Semburan Lumpur di Perumahan Kutisari Surabaya Diduga Akibat Gempa

Semburan lumpur bercampur gas dan minyak yang muncul di pekarangan rumah Jalan Kutisari Indah Utara Gang III Surabaya ini masih berlangsung.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Sep 2019, 17:07 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2019, 17:07 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Semburan gas bercampur air lumpur di Desa Sekarkurung, Kecamatan Kebomas, Gresik Jawa Timur. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Petugas dari Perusahaan Gas Negara (PGN) memeriksa semburan lumpur bercampur gas dan minyak yang muncul di pekarangan rumah Jalan Kutisari Indah Utara Gang III Surabaya, Jawa Timur.

Semburan lumpur bercampur gas dan minyak yang muncul di pekarangan rumah Jalan Kutisari Indah Utara Gang III Surabaya ini masih berlangsung. Walau intensitas semburan lumpur kecil dan masih sama dengan semalam tetapi lumpur masih keluar dari kedua titik lubang tanah.

Menindaklanjuti fenomena ini, sejumlah petugas dari PGN langsung mendatangi lokasi semburan lumpuran di rumah dinas PT Klasik Prima Karpet yang sebelumnya dihuni Setyawan (59) dan istrinya Lisawati Sutanto (59).

Petugas PGN langsung memeriksa kondisi dua titik semburan yang tepat di bawah teras rumah dan pekarangan. Selain menggali dua titik semburan, petugas PGN juga mengambil contoh lumpur untuk diteliti.

Petugas juga memeriksa kadar kandungan gas yang turut keluar dari dalam tanah. Dari hasil pemeriksaan sementara, semburan lumpur bercampur gas dan minyak ini termasuk semburan liar yang memang banyak terdapat di kawasan itu.

Diduga kemunculan semburan ini sedikit banyak dampak dari gempa yang terjadi di Tuban, Jawa Timur pada Kamis, 19 September 2019.

"Ini sepertinya masuk kategori semburan liar. Karena di sekitar Kutisari ini memang masih banyak semburan-semburan kecil. Dan munculnya semburan liar setelah kejadian gempa kemarin. Dilihat dari modelnya seperti ini memiliki kandungan oli tapi getahnya masih kecil. Ini ada campuran minyaknya," ujar Kepala Distribusi Gas Regional II PGN, Munari, Selasa (24/9/2019), dikutip dari laman Merdeka.com,

PGN memastikan, semburan lumpur bercampur gas dan minyak ini tidak ada kaitannya dengan PGN. Ini lantaran PGN tidak memiliki jaringan gas (Jargas) di Kawasan Kutisari, Surabaya. Sementara itu, karena dikhawatirkan dapat menimbulkan api, semburan lumpur bercampur gas dan minyak ini harus diamankan hingga radius 100 meter.

 

Reporter: Erwin Yohanes

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Semburan Lumpur Keluar di Perumahan Kutisari Surabaya

Sebelumnya, Warga Perumahan Kutisari Indah Utara, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Kota Surabaya dihebohkan oleh semburan lumpur yang keluar dari di depan pekarangan rumah seorang warga pukul 13.00 WIB, Senin 23 September 2019.

"Semburan lumpur pertama kali ditemukan sekitar pukul 13.00 WIB," kata seorang pegawai Bagian SDM PT Klasik Prima Karpet, Waskita, saat ditemui wartawan di lokasi kejadian, dikutip dari Antara.

Menurut dia, pada awalnya dipanggil oleh pimpinan PT Klasik Prima Karpet, Lisawati, untuk mengecek adanya semburan lumpur di rumah dinasnya di Kutisari Indah Utara III/19. Mendapati hal itu, ia langsung menuju lokasi kejadian.

"Setelah saya lihat ternyata ada semburan lumpur. Saya mencoba menghambat dengan menutup lubang semburan lumpur dengan plastik. Ternyata bisa tersumbat, tapi kemudian pindah ke titik lain. Saya tutup lagi, tapi pindah ke titik lainnya. Saya simpulkan kalau saya tutup berulang-ulang akan muncul di tempat yang lain juga," ujarnya.

Mendapati hal itu, Waskito berhenti menutup semburan lumpur tersebut dan kemudian melaporkan kejadian tersebut ke pihak RT dan RW. Beberapa jam kemudian datang pihak kepolisian, kelurahan, kecamatan dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya.

"Mereka membantu memikirkan solusinya," kata dia.

 

Penjelasan Ahli

Waskito menuturkan, di kawasan Kutisari Indah memang dahulunya sering terjadi semburan lumpur, biasanya terjadi di saluran air umum maupun di tanah kapling milik warga.

"Bahkan warga sering mengambilnya untuk bahan minyak mentah dengan cara memakai handuk atau rumput alang-alang. Teknisnya memisahkan menjadi minyak saya tidak tahu," kata dia.

Saat ditanya dominan mana antara gas dan minyak atas semburan lumpur tersebut, Waskito mengatakan, petugas Perusahaan Gas Negara (PGN) menyampaikan ada unsur gas metan dan juga unsur minyaknya.

"Tapi baunya tidak begitu menyengat. Saya mencoba tangan saya masuk ke dalam lubang lumpur, tapi tidak ada rasa panas atau gatal," katanya.

Sementara itu, Camat Tenggilis Mejoyo, Ahmad Daya Prasetyono mengatakan pihaknya belum bisa memberikan penjelasan terkait hal tersebut karena saat ini masih diselidiki pihak Dinas Lingkungan Hidup Surabaya dan pihak terkait.

"Jangan saya, nanti humas pemkot yang memberikan penjelasan," katanya singkat.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya