Ini Cara Pemprov Jatim Penuhi Kebutuhan Bawang Putih

Ada potensi perluasan lahan seluas 8.651 hektare, lokasinya tersebar di Probolinggo, Pasuruan, Banyuwangi, Malang, Lumajang, Kota Batu, Mojokerto, serta Magetan.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Feb 2020, 09:00 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2020, 09:00 WIB
Bawang Putih
Harga bawang puth di Solo mencapai Rp60 ribu per kilogram, alhasil Kementerian Pertanian menggelar operasi pasar murah di pasar Gede Solo, Kamis (13/2).(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus menggenjot perluasan lahan tanam bawang putih untuk mencapai swasembada.

"Di Jatim ada potensi perluasan lahan seluas 8.651 hektare, lokasinya tersebar di Probolinggo, Pasuruan, Banyuwangi, Malang, Lumajang, Kota Batu, Mojokerto, serta Magetan," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur, Hadi Sulistyo di Surabaya, Kamis.

Hadi mengatakan, pada 2020, perluasan lahan rencananya dilakukan di Banyuwangi 170 hektare, Malang 250 hektare, Probolinggo 75 hektare, Batu 50 hektare, Bondowoso 1.000 hektare, dan Probolinggo 1 hektare, dilansir dari Antara.

Ia menjelaskan, varietas bawang yang akan ditanam dan dikembangkan di wilayah perluasan lahan itu masing-masing varietas Lumbu Hijau, varietas Lumbu Kuning dan varietas Temanggung.

Sementara itu, sasaran produksi tanaman bawang putih di Jawa Timur tahun 2020 ditargetkan bisa mencapai 8.211 ton, atau meningkat dibandingkan realisasi produksi 2019 yang hanya 6.935 ton.

"Namun demikian tingkat konsumsi masyarakat di Jawa Timur untuk komoditas bawang putih masih cukup tinggi, yakni mencapai 62.880 ton, artinya masih defisit 55.927 ton," tuturnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Produksi Lokal Belum Maksimal

Harga Bawang Putih Melonjak
Aktivitas pedagang bawang putih di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu (5/2/2020). Kelangkaan pasokan bawang putih di dalam negeri berimbas tingginya harga komoditas tersebut yang mencapai kisaran Rp 57.500/kilogram. (merdeka.com/magang/ Muhammad Fayyadh)

Sementara itu produksi bawang putih lokal, diakui masih belum maksimal, karena konsumen lebih menyukai bawang putih impor yang memiliki ukuran lebih besar.

"Selain itu dari sisi harga, bawang putih impor hanya sekitar Rp15.000/kg, sementara bawang putih lokal mencapai Rp50.000/kg," katanya.

Mahalnya bawang putih lokal, karena harga benihnya juga mahal mencapai Rp65.000/kg, sementara ketersediaan benih juga terbatas.

"Bawang putih ini juga merupakan tanaman subtropis sehingga dibutuhkan kondisi agroklimat khusus dan jadwal tanam yang tepat agar produktivitas optimal," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya