Liputan6.com, Los Angeles - Pangeran Harry dan Meghan Markle sudah banyak mengekspos hal-hal menyakitkan dalam kehidupan pribadi mereka. Tapi ternyata masih banyak hal yang ingin mereka sampaikan ke publik.
Salah satunya soal adik ipar Pangeran William yang keguguran pada Juli 2020 lalu. Hal ini diungkap keduanya dalam serial dokumenter Harry & Meghan yang tayang di Netflix pada Kamis Kemarin.
Dilansir dari People dan CNN, pengacara pasangan ini yakni Jenny Afia, menyebut tindakan media Inggris Mail on Sunday dan MailOnline yang mempublikasikan surat pribadi Meghan kepada sang ayah, memberikan efek negatif kepada sang Duchess of Sussex. Kala itu Meghan yang baru pindah ke Montecito, California, tak bisa tidur di rumah barunya.
Advertisement
“Aku saat itu tengah mengandung. Aku tak bisa tidur nyenyak. Pagi pertama saat aku terbangun di rumah baru kami, adalah saat aku mengalami keguguran,” kata Meghan Markle.
Baca Juga
Gara-Gara Media
Pangeran Harry menambahkan dengan tajam, bahwa hal ini disebabkan gara-gara pemberitaan media-media Inggris, yang pada akhirnya digugat oleh Meghan Markle ke pengadilan.
“Aku meyakini istriku mengalami keguguran karena yang dilakukan Mail. Aku melihat semuanya,” kata dia.
Sekadar pengingat, Mail on Sunday akhirnya merilis permintaan maaf setelah proses peradulan di Pengadilan Tinggi London.
Advertisement
Tak Ada Bukti, tapi...
Pangeran Harry mengakui, ia memang tak punya bukti yang secara jelas menunjukkan bahwa keguguran ini disebabkan karena pemberitaan media.
“Tapi ingat, stress yang disebabkan oleh hal itu, kekurangan tidur, dan masa kehamilannya, juga berapa minggu usia kandungannya. Aku bisa bilang bahwa keguguran ini disebabkan apa yang mereka coba lakukan kepada (Meghan Markle),” kata putra bungsu Raja Charles ini.
Ingin Bunuh Diri
Di sisi lain, Meghan Markle sempat berbicara mengenai besarnya tekanan yang ia hadapi karena pemberitaan media. Ia bahkan mengaku sempat ingin bunuh diri karenanya.
“Semua ini akan berhenti kalau aku tak ada. Dan ini yang paling mengerikan, bahwa pemikiran ini terasa begitu jelas,” kata dia.
Simak juga informasi berikut ini:
KONTAK BANTUAN
Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.
Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku
Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.
Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.
Advertisement