Penjelasan Penelitian LSM soal Telur Ayam Terkontaminasi Dioksin di 2 Desa Jatim

Hasil penelitian menyebutkan sampel telur ayam kampung di Desa Tropodo, Sidoarjo, Jawa Timur mengandung kadar dioksin tinggi.

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Nov 2019, 12:11 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2019, 12:11 WIB
Harga Telur Ayam Mulai Merangkak Turun di Pasar Minggu
Penjual merapikan telur dagangannya di Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (24/7). Harga telur ayam mengalami penurunan di angka Rp 26 ribu per kilo. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Hasil penelitian menyebutkan sampel telur ayam kampung di Desa Tropodo, Sidoarjo, Jawa Timur mengandung kadar dioksin tinggi. Sampel penelitian telur ayam kampung itu diambil di dekat sebuah pabrik tahu di Sidoarjo yang membakar plastik sebagai bahan bakar.

Konsentrasi dioksin yang tinggi yang ditemukan di Indonesia ini hampir sama dengan konsentrasi dioksin dalam telur ayam kampung yang diambil di dekat hotspot Agent Orange di Bien Hoa, Vietnam yang dianggap sebagai salah satu lokasi yang paling terkontaminasi dioksin di dunia.

Hasil studi ini dilakukan oleh jaringan global untuk advokasi kebijakan dan kesehatan lingkungan IPEN, bersama Arnika Association dan LSM Indonesia Nexus3 dan Ecoton. Studi itu dimuat dalam laporan “Limbah Plastik Meracuni Rantai Makanan Indonesia”.  Adapun IPEN, jaringan kesehatan lingkungan global dari lebih 550 organisasi di 122 negara.

Dari studi, hasil pengumpulan dan analisis telur ayam kampung di Desa Bangun dan Tropodo, Jawa Timur.  Sampel telur ayam ini diambil di dekat pabrik tahu di Tropodo yang menggunakan plastik untuk bahan bakar. Selain itu, di Desa Bangun, warga membakar tumpukan sampah plastik untuk mengurangi volume tumpukan sampah di jalan dan sekitar rumah.

Limbah plastik impor telah membanjiri wilayah ini sejak China menutup pintu untuk limbah plastik dunia pada 2018. Berdasarkan data UN Comtrade, volume impor limbah plastik Indonesia naik dua kali lipat antara 2017 dan 2018.

Telur yang dikumpulkan dari masyarakat ditemukan mengandung bahan kimia terlarang yang sangat berbahaya termasuk dioksin, zat penghambat nyala, dan PFOS yang merupakan bahan kimia yang beracun selamanya.

Hasil analisis menemukan konsentrasi dari dioksin, bifenil poliklorinasi (PCB), eter difenil polibrominasi (PBDEs), parafin terklorinasi rantai pendek (SCCP) dan perflurooctane sulfonate (PFOS) dalam tingkat tinggi pada sampel telur ayam kampung. Semua bahan kimia beracun ini diatur secaraglobal dalam konvensi Stockholm.

Orang dewasa yang memakan satu telur dari ayam kampung yang dilepas untuk mencari makan di sekitar pabrik tahu di Tropodo akan melebihi asupan harian yang ditoleransi (tolerable daily intake/TDI) oleh Otoritas Keamanan Makanan Eropa (EFSA) untuk dioksin terklorinasi sebanyak 70 kali lipat.

Sementara itu, telur yang dikumpulkan dekat tempat pembuangan plastik di Desa Bangun terkontaminasi oleh PFOS (bahan kimia yang “beracun selamanya”) yang diregulasi secara global pada konsentrasi yang sebanding dengan kawasan industri di Eropa.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Selanjutnya

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Telur dari Tropodo dan Bangun mengandung SCCPs dan PBDEs, bahan kimia tahan api beracun yang digunakan dalam plastik. Berdasarkan penelitian, pajanan dioksin terkait dengan berbagai penyakit serius pada manusia, termasuk penyakit kardiovaskular, kanker, diabetes dan endometriosis.

Bahan kimia penghambat nyala, SCCPs dan PBDEs menganggu fungsi endokrin dan secara negatif mempengaruhi kesehatan reproduksi. PFOS menyebabkan kerusakan sistem reproduksi dan kekebalan tubuh.

Skrap plastik memasuki Indonesia melalui impor daur ulang, termasuk pengiriman skrap kertas. 1,5 juta ton potongan kertas impor digunakan oleh pendaur ulang kertas sebagai bahan baku kertas baru di Indonesia setiap tahun.

Dalam tiga tahun terakhir, jumlah skrap plastik di dalam bundle kertas daur ulang yang diimpor ke Indonesia melonjak dari 2-10 persen menjadi 60-70 persen. Ini menunjukkan skrap kertas digunakan untuk menyembunyikan pembuangan limbah plastik.

“Impor terutama berasal dari Australia, Kanada, Irlandia, Italia, Selandia Baru, Inggris dan AS. Bangun dan Tropodo adalah desa-desa yang terkena dampak yang terletak di dekat perusahaan kertas. Mereka menerima lebih dari 50 ton plastik bermutu rendah setiap hari,” tulis laporan itu.

Salah satu pendiri dan Penasihat Senior Nexus3 Indonesia, Yuyin Ismawati menuturkan, sampah plastik adalah masalah pencemaran kimia beracun yang serius. Ia menyebutkan, hasil penelitian itu seharusnya menyalakan tanda bahaya di setiap komunitas yang berjuang tangani tsunami sampah plastik.

“Negara-negara utara harus berhenti memperlakukan negara-negara di Selatan sebagai tempat sampah mereka,” ujar dia.

Para ahli kimia dan kebijakan yang terlibat dalam penelitian sepakat bencana kesehatan lingkungan yang muncul diungkapkan dalam laporan ini menyerukan larangan total terhadap pembakaran sampah plastik, kontrol impor sampah plastik yang ketat dan penguata regulasi di tingkat nasional. Selain itu, melalui kebijakan bahan kimia dan limbah global serta mematuhi pada Konvensi Stockholm dan Konvensi Basel.

Penasihat IPEN danggota BAT/BEP Stockholm dan kelompok ahli Dioxin, Lee Bel menuturkan, polusi plastik membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan tidak hanya dari banjir sampah plastik yang kasat mata tetapi juga kontaminan kimia yang tak terlihat dalam plastik dan terlepas ke lingkungan saat membakar plastik.

Gubernur Khofifah Imbau Warga Tak Perlu Cemas Konsumsi Telur Jatim

Sah, Khofifah-Emil Jabat Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim
Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak bersama Gubernur Jambi definitif, Fachrori Umar sebelum dilantik di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengimbau masyarakat tidak perlu cemas dan khawatir mengonsumsi telur yang diproduksi peternak ayam petelur Jatim.

Hal ini karena, telur yang beredar di masyarakat adalah telur yang sehat dan diproduksi dengan menerapkan pola good farming practices. Good farming practices adalah tatalaksana peternakan yang meliputi segala aktivitas teknis dan higinis dalam hal pemeliharaan sehari-hari, cara dan sistem pemberian pakan, sanitasi, serta pencegahan dan pengobatan penyakit.

"Sebanyak 96,3 persen telur di Jawa Timur dihasilkan dari ayam ras petelur yang sudah menerapkan good farming practices, dan sisanya  3,7 persen telur dari ayam buras/kampung yang belum dikandangkan secara permanen, di antaranya ditemukan di  daerah Tropodo. Untuk itu, masyarakat jangan khawatir karena telur dari Jatim sehat dan tidak mengandung racun," terang Khofifah sapaan akrab Gubernur Jatim saat melakukan kunjungan ke Kelompok Telur Intan di Kecamatan Tumpang, Malang, Minggu, 17 November 2019, seperti dikutip dari keterangan tertulis.

Khofifah mengungkapkan, imbauan ini disampaikan sehubungan dengan adanya rilis hasil penelitian jaringan kesehatan global (IPEN). Yang menyebutkan, ayam buras/kampung yang dipelihara secara umbaran dan mencari makan di tumpukan plastik di daerah Tropodo, Sidoarjo, memiliki tingkat kontaminasi dioksin terparah kedua sedunia.

Untuk memastikan, peternakan rakyat sudah menerapkan good farming practices, khofifah didampingi dinas peternakan provinsi Jatim, bupati Malang serta dekan fakultas peternakan Universitas Brawijaya melakukan kunjungan langsung ke daerah peternakan rakyat ayam petelur di Plumpang - Malang. 

Kunjungan tersebut difokuskan di peternakan milik H Kholik yang memiliki populasi sekitar 300 ribu ekor ayam, dengan produksi telur sekitar 14 ton/hari atau setara 210 ribu butir/hari. Dimana, di peternakan ini quality controlnya sangat terjaga.

Bahkan, telur-telur yang dipasarkan peternakan ini hanya yang Grade A atau kualitas terbaik. "Telur-telur yang dipasarkan peternakan ini hanya yang Grade A dengan kualitas terbaik. Sedangkan yang Grade B tidak dipasarkan. Untuk itu, telur-telur ini sangat aman dikonsumsi masyarakat," kata Khofifah.

Orang nomor satu di Jatim ini menambahkan, pemeliharaan unggas dengan penerapan good farming practices terhadap 92,5 persen unggas penghasil telur di Jatim telah menggunakan pakan yang memiliki Nomor Pendaftaran Pakan (NPP).

Terlebih lagi, produksi telur unggas di Jatim pada 2018 mencapai 543,56 ribu ton atau setara 8,2 miliar butir telur. Serta berkontribusi sebesar 29 persen terhadap nasional atau peringkat 1 nasional. "Jatim telah surplus telur unggas mencapai 2,8 milyar butir telur, dan telah mampu mensuplai provinsi lain di Indonesia," urai mantan Menteri Sosial ini.

 

Upaya Pemprov Jatim

Untuk menjamin kualitas dan mutu telur di Jatim, Pemprov Jatim melalui Dinas Peternakan telah melakukan berbagai upaya. Salah satunya dengan sertifikasi kompartemen bebas penyakit flu burung di seluruh breeding farm yang memproduksi bibit untuk ayam petelur dan pedaging final.

Selain itu, dengan melakukan uji yang dilanjutkan sertifikasi bebas penyakit Pullorum untuk induk ayam yang menghasilkan bibit ayam umur sehari yang akan diedarkan ke masyarakat.

Serta, melakukan pengambilan dan pengujian sampel telur dan daging unggas oleh Laboratorium Kesehatan Hewan secara periodik. Bagi para peternak ayam petelur, Khofifah juga berpesan, agar tidak perlu resah karena telur yang diproduksi adalah telur yang berkualitas, di bawah pengawasan Dinas Peternakan Provinsi maupun kabupaten/kota. Sehingga, akan tetap dibutuhkan oleh konsumen.

"Para peternak ayam telur jangan resah, karena telur yang dihasilkan berkualitas dan tidak mengandung racun. Oleh sebab itu, konsumen juga masih sangat membutuhkannya," terangnya.

Gubernur perempuan pertama di Jatim ini meminta, bagi masyarakat yang memelihara ayam kampung dengan cara dilepas atau diumbar untuk segera beralih pemeliharaan unggas dengan skala bisnis dan dikandangkan.

"Bagi masyarakat yang memelihara ayam kampung dengan cara diumbar, harap segera beralih dengan mengkandangkan ayam peliharaannya. Hal ini penting dilakukan untuk menjamin telur yang dihasilkan," tutur dia.

Secara khusus untuk Pemkab Sidoarjo, pihaknya berharap agar segera melakukan koordinasi dengan camat,lurah dan kades setempat. Utamanya untuk melakukan pembinaan kepada peternak ayam petelur agar melakukan budidaya secara higienis.

"Saya harap Pemkab Sidoarjo lewat segera koordinasi dengan seluruh jajarannya, agar bisa melakukan pembinaan untuk budidaya higenis maupun kandangisasi. Hal ini penting, karena tugas pemerintah adalah memberikan solusi terbaik bagi masyarakat termasuk peternak," pungkas Khofifah.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya