Liputan6.com, Jakarta Di medsos, dr. Andhika Raspati, SpKO telah jadi pesohor. Akun Instagram terverifikasinya diikuti 130 ribuan orang. Digelari influencer, ia menyita perhatian netizen gara-gara rajin mengedukasi publik lewat konten serius yang dikemas komedi.
Baru-baru ini, ia berbagi informasi tentang detak jantung maksimal dan meluruskan sejumlah salah kaprah yang menyertainya. Benar, bahwa detak jantung ada rumus perhitungannya.
“Pernah dengar bahwa yang namanya jantung itu mesti dipantau dan ada hitungannya. Mungkin rumus yang paling terkenal, yang suka beredar di grup WhatsApp itu adalah 220 dikurangi usia. Kalau ada yang pernah dengar, itu valid,” kata Andhika Raspati.
Advertisement
Baca Juga
Rumus paling sederhana adalah 220 dikurangi usia seseorang. Misalnya Anda berusia 40 tahun maka secara teori, nadi maksimal Anda 220 dikurangi 40 tahun yakni 180. Artinya detak nadi maksimalnya 180 kali per menit.
70 Persen
Faktanya, dalam berolahraga, acapkali mesin pendeteksi memperlihatkan detak jantung alias heart beat melebihi detak maksimal. Ini acapkali membuat orang yang sedang berolahraga berpikir jangan-jangan ada yang salah dengan “ritual” olahraganya.
Andhika Raspati mengulas, banyak informasi yang bertebaran di grup WhatsApp menyebut bahwa idealnya saat berolahraga, detak jantung sebaiknya dijaga di kisaran 70 persen dari detak maksimal.
“Artinya kalau 180 maka 70 persennya paling cuma 120 atau 130-an. Itu kalau misalnya kita pakai buat yang mengejar performa, banyak yang mengernyitkan dahi dan bilang: Hah segitu doang? Gue kalau gowes sampai 140, 150 bahkan ada yang 170, itu bagaimana?” urainya.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Lewati Nadi Maksimal
“Bisa enggak kita melewati nadi maksimal? Bisa, ternyata. Sudah banyak penelitian bahwa angka maksimal itu bukan berarti kita enggak bisa lewati, karena saya banyak banget melihat orang-orang latihan hingga mencapai 103 persen atau 105 persen,” ujar Andhika Raspati.
Namun ia mengingatkan, saat ketahuan mendekati atau melewati batas maksimal nadi, maka harus dicek secara medis kondisi jantungnya sehat apa enggak. Ada masalah pembuluh darah jantung tidak? Ada masalah pompa jantung tidak.
“Bisa (melewati batas detak maksimal), tapi dengan berbagai catatan,” ulasnya dalam peluncuran Welspro di PIK Jakarta, baru-baru ini. Andhika Raspati mengingatkan hidup sehat bisa dicapai salah satunya dengan konsisten menjalani beragam teknik olahraga.
Client Centric dan Kolaborasi
Dalam kesempatan itu, Direktur Utama PT Welspro Inspirasi Utama, dr Agus Chairul Anab SpBS, menerangkan Welspro adalah brand baru dari Wellness Clinic. Ia bergerak di bidang sport performance and injury management.
“Kami menjunjung tinggi prinsip client centric dan kolaborasi. Kesuksesan program setiap individu adalah prioritas utama. Setiap tahap pelayanan kami prosesnya didampingi secara khusus oleh manajer klien,” Agus memaparkan.
Di Welspro, manajemen, evaluasi kesehatan dan lain-lain dilakukan secara kolaboratif melibatkan dokter Spesialis Kedokteran Olahraga, Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, Orthopedi dan Traumatologi, Gizi Klinis, fisioterapi dan spesific coach sesuai cabang olahraganya.
“Klien yang datang ke Welspro mendapat general assessment di awal oleh dokter umum, kemudian dilanjutkan dokter spesialis serta terapi penunjang untuk mendapat layanan yang komprehensif,” tutupnya.
Advertisement