Usia 65 tahun tidak membatasi seorang Jaya Suprana untuk terus berkarya. Senin (27/01/14), seniman kelahiran Bali 27 Januari 1949 menelurkan karya Antologi 18. Karya itu merupakan rangkaian yang diberi tajuk Ayla I-XVIII.
"Karya ini saya persembahkan untuk Aylawati Sarwono yang telah tulus mendukung saya dalam berkarya di kebudayaan," tutur Jaya Suprana di Kelapa Gading, Jakarta Utara
Antologi 18 terdiri dari komposisi musik Jaya Suprana yang diperoleh dari proses pencarian melalui jalur pribadi dan akademis. Jalur pribadi Jaya lakukan dengan memelajari dan berkeliling beberapa wilayah di tanah air.
Advertisement
"Saya menelusuri dan mencari inspirasi dari kebudayaan di nusantara, mulai dari gamelan Jawa, Bali, Sunda, termasuk kesenian di tanah Batak Maluku bahkan hingga alunan keroncong serta dangdut," urainya.
Dari jalur akademis, Jaya Suprana mengiblatkan ke kebudayaan barat. Teknik komposisi musik era barok, klasik, romantik, klasik, impresionis, bitonal, atonal, aleatorik, dodekafoni, dan blues.
"Saya mengagumi musisi klasik yang selalu mengobarkan semangat saya. Beethofen, Bach, Chopin dan masih banyak lagi itu menjadi inspirasi saya," terang Jaya mengakhiri pembicaraan. (Adt/Rom)