Liputan6.com, Gresik - Bupati Gresik, Sambari Halim Radianto meminta sejumlah pihak mulai dari pihak kecamatan, Koramil, Polsek Kebomas dan Satpol PP mengamankan lokasi semburan gas bercampur air lumpur di Desa Sekarkurung, Kecamatan Kebomas, Gresik. Hal ini agar meminimalkan dampak ke masyarakat.
Sambari menuturkan, kalau keadaan semburan saat ini masih aman. Semburan tersebut terjadi sejak empat hari lalu. Ia menyampaikan hal itu saat mendampingi beberapa Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) meninjau lokasi semburan gas pada Minggu, (22/9/2019).
"Syukur alhamdulillah, semburan ini tidak berdampak, kami berharap semburan ini bisa bermanfaat untuk masyarakat maupun Pemerintah. Saya minta kepada tiga pilar yaitu pihak Pemerintah Kecamatan, Koramil dan Polsek Kebomas ditambah Satpol PP serta Damkar Gresik untuk mengamankan dan mengantisipasi semua yang terjadi agar dapat meminimalisir dampak ke masyarakat," ujar dia.
Advertisement
Baca Juga
Ia juga telah meminta Badan Lingkungan Hidup (BLH) Gresik untuk mengambil tiga sampel air semburan dari tiga sudut berbeda masing-masing 10 liter. Air itu diperiksa di laboratorium milik PHE, laboratorium milik SKK Migas dan BLH Gresik.
Sebelumnya Bupati Gresik telah memerintahkan kepada BLH Gresik untuk berkoordinasi dengan PHE dan SKK Migas. Dari hasil koordinasi tersebut pihak berwenang telah membongkar lokasi semburan yang selama ini tertutup.
Kemudian menggali semacam penampungan dan melokalisir semburan dengan dengan membuat tanggul yang terbuat dari karung pasir memutari area semburan.
Semburan yang menurut pihak PHE dan SKK Migas hanya mengandung 0,03 persen gas ini tidak terlalu tinggi yaitu hanya sekitar 40 cm. Atas izin kepala desa setempat dan pemilik lahan, Pemerintah telah memasang blower yang tujuannya agar gas yang keluar tidak terkonsentrasi di satu titik. Lokasi semburan tersebut mulanya area tempat usaha persewaan alat berat yang lokasinya tertutup pagar seng gelombang.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Sumur Tua di Gresik
Pada kesempatan itu, Sambari menuturkan di Gresik masih puluhan sumur minyak tua yang selama ini sudah tidak berproduksi.
Menanggapi yang disampaikan Bupati, Nurwahidi, Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa menyampaikan, sebaiknya sumur minyak tua tersebut tidak ditutup apalagi sampai ditutup dengan cor beton.
Atas kejadian yang berlangsung saat ini, pihak SKK migas dan PHE mengapresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Gresik dan masyarakat yang telah melaporkan dan berkoordinasi dengan PHE dan SKK migas sehingga bisa diantisipasi.
Tentang semburan yang ada saat ini, menurut Nurwahidi belum bisa dikatakan berbahaya, karena baunya tidak terlalu meluas. Hal ini karena hanya tercium pada radius beberapa meter saja.
"Saya berharap kepada Pemerintah Kabupaten Gresik dan masyarakat agar selalu melakukan monitoring terhadap beberapa sumur minyak tua yang ada di Gresik”, kata dia.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, dua unit mobil damkar Pemkab Gresik datang untuk mengamankan dan berjaga-jaga di depan lokasi semburan.
Advertisement