Surabaya Hanya Anggarkan Biaya Pengelolaan Sampah Rp 30 Miliar, Ini Alasannya

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menuturkan, Surabaya hanya menganggarkan biaya pengelolaan sampah Rp 30 miliar.

diperbarui 29 Jul 2019, 17:00 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2019, 17:00 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Surabaya - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menuturkan, Surabaya hanya menganggarkan biaya pengelolaan sampah Rp 30 miliar. Biaya itu dapat ditekan karena memiliki sistem pengelolaan sendiri.

Ia menuturkan, pengangkutan sampah ini juga dilakukan swakelola oleh Pemerintah Kota Surabaya. Risma menyampaikan hal itu saat menerima pertemuan studi bandung Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapem Perda) DPRD Provinsi DKI Jakarta di ruang sidang Wali Kota Surabaya pada Senin (29/7/2019).

Ketua Fraksi Nasdem DPRD DKI Jakarta, Bestari Barus yang mempertanyakan kepada pejabat Pemprov DKI Jakarta yang ikut pertemuan tersebut, terkait jumlah anggaran pengelolaan sampah mencapai Rp 3,7 triliun.

"Anggarannya Rp 3,7 triliun, lalu di Surabaya berapa Bu Risma," tanya Bestari seperti dikutip dari suarasurabaya.net.

Risma menuturkan, kalau anggaran pengelolaan sampah di Surabaya Rp 30 miliar.  Hal itu karena memiliki sistem pengelolaan sendiri dan pengangkutan sampah dilakukan dilakuka swakelola oleh Pemkot Surabaya. "Saya yakin DKI Jakarta kalau punya pengelolaan sampah sendiri pasti biaya angkutannya turun. Sebab, di Surabaya ini anggarannya 50 persen untuk operasional angkutan," ujar dia.

Dinas Lingkungan Hidup Pemprov DKI Jakarta bersama Bapem Perda DPRD DKI Jakarta menemui Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk studi banding pengelolaan sampah. Masukan dari Surabaya ini akan dijadikan bahan perda pengelolaan sampah.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Risma Bakal Tanam Bunga Tabebuya Beragam Warna di Surabaya

(Foto: Instagram Dinas Perhubungan Pemkot Surabaya)
Bunga Tabebuya (Foto: Instagram Dinas Perhubungan Pemkot Surabaya)

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma) menuturkan, Surabayaharus punya perbedaan dengan Jepang yang dikenal dengan Sakuranya. Oleh karena itu, ia akan menanam bunga di Surabaya, Jawa Timur dengan berbagai warna.

"Saya harus punya diferensiasi. Kalau missal di Jepang, warnanya pink itu. Saya pengen di Surabaya ini warnanya macam-macam," ujar dia seperti dikutip dari laman suarasurabaya.net, Minggu (28/7/2019).

Jadi masyarakat luar Surabaya bisa berkunjung ke Surabaya dan penasaran melihat Bunga Tabebuya beragam warna meski sudah pernah melihat sakura di Jepang.

"Jadi ada ungu kita tanam, ada orange kita tanam, namanya bunga spatudea. Tapi dia juga sudah mulai masif. Namanya kemudian ada putih, kuning juga, itu yang kita buat di Surabaya. Di sana pohonnya sudah tua. Bisa dipastikan berbunga kapan, di sini masih muda, kayak gini kemarin, hujan. Nipu pohonnya. Padahal hitunganku September-Oktober (berbunga-red)," ujar Risma.

Risma menuturkan, lokasi penambahan Bunga Tabebuya akan tersebar di seluruh kota. Ia ingin Surabaya bisa menjadi kota taman. Risma pun siapkan seribu lebih bunga.

"Kita akan buat kota ini jadi taman. Jadi saya pengen kota ini taman, tujuannya untuk kualitas udara Surabaya bagus. Taman ada di surabaya. Seluruh kota akan kita tanami itu," ujar dia.

Risma menuturkan, Bunga Tabebuya yang ditanam di berbagai sudut kota turut meningkatkan kunjungan turis ke Surabaya.

"Kemarin ada yang tanya Tabebuya kapan berbunga, mereka mau datang itu. Mudah-mudahan Agustus ini semakin banyak yang datang," ujar walikota Surabaya dua periode itu.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya