Berdiri Sejak 1917, Pintu Air Jagir Peninggalan Belanda di Surabaya

Pintu air Jagir yang dijadikan ikon cagar budaya Surabaya, Jawa Timur.

oleh Liputan Enam diperbarui 29 Jul 2019, 06:00 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2019, 06:00 WIB
(Foto: SuaraSurabaya.net)
Pintu Air Jagir, Surabaya (Foto:SuaraSurabaya.net)

Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma), salah satu pimpinan daerah sering terjun ke lapangan. Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini bahkan pernah hujan-hujanan pantau banjir.

Ia pun tak sungkan untuk turun ke lapangan. Cek pintu air dan rumah pompa yang ada di Surabaya agar memastikan banjir tidak mengganggu Surabaya, Jawa Timur. Bicara soal pintu air, di Kota Pahlawan ini terdapat sejumlah pintu air yang sudah ada sejak zaman Belanda dan baru dibangun, antara lain pintu air Jagir, Kayun, Petemon, Patuah, Simo dan Bozem Morokrambangan, serta Kandangan.

Nah, salah satu pintu air yang dibangun sejak zaman Belanda yaitu pintu air Jagir. Pintu air Jagir ini dibangun sekitar 1917, pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Mengutip laman lovesuroboyo, pada masa itu, orang-orang Belanda menganggap kalau banjir adalah hal yang terburuk. Oleh karena itu, Belanda membangun pintu air yang mampu mengantisipasi banjir.

Rencana pembangunan pintu air tersebut juga sudah dipikirkan dan diantisipasi karena Belanda adalah negara yang permukaan tanahnya berada di bawah permukaan laut.

Selain itu, tujuan awal dibuat pintu air tersebut ialah untuk memperlancar kondisi Surabaya, karena pada saat itu Surabaya menjadi kota dagangnya Hindia Belanda. Dalam pembuatan Pintu Air Jagir, Belanda mengerahkan rakyat pribumi untuk menggali tanah sepanjang 5,6 kilometer, sehingga jadilah Kali Jagir.

Mengutip situsbudaya.id, pintu air ini mengatur air yang masuk ke Surabaya melalui anak Sungai Brantas yaitu Sungai Mas. Bila Sungai Mas menunjukkan kelebihan debit air dari Sungai Brantas, airnya akan dibuang melalui pintu air ini menuju ke anak Sungai Mas, Sungai Jagir.

Sebelum dibangun Belanda, di wilayah ini juga terdapat sejarah. Di wilayah ini juga tempat bersauhnya armada tentara Tar-Tar dari China yang akan menyerang Raja Jayakatwang dari Kediri. Akan tetapi, akhirnya dikalahkan dari Pasukan Majapahit di bawah pimpinan Raden Wijaya.

Seiring berjalannya waktu, setelah terjadi pemindahan kekuasaan beserta asetnya, bangunan ini menjadi milik Bangsa Indonesia. Selanjutnya, Pintu Air Jagir berfungsi pula untuk mengontrol kegiatan sungai Jagir, sehingga genangan banjir di Surabaya mampu terkurangi.

Pintu air tersebut juga mampu menahan sampah-sampah yang hanyut di kali Jagir. Oleh karena itu, pintu air ini memiliki makna penting bagi masyarakat Surabaya.

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bahkan sudah menjadikan pintu air tersebut sebagai ikon cagar budaya. Pintu AirJagir kini telah dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surabaya, mengingat pintu air tersebut memberikan banyak manfaat bagi masyarakat.

Setelah dikelola oleh PDAM, Pintu Air Jagir memberikan manfaat lain yaitu mengatur debit air yang masuk ke Surabaya, termasuk menjaga stok air di PDAM. Kini, Pintu Air Jagir diberi hiasan lampu-lampu cantik, yang jika malam tiba, akan menampakkan warna-warna bangunan yang sangat indah.

Sampai sekarang, Pintu Air Jagir masih berdiri dengan kokohnya dan berfungsi dengan baik sebagai pengendali banjir di Surabaya. Hal itu karena bangunan kuno pintu air tersebut tetap dirawat dengan baik.

Kawasan di sekitar Sungai Jagir selalu ramai dikunjungi masyarakat untuk sekadar memancing ikan. Hal ini dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk membuka usaha memancing ikan.

Sekarang, Anda sudah tahu kenapa Pintu Air Jagir itu memiliki peran penting bagi warga Surabaya. Ternyata, pintu air ada banyak ya manfaatnya.

(Wiwin Fitriyani, mahasiswi Universitas Tarumanagara)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Taman Ngagel Surabaya Bakal Ada Jembatan Gantung

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kunjungi Taman Ngagel (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Kebersihan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) terus mengembangkan Taman Ngagel yang berada di sisi selatan Jembatan Hujung Galuh, Jalan Raya Ngagel Surabaya. Selain berencana dilengkapi wisata air perahu, taman seluas 2 hektar itu juga dilengkapi dengan jembatan gantung.

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma) mengatakan, pihaknya berencana membangun jembatan gantung untuk menghubungkan Taman Ngagel dengan rumah-rumah warga di sisi sebelah barat sungai Kalimas. 

"Untuk menghubungkan nanti jalan kaki, jadi nanti misalkan warga di sana buka warung, dari sini (pengunjung) bisa nyebrang ke sana,” kata Risma saat meninjau perkembangan pembangunan Taman Ngagel, Sabtu 27 Juli 2019.

Ia menuturkan, selama ini pihaknya membangun sesuatu tidak ingin tanpa kemudian ada dampaknya kepada masyarakat Surabaya. Oleh karena itu, pihaknya bakal berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar untuk kemajuan pengembangan taman tersebut. Sehingga pembangunan Taman Ngagel Surabaya ini ke depan diharapkan juga dapat berimbas pada meningkatnya ekonomi masyarakat di sekitar.

"Mungkin mereka (warga) punya usaha apa, karena kalau ndak kan sayang kita investasi tapi masyarakat tidak dapat apa-apa," kata wali kota perempuan pertama di Surabaya ini.

 

Untuk Menarik Wisatawan

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kunjungi Taman Ngagel (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Oleh karena itu, Risma menyebut, Pemkot Surabaya membangun taman tidak hanya sekadar untuk memperbaiki kualitas udara ataupun menyediakan ruang terbuka hijau. Namun, bagaimana taman itu memiliki sesuatu yang unik, sehingga wisatawan atau masyarakat mau berkunjung ke taman tersebut. 

Kemudian taman itu harus dibuat semenarik mungkin, seperti dilengkapi dengan wisata air, jogging track hingga jembatan gantung. Bahkan rencananya, Taman Ngagel ini dibuat dominan dengan tanaman bunga warna kuning.

"Kalau wisata air tidak bisa hanya wisata air, kita harus kembangkan itu, tapi kemudian impactnya juga harus apa. Karena saya tidak mau membuat sesuatu tanpa kemudian ada impactnya ke masyarakat," kata dia.

Selain bakal dilengkapi wisata air dan jembatan gantung, Risma mengaku, jogging track di Taman Ngagel juga bakal terkoneksi hingga sampai ke Jalan Kayoon. Namun, saat ini pihaknya mengaku sedang mengajukan tambahan untuk anggaran pembangunannya. 

"Jogging track dan taman maunya nyambung sampai Kayoon, tergantung uangnya, kita lagi mengajukan ke DPRD untuk tambahan,” tutur dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya