Makna Baru Light Stick Idol K-Pop, Kini Jadi Simbol Perlawanan untuk Melengserkan Presiden Yoon Suk Yeol

Penggemar K-Pop mengungkap bahwa pengalaman fangirling dan fanboying telah menempa mereka, hingga siap turun ke jalan dalam demo untuk melengserkan Presiden Yoon Suk Yeol.

oleh Ratnaning Asih diperbarui 10 Des 2024, 18:30 WIB
Diterbitkan 10 Des 2024, 18:30 WIB
Demonstran di Korea Selatan membawa light stick dalam aksi protes menuntut Presiden Yoon Suk Yeol mundur. (Anthony WALLACE / AFP)
Demonstran di Korea Selatan membawa light stick dalam aksi protes menuntut Presiden Yoon Suk Yeol mundur. (Anthony WALLACE / AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Rakyat Korea Selatan tengah bergerak, turun ke jalan untuk menyuarakan tuntutan tegas: pelengseran Presiden Yoon Suk Yeol. Aksi demo ini mulai berlangsung sejak sang Presiden secara mendadak mengumumkan darurat militer pada 3 Desember 2024 lalu. Sejak saat itu silih berganti massa turun ke jalan, bahkan hingga malam, untuk menyuarakan tuntutannya. 

Namun satu hal dari aksi massa ini kemudian menjadi viral. Saat malam menjelang, semburat cahaya warna-warni berkelap-kelip dari lautan massa yang dengan penuh semangat meneriakkan yel-yel agar Presiden Yoon Suk Yeol lengser. Rupanya banyak pendemo yang membawa light stick--merchandise yang biasa dibawa untuk menunjukkan dukungan dalam konser idol K-Pop. 

Para NCT-zen datang dengan meumwonbong warna hijau neon, Bunnies mengacungkan Binky Bong yang berbentuk kelinci, ARMY menyalakan ARMY Bomb, bahkan penggemar grup senior seperti TVXQ, Super Junior, dan SNSD datang dengan light stick masing-masing. Para pendemo duduk berdampingan dengan light stick yang menyala beraneka warna, suatu pemandangan yang bahkan jarang terlihat di acara musik.  

Mengapa light stick kini menjadi senjata para pendemo saat menggaungkan protesnya?

"Rasanya menyenangkan bisa membawa light stick milikku keluar dalam peristiwa seperti ini," kata Kim Ye Bin yang membawa light stick aespa saat demo tanggal 9 Desember, kepada The Strait Times. Wanita 24 tahun ini menambahkan, "Kalau kita bisa menikmati momen ini, aku yakin kami bisa terus menggelar aksi ini tanpa lelah," kata dia. 

Tak Padam Tertiup Angin

Demonstran di Korea Selatan membawa light stick dalam aksi protes menuntut Presiden Yoon Suk Yeol mundur. (Anthony WALLACE / AFP)
Demonstran di Korea Selatan membawa light stick dalam aksi protes menuntut Presiden Yoon Suk Yeol mundur. (Anthony WALLACE / AFP)... Selengkapnya

The Korea Times mencatat, bahwa tren demo sambil bahwa light stick merebak pada pekan ini setelah muncul ajakan dari gerakan sipil Candlelight Action di media sosial. 

"Dear fans K-Pop di seluruh negeri, mohon bawa light stick kalian dalam aksi. Kami akan menggelar konser candlelight untukmu," begitu pesan yang disampaikan @candlemove pada 5 Desember lalu di medsos. 

Sekadar informasi, "candle light" sendiri adalah referensi atas peristiwa tahun 2016, saat ratusan ribu warga Korea menuntut Presiden Park Geun Hye mundur, sambil membawa lilin di tangan mereka.   

"Saat pemakzulan Park Geun Hye, ada pemangku kebijakan yang berkata, 'lilin bisa mati saat angin berembus.' Jadi aku membawa light stick milikku, karena tak bisa dipadamkan," kata Cho, seorang penggemar NCT. 

Whiplash dan APT Digaungkan

Nyalakan Lilin, Warga Korea Selatan Turun ke Jalan Desak Pengunduran Diri Presiden Yoon Suk Yeol
Keputusan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol terkait pemberlakuan darurat militer sontak mendorong ribuan orang untuk berkumpul di depan parlemen untuk melakukan protes. (Philip FONG/AFP)... Selengkapnya

Berbeda dengan upaya pelengseran Presiden Park Geun Hye hampir sewindu lalu yang sendu, suasana demo tahun ini justru berbeda 180 derajat. Bak warna-warni cahaya light stick, atmosfer yang muncul justru kemeriahan.

"Aku menyadari bahwa kultur protes telah banyak berubah. Sekarang lebih menyenangkan dan meriah," kata Kim yang berusia 52 tahun, yang sebelumnya ikut serta dalam protes pelengseran Park Geun Hye. 

Bahkan dalam demo diputar sejumlah lagu-lagu hits seperti "Whiplash" milik aespa atau "APT" dari Rose dan Bruno Mars, yang liriknya diubah, menjadi tuntutan agar sang Presiden mundur. 

Yang Muda, yang Melawan

Kemunculan light stick dalam demo juga menandai kehadiran anak muda dalam perjuangan untuk menentukan nasib negaranya.

"Aku mengir ada banyak orang dari generasiku, tapi yang mengejutkan, ada banyak sekali wanita muda. Aku terharu melihat cahaya warna-warni dan energi ceria yang mereka hadirkan," kata Lee, seorang pendemo berusia 59 tahun. 

Sementara para pengggemar K-Pop mengatakan bahwa diri mereka telah tertempa dalam kerasnya pengalaman fangirling dan fanboying. 

"Kami terbiasa menunggu dalam cuaca dingin. Kami juga pandai berteriak dan bersorak sorai untuk sesuatu yang kami cintai. Menurutku protes tak ada bedanya dari ini," kata Heo (24), seorang penggemar Seventeen.

Ia menambahkan, "Protes kami akan menyenangkan dan keren, seperti konser. Karena itu kami besok akan datang lagi dan mengundang lebih banyak orang untuk bergabung. Ayo datang."

Daebak! 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya