8 Kota di Jawa Timur Cetak Inflasi pada November 2019

Inflasi tertinggi di Jawa Timur terjadi di Sumenep mencapai 0,41 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Malang sebesar 0,01 persen.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Des 2019, 22:50 WIB
Diterbitkan 02 Des 2019, 22:50 WIB
BPS Sebut Inflasi Januari-November 2019 Turun
Pedagang daging ayam melayani pembeli di pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (2/12/2019). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi sepanjang Januari-November 2019 sebesar 2,37 persen, lebih kecil ketimbang periode yang sama tahun lalu sebesar 2,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur (Jatim)  melaporkan inflasi 0,23 persen di Jawa Timur pada November 2019. Angka ini lebih rendah dari November 2018 sebesar 0,27 persen. Bila dilihat tren musiman setiap November selama 10 tahun terakhir seluruhnya terjadi inflasi.

Delapan kota indeks harga konsumen (IHK) di Jatim kompak alami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sumenep mencapai 0,41 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Malang sebesar 0,01 persen. Demikian mengutip laman BPS Jawa Timur, Senin (2/12/2019).

Daerah lainnya alami inflasi yaitu Kediri sebesar 0,38 persen, Probolinggo sebesar 0,31 persen, Surabaya dan Jember sebesar 0,28 persen, Banyuwangi sebesar 0,22 persen, dan Madiun sebesar 0,16 persen.

Laju inflasi tahun kalender Jawa Timur mencapai 1,59 persen pada November 2019.  Hingga November 2019, Banyuwangi tercatat sebagai kota dengan inflasi tahun kalender tertinggi yaitu mencapai 2,02 persen. Sedangkan kota alami inflasi kalender terendah yaitu Kediri yang alami inflasi 1,35 persen.

Sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun (November 2019 terhadap November 2018) mencapai 2,2 persen. Pada November 2019, kelompok inti mengalami inflasi 0,09 persen, komponen yang diatur pemerintah mengalami inflasi 0,06 persen, dan komponen bergejolak mengalami inflasi 0,91 persen.

Kontribusi inflasi berdasarkan kelompok pengeluaran antara lain bahan makanan sebesar 0,16 persen, makanan jadi sebesar 0,05 persen, dan perumahan sebesar 0,03 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Komoditas Utama Penyumbang Inflasi

BPS Sebut Inflasi Januari-November 2019 Turun
Pedagang sayur mayur menunggu pembeli di pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (2/12/2019). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi sepanjang Januari-November 2019 sebesar 2,37 persen, lebih kecil ketimbang periode yang sama tahun lalu sebesar 2,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Komoditas utama penyumbang inflasi pada November 2019 antara lain bawang merah, daging ayam ras, dan telur ayam ras. Harga bawang merah pada November masih alami kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya sehingga tetap jadi komoditas utama penyumbang inflasi.

Sementara itu, harga daging ayam ras dan telur ayam naik karena banyaknya permintaan pada saat menjelang peringatan mauled nabid.

Kemudian beberapa komoditas yang menjadi penghambat inflasi pada November 2019 yaitu cabai merah, emas perhiasan, dan cabai rawit.

Harga cabai merah dan rawit pada November berangsur-angsur turun karena bulan-bulan sebelumnya alami kenaikan harga cukup tinggi.

Selain tiga komoditas utama itu, tiga komoditas lain yang sumbang inflasi pada November antara lain mujair, jeruk, tomat sayur, kontrak rumah, rokok kretek filter, dan minyak goreng. Sedangkan komoditas lain penghambat inflasi yaitu tarif angkutan udara, cumi-cumi, pepaya, melon, pir, kentang dan anggur.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya