Jancuk, Mengekspresikan Keakraban dan Umpatan

Bagi masyarakat Surabaya atau arek, penggunaan dan pemaknaan kata Jancuk bermacam-macam.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Feb 2020, 04:00 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2020, 04:00 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Kamera CCTV yang dipasang di sejumlah persimpangan jalan di Surabaya, Jawa Timur. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Pernahkah Anda mendengar kata “Jancuk”, “Jancok”, “Cuk”, atau mungkin “Cok”? Bagi warga Surabaya, Jawa Timur kata-kata tersebut sudah akrab di telinga.

Warga Surabaya seperti sudah terbiasa dengan penggunaan kata tersebut di kehidupan sehari-hari. Namun, apa makna kata Jancuk tersebut?

Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (UNAIR), Kukuh Yudha Karnanta menuturkan, Jancuk mempunyai makna dalam beberapa versi.

"Ada beberapa versi. Ada yang bilang itu dari akronim jaran ngencuk (kuda lagi kawin). Bahasa yang ngoko..atau strata terendah dalam hierarki Bahasa Jawa," kata Kukuh kepada Liputan6.com pada Selasa, 25 Februari 2020.

Kukuh menuturkan, bagi masyarakat Surabaya atau arek, penggunaan dan pemaknaan kata Jancuk bermacam-macam, ada yang menggunakannya sebagai umpatan kemarahan, ekspresi kegembiraan, bahkan untuk ekspresi keakraban.

Namun menurut Kukuh, bagi beberapa daerah di luar Surabaya penggunaan kata Jancuk bisa mempunyai makna berbeda atau makna lain karena makna asli yang terkandung dalam kata tersebut bermacam-macam.

"Bagi orang luar Surabaya atau yang bukan dari sub kebudayaan arek, itu bisa berarti kemarahan, umpatan atau hal-hal yang berasosiasi pada hal yang katakanlah negatif,” ujar dia.

Mengutip laman journal.unesa.ac.id, kata Jancuk digunakan oleh arek Suroboyo yang mempunyai tempat tinggal di lingkungan perkampungan untuk sebuah ekspresi dalam kehidupan sehari-hari.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Ditandai Spontanitas

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Jalan MERR IIC Surabaya, Jawa Timur. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Data dikumpulkan melalui wawancara secara mendalam dan dianalisis dalam jurnal tersebut yang membahas mengenai penggunaan kata Jancuk menggunakan teknik reduksi, display, dan verifikasi yang disarankan Miles and Huberman.

Hasil analisis menunjukkan penggunaan kata jancuk dalam perilaku komunikasi merupakan ekspresi yang dipengaruhi oleh karakter dan kuatnya internalisasi budaya “Arek”. Budaya “Arek” ditandai oleh spontanitas, keterbukaan, dan egalitarianisme.

Maka, kata Jancuk ini digunakan oleh orang yang tinggal di perkampungan Surabaya untuk mengekspresikan dua emosi, positif maupun negatif.

Untuk sisi positifnya, kata Jancuk digunakan sebagai interaksi keakraban dalam sebuah persahabatan, orang yang menggunakan kata ini dianggap memiliki karakteristik sebagai orang yang ramah dan suka bergaul. Sedangkan kata ini menjadi negatif apabila digunakan saat mengekspresikan kemarahan yang ditujukan kepada orang lain.

 

(Sahfa Fadilla Tasha-Mahasiswa PNJ)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya