Liputan6.com, Jakarta - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bekerjasama dengan Red and White China dan PT. Kamala Media Cipta membuat sebuah film bertajuk, Boundless Love. Film yang bercerita mengenai kisah cinta antara wanita Indonesia dan pria asal Tiongkok.
Boundless Love akan menjadi kali pertama bagi Bekraf terlibat langsung dalam proses produksi sebuah film. "Ini memang bukan film China pertama yang mengambil lokasi syuting di Indonesia, tapi ini pertama kali Bekraf terlibat langsung dalam proses film," kata Joshua Puji Mulia Simanjuntak, Deputi Bidang Pemasaran Bekraf, di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (21/12/2017).
Advertisement
Baca Juga
Film drama percintaan dengan durasi 90 menit itu mengisahkan tentang dua pasanan pemuda-pemudi yang dimabuk cinta dengan latar belakang perbedaan budaya Indonesia dan Tiongkok.
Wing Yiming selaku sutradara film Boundless Love mengaku untuk membuat film ini dirinya rela pulang-pergi Tiongkok Indonesia. "Saya sudah datang tiga kali ke Indonesia dan melakukan perubahan skrip sebanyak 46 kali. Saya rasa saya akan dapat membuat film cinta yang dapat mempererat kedua negara," ujarnya.
Keragaman Budaya
Selain itu, film ini juga akan mengangkat keragaman budaya Indonesia dengan penampilan 90 persen pemain yang berasal dari beragam suku dan etnik di Indonesia.
Tak sampai di situ, sejumlah bintang dari dua negara seperti Putri Ayudya (Indonesia), Ray Sahetapy (Indonesia) dan Shenhao (China) akan tampil menjadi pemeran dalam film ini.
Advertisement
Syuting Perdana
Boundless Love rencananya akan memulai syuting perdana pada 22 Desember 2017 dan selesai pada 7 Januari 2018. Pembuatan film ini akan melibatkan kru sebanyak 25 orang dari Indonesia dan 25 orang dari China. Nantinya, film ini akan melibatkan tiga lokasi yakni Jakarta, Bandung, dan Palembang.
Karena mengambil lokasi di Palembang, Boundless Love akan mempromosikan Palembang sebagai kota penyelenggara Asian Games 2018 dan akan syuting di beberapa venue Asian Games 2018. Joshua mengaku telah berkomunikasi dengan pemerintah daerah untuk produksi film tersebut.
"Upaya ini tidak hanya dengan China, ini model pertama bagaimana pemerintah disebut co-production. Tentunya harapan kami tidak berhenti di Boundless Love," ujar Joshua.