Liputan6.com, Surabaya Wisata kuliner juga tidak luput dari perhatian pemerintah kabupaten Banyuwangi. Salah satu destinasi kuliner yang ditawarkan adalah Oling River Food. Keberadaan tempat ini diinisiasi oleh warga sekitar yang melihat peluang bisnis kuliner.
Wisata kuliner ini terletak di sepanjang bantaran Sungai Dam Limo, Desa Tegaldlimo, Kecamatan Tegaldlimo. Sensasi makan aneka olahan sidat atau ikan air tawar yang diracik dengan bumbu masak tradisional di area bendungan air akan memberi pengalaman yang berbeda.
Kuliner ini buka dua kali dalam seminggu, yakni setiap Sabtu dan Minggu. Lokasinya yang berada di jalur menuju Taman Nasional Alas Purwo memungkinkan pelancong bisa mampir dan menikmati kuliner sidat setelah atau sebelum berkunjung ke Alas Purwo.
Advertisement
Baca Juga
Salah satu menu unggulan adalah ungkepan oling atau sidat yang rasanya gurih dan nikmat. Selain olahan sidat, kawasan kuliner Banyuwangi itu juga menyediakan banyak olahan lainnya seperti ayam pedas, ikan pari pedas, nasi pecel, sate kerang, dan rujak soto serta aneka jajanan tradisional.
“Dipilihnya lokasi bantaran sungai karena ingin menjadikan sungai sebagai lokasi tujuan wisatawan,” ujar Guntur Priambodo, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Pemkab Banyuwangi, seperti dikutip dari Antara, Jumat (27/12/2019).
Ia berharap, warga juga tergerak menjaga kebersihan sungai yang menjadi destinasi wisata ini supaya mereka tidak malu terhadap wisatawan ketika sungainya kotor.
Para pedagang juga dilarang memproduksi plastik dan diajak untuk peduli lingkungan. Mereka menggunakan daun pisang piring lidi atau anyaman bambu sebagai kemasan makanan dan minuman.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengapresiasi warga yang telah bergotong royong membuka wisata kuliner yang mengangkat sidat sebagai menu andalan.
"Ini adalah upaya cerdik bagaimana sinergitas antara warga dan pemkab memadukan manajemen sumberdaya air dengan ekonomi rakyat dengan membuka street food sidat," katanya.
Menurut Anas, upaya yang dilakukan warga itu merupakan ikhtiar untuk memacu kemandirian ekonomi lokal. Para ibu rumah tangga yang semula hanya memasak untuk keluarga, kini berani membuka usaha kuliner Banyuwangi.