duka Sedalam Cinta ini mengisahkan tentang hubungan kakak adik yang renggang usai salah satunya pulang dari sebuah pesantren di Maluku Utara. “Ini film keluarga yang bisa ditonton semua umur, tentang orang yang ingin berubah lebih baik, tapi mengalami cobaan, disalahpahami oleh keluarga atau dijauhi teman. Ia pun terus berbuat baik dan coba merangkul semua,” ujar pemeran Mas Gagah, Hamas Syahid, yang juga seorang penghafal Al Quran.

Lain halnya dengan Wulan Guritno yang mengaku senang menjadi bagian dari film ini. “Saya belajar Islam lagi melalui film ini,” tambahnya. Sementara Epy Kusnandar berkata,”Sebelumnya saya sering su’uzhon sama orang-orang yang istiqomah. Film ini membuka mata saya tentang hakikat hijrah,”. Epy memerankan Bang Urip, salah satu preman insyaf di film ini.

Lebih lanjut Helvy mengatakan film ini lebih menarik daripada film Ketika Mas Gagah Pergi. Ada tokoh-tokoh baru yang unik dan menginspirasi seperti Nadya Hayuningtyas yang diperankan Izzah Ajrina yang memutuskan berhijab justru saat kuliah di Amerika. Ada penampilan ustaz muda kondang Salim A Fillah sebagai Kyai Ghufron, penampilan novelis Asma Nadia, hingga hadirnya Bupati Halmahera Selatan, Drs. Bahrain Kasuba, MPd., sebagai cameo.

Film anak muda yang ramah keluarga ini juga bertambah indah karena musiknya digarap oleh maestro musik Indonesia: Dwiki Dharmawan bersama Czech Symphony Orchestra dari Praha. Soundtrack lagu film ini Pesan Cinta dinyanyikan apik oleh Ita Purnamasari. Ini di samping lagu Jalan yang Kupilih (Hamas Syahid) dan Rabbana (Indah Nevertari) yang tak kalah menggetarkan.

“Dalam pandangan saya, Insya Allah 9 dari 10 persoalan remaja kita itu bisa selesai dengan menonton film ini. Filmnya fun, mendidik, inspiratif, dan tidak menggurui,” ujar Bambang Suherman, salah satu Direktur Dompet Dhuafa.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya