Kata Detektif Jubun soal Perselingkuhan: Siapa yang Lebih Sering, Pria atau Wanita?

Jubun, seorang detektif swasta berpengalaman, mengatakan bahwa meskipun wanita lebih mahir dalam menyembunyikan perselingkuhan

oleh Aditia Saputra diperbarui 04 Des 2024, 20:18 WIB
Diterbitkan 04 Des 2024, 05:00 WIB
Detektif Jubun
Detektif Jubun. (Dok IST)

Liputan6.com, Jakarta Perselingkuhan adalah fenomena kompleks yang kerap menjadi bahan perdebatan. Siapa sebenarnya yang lebih sering berselingkuh, pria atau wanita? Sebuah penelitian dari University of Western Australia mengungkap bahwa wanita lebih mudah mengenali pria yang berselingkuh hanya dengan melihat wajahnya. Sebaliknya, pria tidak memiliki kemampuan serupa untuk mendeteksi wanita yang berselingkuh. 

Menurut Dr. Alverston Bailey, seorang dokter sekaligus penulis buku tentang seks, wanita lebih cerdik dalam menyembunyikan jejak perselingkuhan. Meski pria sering dianggap sebagai pelaku utama, Bailey menegaskan bahwa perselingkuhan pria selalu melibatkan wanita.

Dr. Karen Carpenter, seorang seksolog, menambahkan bahwa wanita berselingkuh dengan lebih hati-hati karena menyadari sanksi sosial yang lebih berat jika ketahuan. Hal ini membuat mereka lebih cenderung menghindari terdeteksi.

Jubun, seorang detektif swasta berpengalaman, mengatakan bahwa meskipun wanita lebih mahir dalam menyembunyikan perselingkuhan, jumlah pria yang berselingkuh lebih banyak. 

"Sebagian besar klien saya adalah wanita yang ingin mengungkap perselingkuhan suaminya. Pria lebih sering berselingkuh, tetapi juga lebih cepat ketahuan,” ujar Jubun.

 

Pengalaman 17 Tahun

 

 

 

Dalam kariernya selama 17 tahun, Jubun menemukan bahwa pria sering menganggap perselingkuhan sebagai kebutuhan sekunder atau hiburan. Namun, saat ketahuan, mereka cenderung memilih tetap bersama pasangan, terutama jika sudah memiliki anak.

 

Berbeda dengan pria, wanita biasanya berselingkuh karena alasan emosional, seperti luka hati atau kekecewaan terhadap pasangan. Beberapa wanita bahkan berselingkuh untuk balas dendam karena suami mereka berselingkuh lebih dulu.

 

"Wanita yang berselingkuh sering merasa terluka atau kecewa terhadap pasangan mereka. Perselingkuhan bisa terjadi dengan personal trainer di gym atau pria yang dikenal melalui media sosial. Dalam beberapa kasus, mereka lebih memilih pria yang memahami mereka meski secara finansial lebih rendah,” ungkap Jubun.

 

Kesimpulan: Kedua Gender Terlibat Perselingkuhan

 

Stereotip sering menyebut pria lebih sering berselingkuh. Namun, penelitian dan pengamatan menunjukkan bahwa pria dan wanita memiliki motivasi dan cara yang berbeda dalam perselingkuhan. Dengan memahami dinamika ini, kita bisa melihat bahwa fenomena perselingkuhan melibatkan kedua gender secara setara, meskipun dalam bentuk yang berbeda.

Memahami faktor emosional dan sosial di balik tindakan ini dapat membantu pasangan menghindari konflik serupa di masa depan.

Pengalaman 17 Tahun

Jubun
Detektif swasta Jubun. (Dok IST)

Dalam kariernya selama 17 tahun, Jubun menemukan bahwa pria sering menganggap perselingkuhan sebagai kebutuhan sekunder atau hiburan. Namun, saat ketahuan, mereka cenderung memilih tetap bersama pasangan, terutama jika sudah memiliki anak. 

Berbeda dengan pria, wanita biasanya berselingkuh karena alasan emosional, seperti luka hati atau kekecewaan terhadap pasangan. Beberapa wanita bahkan berselingkuh untuk balas dendam karena suami mereka berselingkuh lebih dulu.

"Wanita yang berselingkuh sering merasa terluka atau kecewa terhadap pasangan mereka. Perselingkuhan bisa terjadi dengan personal trainer di gym atau pria yang dikenal melalui media sosial. Dalam beberapa kasus, mereka lebih memilih pria yang memahami mereka meski secara finansial lebih rendah,” ungkap Jubun.

 

Kesimpulan: Kedua Gender Terlibat Perselingkuhan

Detektif Jubun
Detektif Jubun

Stereotip sering menyebut pria lebih sering berselingkuh. Namun, penelitian dan pengamatan menunjukkan bahwa pria dan wanita memiliki motivasi dan cara yang berbeda dalam perselingkuhan. Dengan memahami dinamika ini, kita bisa melihat bahwa fenomena perselingkuhan melibatkan kedua gender secara setara, meskipun dalam bentuk yang berbeda.

Memahami faktor emosional dan sosial di balik tindakan ini dapat membantu pasangan menghindari konflik serupa di masa depan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya