Liputan6.com, Jakarta - Satu lagi novel legendaris karya Pramoedya Ananta Toer diadaptasi menjadi sebuah film, yakni Perburuan yang telah tayang sejak Kamis (15/9/2019). Penayangan film Perburuan bersamaan dengan Bumi Manusia yang diadaptasi dari penulis novel yang sama.
Berbeda dengan Bumi Manusia, film Perburuan tidak diketahui oleh banyak orang. Sama-sama berlatar zaman kolonial, Perburuan fokus pada masa penjajahan Jepang. Dalam film Perburuan, Adipati Dolken akan beradu akting dengan Ayushita.
Advertisement
Baca Juga
Perburuan mengisahkan tentang Hardo (Adipati Dolken) yang diburu oleh tentara Jepang. Hardo adalah seorang shodanco (pimpinan kompi) yang melakukan perlawanan kepada Jepang demi meraih kemerdekaan. Shodanco atau Komandan Pleton adalah jabatan dalam struktur PETA.
Berikut deretan 4 fakta menarik dalam film Perburuan.Â
Â
1. Keluarga Pasrah pada Sutradara
Berbeda dengan Bumi Manusia, proses syuting Perburuan tidak diketahui oleh pihak keluarga Pramoedya Ananta Toer. Namun, keluarga sudah mempercayakan penerjemahan naskah ke dalam bentuk film kepada Falcon Pictures.
Selain itu, sutradara film Perburuan, Richard Oh, telah dianggap sebagai keluarga oleh pihak Pramoedya Ananta Toer. Sehingga, pihak keluarga sangat percaya bagaimana proses penggarapan film Perburuan.
Advertisement
2. Tantangan Baru Adipati Dolken
Perburuan banyak mengambil lokasi syuting di alam terbuka seperti hutan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Adipati Dolken.
Apalagi selama proses syuting, Adipati Dolken diharuskan untuk tidak mengenakan alas kaki. Adipati Dolken harus berkonsentrasi dalam berdialog dan memperhatikan keadaan sekitar.
"Syutingnya juga enggak pakai sepatu, enggak pakai alas kaki, masuk gua, segala macam," ujar Adipati Dolken seperti dilansir dari Liputan6.com.
3. Naskah 13 Halaman
Film Perburuan diadaptasi dari novel sastra. Tentunya, bahasa yang digunakan sedikit berbeda dari film kebanyakan. Adipati Dolken yang sudah sering bermain dalam berbagai film, masih merasa kesulitan dalam menghafal naskah film Perburuan.
Tidak hanya karena gaya bahasanya, tapi jumlah kalimat yang diucapkan oleh Adipati Dolken juga cukup panjang. Adipati Dolken pernah menerima skrip berjumlah 13 halaman untuk satu adegan.
Advertisement
4. Mendukung Film Bumi Manusia
Walaupun film Perburuan dan Bumi Manusia tayang pada hari yang sama, rupanya tidak ada persaingan untung rugi. Adipati Dolken mengaku tak merasa bersaing dengan Iqbaal Ramadhan, pemeran utama Bumi Manusia.
"Maksudnya, ini kan satu rumah, jadi tujuannya bukan bersaing, justru untuk memperlihatkan bahwa kita menghargai karya Pram (Pramoedya Ananta Toer)," ujar Adipati Dolken.
(Maria Advensiani/mgg)