BI: Inflasi Pekan Ketiga November 2019 di Angka 0,18 Persen

Inflasi sampai dengan November masih rendah dan terkendali.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Nov 2019, 14:18 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2019, 14:18 WIB
Inflasi
Pembeli membeli sayuran di pasar, Jakarta, Jumat (6/10). Dari data BPS inflasi pada September 2017 sebesar 0,13 persen. Angka tersebut mengalami kenaikan signifikan karena sebelumnya di Agustus 2017 deflasi 0,07 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Hasil Survei Pantauan Harga (SPH) yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) minggu ketiga November menunjukan angka inflasi sebesar 0,18 persen. Sementara secara tahunan telah mencapai 3,04 persen.

Gubernur BI, Perry Warjiyo menyebutkan penyumbang inflasi terbesar adalah bawang merah. Disusul oleh beberapa komoditi lainnya.

“Penyumbang inflasi bawang merah 0,08 persen, daging ayam ras 0,05 persen dan beberapa komoditi lain” kata dia saat ditemui di Mesjid BI, Jakarta, Jumat (22/11/2019).

Sementara itu, ada juga beberapa komoditi lain yang justru mengalami deflasi. Yaitu beberapa jenis cabai.

“Deflasi yaitu cabe merah 0,07 persen, cabai rawit 0,02 persen,” ujarnya.

Secara kesuluruhan Perry menegaskan inflasi masih berada dalam kisaran yang terjaga dan dalam range target.

“Inflasi sampai dengan November masih rendah dan terkendali,” ujarnya.

Namun, dia mengingatkan sesuai pola musiman inflasi di akhri tahun pasti akan meninggi dibanding bulan-bulan sebelumnya.

“Biasanya desember sesuai pola musiman karena akhir tahun hari besar keagamaan agak naik, sekali lagi kalo ada kenaikan inflasi November desember itu sesuai pola musiman, BI masih meyakini tetap rendah terkendali,” tutupnya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

BPS Catat Inflasi Oktober Capai 0,02 Persen

20161003-Pasar Tebet-Jakarta- Angga Yuniar
Pedagang merapikan barang dagangannya di Tebet, Jakarta, Senin (3/10). Secara umum, bahan makanan deflasi tapi ada kenaikan cabai merah sehingga peranannya mengalami inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat selama Oktober 2019 terjadi inflasi sebesar 0,02 persen. Sementara inflasi tahun kalender dari Januari-Oktober 2019 sebesar 2,22 persen, sementara inflasi tahun ke tahun sebesar 3,13 persen.

Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan berbagai komoditas secara umum menunjukkan kenaikan tipis sepanjang Oktober 2019. Sebagian besar komoditas yang menunjukkan kenaikan yakni di antaranya cabai rawit.

"Perkembangan harga berbagai komoditas pada Oktober 2019 mengalami kenaikan tipis sekali. Hasil pemantauan BPS di 82 kota inflasi di Oktober 2019 inflasi sebesar 0,02 persen," ujar Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Jumat (1/11/2019). 

Dari 82 kota di Indonesia, 43 kota mengalami inflasi sementara 39 kota mengalami deflasi. Adapun inflasi tertinggi terjadi di Manado sebesar 1,22 persen, sementara inflasi terendah terjadi di 3 wilayah yakni Pematangsiantar, Tual, dan Ternate 0,01 persen.

"Ada dua komoditas di Manado salah satunya cabe rawit. Dua komoditas pada bulan ini inflasi tertinggi ada di Manado," imbuhnya.

Sementara itu deflasi tertinggi terjadi di Balikpapan sebesar -0,69 persen, sedangkan deflasi terendah terjadi di Palopo sebesar -0,01 persen.

Adapun capaian inflasi pada September masih berada di bawah target yang ditetapkan oleh pemerintah dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar 3,5 persen. BPS berharap kondisi yang sama akan terjadi hingga akhir tahun.

"Deflasi tersebut masih berada di bawah target pemerintah. Dengan angka ini infasi terkendali tinggal 2 bulan lagi target inflasi tercapai," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya