Biopic atau film biografi mendiang Soekarno kembali dibuat. Kali ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kemendikbud berniat memproduksi film drama dokumenter tentang sejarah pembuangan Bung Karno di empat provinsi di Tanah Air, termasuk Bengkulu.
"Kami memproduksi tiga film drama dokumenter tahun ini, salah satunya film berjudul Soekarno," beber Kepala Seksi Literasi dan Apresiasi Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman Ditjen Kebudayaan Kemendikbud Rita Siregar di Bengkulu, Rabu (24/7/2013).
Ia mengatakan hal itu saat diskusi kelompok terpadu fasilitasi produksi film Soekarno bersama tokoh masyarakat Bengkulu dan rumah produksi PT Cahaya Kristal Media Utama.
Sejumlah tokoh masyarakat yang hadir dalam diskusi terpadu tersebut antara lain mewakili keluarga Ibu Fatmawati, yakni Razianova Gafur, penulis buku tentang Bung Karno Agus Setyanto, Ketua Yayasan Lembak Usman Yasin, dan sejumlah tokoh masyarakat lainnya Syukur Alwi dan Rustam Efendi.
"Diskusi ini sangat hidup, padat dan mendukung kebutuhan dalam riset sejarah tentang film ini, terutama selama pengasingan di Bengkulu," imbuh Rita Siregar.
Lebih jauh Rita mengatakan, selain film Soekarno Kemendikbud juga memproduksi film tentang Perang Dunia II Morotai dan film 10 November. Film Soekarno dan 10 November mulai diproduksi pertengahan September 2013 dan diharapkan pada November 2013 sudah tayang.
Rita mengatakan pula, film drama dokumenter produksi Kemendikbud mengandung tiga unsur penting, yakni nilai budaya, kearifan lokal dan karakter bangsa.
Sementara, sutradara film Soekarno Viva Westi mengatakan terdapat empat provinsi pengambilan gambar untuk film ini yakni Bandung, Surabaya, Ende Nusa Tenggara Timur dan Bengkulu.
"Semua lokasi di mana Bung Karno menjalani pembuangan tidak sama lagi, jadi kru artistik kami akan membuat set sendiri," papar Viva Westi. Ia menambahkan, film berdurasi 100 menit itu akan mengambil setting terbanyak di Ende, Nusa Tenggara Timur.
Masa pembuangan atau pengasingan Bung Karno yang difilmkan adalah kurun waktu 1934 hingga 1938. "Karena itu dalam film ini, tokoh Fatmawati tidak dimunculkan," jelas Viva Westi.
Untuk pemeran utama Bung Karno, kandidat sementara adalah artis Baim Wong dan pemeran Inggit Ganarsih, yakni Ria Irawan.(ANT/Ans)
"Kami memproduksi tiga film drama dokumenter tahun ini, salah satunya film berjudul Soekarno," beber Kepala Seksi Literasi dan Apresiasi Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman Ditjen Kebudayaan Kemendikbud Rita Siregar di Bengkulu, Rabu (24/7/2013).
Ia mengatakan hal itu saat diskusi kelompok terpadu fasilitasi produksi film Soekarno bersama tokoh masyarakat Bengkulu dan rumah produksi PT Cahaya Kristal Media Utama.
Sejumlah tokoh masyarakat yang hadir dalam diskusi terpadu tersebut antara lain mewakili keluarga Ibu Fatmawati, yakni Razianova Gafur, penulis buku tentang Bung Karno Agus Setyanto, Ketua Yayasan Lembak Usman Yasin, dan sejumlah tokoh masyarakat lainnya Syukur Alwi dan Rustam Efendi.
"Diskusi ini sangat hidup, padat dan mendukung kebutuhan dalam riset sejarah tentang film ini, terutama selama pengasingan di Bengkulu," imbuh Rita Siregar.
Lebih jauh Rita mengatakan, selain film Soekarno Kemendikbud juga memproduksi film tentang Perang Dunia II Morotai dan film 10 November. Film Soekarno dan 10 November mulai diproduksi pertengahan September 2013 dan diharapkan pada November 2013 sudah tayang.
Rita mengatakan pula, film drama dokumenter produksi Kemendikbud mengandung tiga unsur penting, yakni nilai budaya, kearifan lokal dan karakter bangsa.
Sementara, sutradara film Soekarno Viva Westi mengatakan terdapat empat provinsi pengambilan gambar untuk film ini yakni Bandung, Surabaya, Ende Nusa Tenggara Timur dan Bengkulu.
"Semua lokasi di mana Bung Karno menjalani pembuangan tidak sama lagi, jadi kru artistik kami akan membuat set sendiri," papar Viva Westi. Ia menambahkan, film berdurasi 100 menit itu akan mengambil setting terbanyak di Ende, Nusa Tenggara Timur.
Masa pembuangan atau pengasingan Bung Karno yang difilmkan adalah kurun waktu 1934 hingga 1938. "Karena itu dalam film ini, tokoh Fatmawati tidak dimunculkan," jelas Viva Westi.
Untuk pemeran utama Bung Karno, kandidat sementara adalah artis Baim Wong dan pemeran Inggit Ganarsih, yakni Ria Irawan.(ANT/Ans)