Liputan6.com, Jakarta The 24 Hour War adalah dokumenter yang memenangkan Freep Film Festival Awards 2017. Film yang diproduksi pada 2016 ini merupakan karya sineas Nate Adams dan Adam Carolla.
Film The 24 Hour War mengisahkan jatuh bangun perusahaan otomotif raksasa AS, Ford, dari awal dekade 1900-an hingga ambisinya menelan dana jutaan dolar di sirkuit Le Mans, Prancis yang legendaris.
Sebagai film dokumenter, ia terasa kompleks karena menyajikan perjalanan Ford dalam menyusul Ferrari di Le Mans dengan narasumber dari berbagai pihak. Kaya sudut pandang sekaligus mencoba utuh.
Advertisement
Perang 24 jam yang dijadikan judul merujuk adu cepat level “neraka” sehari semalam di Le Mans. Merek mobil yang menang di ajang ini dijamin melesat di pasar bisnis. Berikut resensi film The 24 Hour War.
Kesepakatan Bisnis yang Gagal
Dimulai dengan visual detail mesin yang menunjang mobil balap rilisan Ford warna biru mengilap yang terparkir di sebuah ruangan, adegan lalu mengantar kita ke aspal sirkuit yang panas.
Di sana, si biru bernomor 72 dibalap mobil merah rilisan Ferrari. Mobil berlogo kuda jingkrak dengan nomor 77 menyalip Ford. Sejumlah footage memperlihatkan hiruk pikuk di pinggir arena balap.
“Semuanya dimulai dengan kesepakatan bisnis yang gagal, dan akibat dari itu, adalah persaingan terbesar dalam sejarah balap. Ford Ferrari, dua raksasa industri otomotif, mengobarkan bendera perang,” ujar sang narator.
Detail lain soal Le Mans, kemudian diungkap dari kehadiran kru TV untuk kali pertama hingga 250 ribu pasang mata yang menyaksikan langsung pertandingan olahraga paling berbahaya dalam sejarah umat manusia.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Cerita Dan Sudut Pandang
Sejumlah narasumber kemudian berbagi cerita dan sudut pandang. Mereka adalah pelaku sejarah sekaligus ring 1 dari para pendiri Ferrari maupun Ford. Buka suara. Tanpa teding aling-aling, membuat dokumenter ini terasa panas sekaligus bising sejak menit awal.
A.J. Baime sebagai pemerhati sejarah otomotif sekaligus penulis buku Go Like Hell menyampaikan sejumlah ulasan. Setelahnya, muncul sejumlah saksi mata perjalanan Ford dan Ferrari dari keluarga pendiri khususnya generasi kedua dan ketiga. Pokoknya lengkap.
Daya Tarik Dokumenter Ini...
Daya tarik dokumenter ini adalah kekayaan narasumber, rekaman dari video hingga foto dalam format hitam putih maupun berwarna. Karena balap mobil identik dengan kecepatan, maka editing film dokumenter ini pun serasa seperti mobil yang melewati lintasan arena. Sat, set. Gercep.
Silih berganti menampilkan wajah pembicara, bukti dari apa yang mereka bahas, dan kadang, narasumber hanya terdengar suara. Selebihnya, rekaman gambar dokumentasi yang “bicara.” Keluwesan macam ini sudah sering kita temui dalam film dokumenter.
Advertisement
Kekayaan Source Adalah Kunci
Namun, lagi-lagi kekayaan source adalah kunci yang membuat The 24 Hour War terlihat padat, kaya akan gizi (baca: informasi), dan sejak awal punya identitas sendiri. Otomotif adalah bisnis gedongan. Perputaran uang di dalamnya tak pernah berupa recehan.
Maka, semua narasumber yang tampil pun memperlihatkan betapa gedongannya topik bahasan dari cara mereka berbusana hingga diksi. Semua terlihat sophisticated. Visual film ini mengajak kita meyakini dan mengamini fakta sejarah hingga perspektif narasumber.
Tidak Sok Pintar
Hadir sebagai karya berbobot, The 24 Hour War salah satu film dokumenter terbaik pada tahunnya. Duo Nate Adams dan Adam Carolla sebagai “pengemudi” film ini berhasil mengajak kita menunggangi mesin waktu selama 1 jam 39 menit tanpa terasa membosankan.
Usai menonton, kita akan terkesan atas semua source yang dibawa. Ia memberi tahu tapi tak sok pintar. Ia bagai guru sejarah tapi tak bikin ngantuk. Ia bicara teknologi tapi tak bikin kita kelihatan gaptek. Ia kaya raya tanpa menempatkan kita sebagai audiens gembel.
Advertisement
Munculnya Ford V Ferrari
Kita tahu, tiga tahun setelah The 24 Hour War dirilis, muncul film Ford V Ferrari yang menampikkan akting brilian Matt Damon dan Christian Bale. Karya sineas James Mangold ini diganjar 4 nominasi Oscar untuk Film, Tata Suara, Sunting Suara dan Editing Terbaik.
Dua kategori yang disebut terakhir berhasil dimenangkan. The 24 Hour War kini bisa diakses secara legal lewat platform streaming KlikFilm mulai Mei 2023. Bareng The 24 Hour War, ada pula sejumlah film yang premiere di KlikFilm termasuk Walnut Tree dan Tori and Lokita. Nonton, kuy!
Pemain: Charlie Agapiou, Mario Andretti, A.J. Baime, Bob Bondurant, Peter Brock, Gordon Chance, Piero Ferrari, Edsel B. Ford II
Produser: Nate Adams, Mike August, Adam Carolla
Sutradara: Nate Adams, Adam Carolla
Penulis: -
Produksi: Chassy Media
Durasi: 1 jam, 39 menit