Ini Kata Adik Kandung Amrozi Tentang Bom Bunuh Diri Medan

Ali Fauzi Manzi, adik kandung para pelaku Bom Bali I, Amrozi, Ali Gufron dan Ali Imron ini menyampaikan pandangannya terkait peristiwa bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Rabu pagi (13/11/2019).

oleh Dian Kurniawan diperbarui 13 Nov 2019, 18:00 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2019, 18:00 WIB
Ilustrasi ledakan bom
Ilustrasi ledakan bom (iStockPhoto)

Liputan6.com, Surabaya - Ali Fauzi Manzi, adik  kandung para pelaku Bom Bali I, Amrozi, Ali Gufron dan Ali Imron ini menyampaikan pandangannya terkait peristiwa bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Rabu pagi (13/11/2019).

Menurut mantan teroris yang ahli merakit bom ini mengatakan, serangan teroris saat ini ada dua macam di Indonesia. 

"Kalau dulu memang murni ideologi. Sekarang terjadi pergeseran, dasarnya ideologi dan politik kekuasaan," tutur dia. 

Pendiri Yayasan Lingkar Perdamaian ini menuturkan, kelompok teroris yang bergerak pada 2010 hingga sekarang, adalah kelompok dengan dasar ideologi dan politik.

"Aplikasinya kepada ISIS. Selain ideologi, ini ada tujuan membuat kekuasaan bernegara. Karena mereka sudah punya kekhilafanan yang hancur," kata dia. 

Sedangkan kelompok pertama atau yang terdahulu adalah kelompok teroris yang bergerak pada 2000-2010. Kelompok ini didominasi Jamaah Islamiyah dan bermotif ideologi.

"Ini sebuah pembalasan untuk  menyerang orang orang barat, khususnya Amerika, Inggris, Australia Kanada dan sebagainya. yang memusuhi negara Islam. Karena motifnya ideologi. Misalkan bom Bali," ucap dia. 

Ali menegaskan, setelah hancurnya kekuasaan ISIS, para teroris ini kembali daerah masing-masing untuk melancarkan serangannya. "Di sinilah, sangat sulit untuk dideteksi keberadaannya. Sasaran mereka, bukan lagi pada orang orang barat," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Polisi Perketat Penjagaan di Sidoarjo

Jelang Aksi 22 Mei, Polisi Razia Penumpang Bus dan Kereta Api Tujuan Surabaya - Jakarta
Polresta Sidoarjo bersama TNI dan Brimob Polda Jatim menggelar razia di titik keberangkatan transportasi darat Terminal Purabaya Surabaya (Bungurasih). (Liputan6.com/

Sebelumnya, Petugas Kepolisian Resor Kota Sidoarjo, Jawa Timur memperketat penjagaan pintu masuk di Markas Polresta Sidoarjo dan juga masing-masing kantor kepolisian sektor menyusul adanya ledakan diduga bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara, Rabu pukul 08.45 WIB.

Wakil Kepala Polresta Sidoarjo Jawa Timur AKBP M Anggi Naulifar Siregar menuturkan, pengetatan penjagaan itu dilakukan di Mako Polresta dan juga di masing-masing kepolisian sektor di Sidoarjo.

"Masing-masing kendaraan yang masuk kami periksa secara menyeluruh baik itu roda dua dan roda empat, termasuk barang bawaan yang ada di bagasi juga turut diperiksa," kata dia.

Dia menuturkan, pemeriksaan itu dilakukan dengan menggunakan detektor metal, kaca cermin dan juga seekor anjing pelacak.

"Hal itu untuk meningkatkan keamanan yang ada di Kabupaten Sidoarjo," ujar dia.

Ia mengatakan, sejauh ini kondisi keamanan di wilayah hukum Polresta Sidoarjo masih cukup kondusif dan masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan.

"Silahkan masyarakat beraktivitas seperti biasa, tidak perlu khawatir. Sidoarjo masih aman dan kondusif," kata dia.

Dirinya menambahkan, pengawasan penjagaan tidak hanya di pintu masuk saja, tetapi juga di masing-masinf sudut Polresta sudah dipasang kamera pengintai, untuk melihat aktivitas masyarakat yang ada.

"Kami tidak membedakan siapa yang datang, semuanya kami periksa satu persatu," ucapnya.

Sementara itu, M Rofik salah satu masyarakat yang akan masuk ke Mapolresta Sidoarjo sempat kaget terkait dengan pemeriksaan itu. "Tadi sempat kaget, tetapi kalau tujuannya untuk meningkatkan keamanan, tentunya akan mendukung sepenuhnya," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya