Liputan6.com, Jakarta Puluhan tahun lalu, Steven Spielberg kecil mendengar alunan musik dari pertunjukan musikal yang lantas membiusnya: West Side Story.
"Aku masih berusia 10 tahun kala itu, saat aku mendengar rekamannya untuk pertama kali," tutur sutradara besar Hollywood ini, dalam sesi obrolan daring yang dihadiri jurnalis beberapa negara, termasuk Liputan6.com.
Advertisement
Baca Juga
Steven Spielberg menceritakan apa yang membuat dirinya saat bocah begitu terpesona dengan lagu-lagu di West Side Story.
"Apa yang membuatku tertarik saat itu? Melodinya. Aku tak mengerti liriknya, tapi aku memahami melodinya," tuturnya. Ia sangat tergugah saat mendengar orkestra yang membawakan lagu-lagu itu.
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Langsung Dihafal
Tembang dalam West Side Story ini bahkan menjadi lagu yang pertama kali ia hafalkan.
"Aku menghafalnya, kurasa dalam waktu dua jam, dan aku menyanyikannya saat makan malam kala itu. Orangtuaku saja belum mendengar albumnya, tapi aku sudah mendengarnya duluan," kata sineas 74 tahun tersebut sambil tertawa kecil.
Advertisement
Perayaan dan Pemakaman
Steven Spielberg bercerita ia belakangan menyadari keistimewaan lagu-lagu dalam West Side Story.
"Di satu sisi ini adalah perayaan tentang Amerika dan di sisi lain adalah pemakaman, upacara memorial. Musiknya bergeser dari keriaan, menjadi kesedihan luar biasa nan tragis," ia menjelaskan.
Pura-Pura Jadi Maria dan Bernardo
Saat ia punya berkeluarga, kekaguman terhadap West Side Story menular kepada anak-anaknya. Mereka mengoleksi cakram film versi 1961 yang disutradarai Robert Wise dan Jerome Robbins, bahkan membawakan lagu dan koreografinya di rumah.
"Kami berlarian berkeliling, membawakan lagu-lagu di West Side Story. Anak-anakku ada yang memainkan karakter Bernardo, Maria, Anita, Tony, dan mereka melihat partitur aslinya," kata legenda hidup ini.
Advertisement
Ingin Meneruskan kepada Anak-Anak
Kini, ia tak hanya mengagumi alunan musik dalam West Side Story. Sang sutradara Schindler's List juga mengarahkan film musikal ini, yang sekarang tengah ditayangkan di bioskop Indonesia. Ia berharap karyanya ini bisa kembali memperkenalkan West Side Story kepada generasi selanjutnya.
"Tak hanya orangtuaku yang memberiku rekaman ini, aku juga ingin memberikannya kepada anak-anakku," kata dia.
Jets Vs Shark
West Side Story sendiri mengisahkan kehidupan di Upper West Side, lingkungan multiras yang terdiri dari pekerja buruh pada awal 1950-an. Di tempat ini terdapat dua geng remaja dari ras yang berbeda, Jets dan Shark, yang bersaing memperebutkan teritori.
Cerita juga semakin rumit ketika Tony (Ansel Elgort), mantan anggota sahabat pemimpin Jets, jatuh cinta kepada Maria (Rachel Zegler), saudara perempuan dari pemimpin Sharks.
Drama musikal West Side Story sendiri, ditampilkan di Broadway sejak 1950-an, dan memenangkan Tony Awards, penghargaan prestisius di bidang teater.
Sebelumnya, West Side Story sudah pernah diadaptasi menjadi film pada tahun 1961 oleh Robert Wise dan Jerome Robbins. Film tersebut memenangkan sepuluh Piala Oscar, termasuk kategori Film Terbaik.
Advertisement