Menelusuri Kasus Positif Corona COVID-19 di Jatim dari Klaster Asrama Sukolilo

Sejumlah daerah di Jawa Timur pun mencatatkan kasus positif Corona COVID-19 dan berasal dari klaster pelatihan di Asrama Haji Sukolilo Surabaya.

oleh Dian KurniawanLiputan6.com diperbarui 13 Apr 2020, 19:35 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2020, 19:30 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Peta persebaran Corona COVID-19 di Jawa Timur pada Minggu, 12 April 2020. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah kasus positif Corona COVID-19 di Jawa Timur bertambah. Per 12 April 2020, kasus positif Corona COVID-19 bertambah 119 menjadi 386 orang. Sejumlah daerah di Jawa Timur pun mencatatkan kasus positif Corona COVID-19 dan berasal dari klaster pelatihan di Asrama Haji Sukolilo Surabaya.

Terbaru, penambahan tiga orang pasien terkonfirmasi positif Corona COVID-19 di Situbondo, dua pasien di antaranya berasal dari klaster saat mengikuti pelatihan di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya.

"Per Minggu, 12 April kemarin, jumlah pasien terkonfirmasi terinfeksi positif COVID-19 jadi 11 orang (bertambah tiga orang) dari sebelumnya delapan orang. Tambahannya dari klaster Asrama Haji Surabaya," ujar Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Situbondo, Abu Bakar Abdi, seperti dikutip dari Antara, Senin (13/4/2020).

Ia menuturkan, satu orang positif tambahan itu berasal dari Kecamatan Jatibanteng. Satu orang tambahan pasien positif lagi di Kecamatan Kapongan juga dari klaster Asrama Haji Surabaya 

Sedangkan satu orang pasien lainnya, lanjut dia, merupakan warga Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih, klaster luar negeri (perjalanan umrah).

"Untuk yang di Kecamatan Banyuputih, semula orang tuanya terinfeksi dan selanjutnya menulari dua orang keluarganya. Sehingga jumlah pasien terkonfirmasi positif Corona COVID-19 hingga saat ini sebanyak 11 orang," paparnya.

Namun demikian, kata Abu Bakar, dari 11 orang pasien positif corona itu, empat pasien (Kecamatan Panarukan, Bungatan dan Besuki) di antaranya telah dinyatakan sembuh dan hasil laboratorium Surabaya, hasilnya juga telah negatif.

"Sedangkan lima orang pasien positif menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing, setelah sebelumnya rawat inap, dan dua pasien positif lainya masih rawat inap di RSUD dr Abdoer Rahem Situbondo dan RSUD dr Soebandi Jember," tutur dia.

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Probolinggo

Di Probolinggo, empat orang pasien terkonfirmasi positif Corona COVID-19. Empat warga Probolinggo yang terkonfirmasi positif COVID-19 merupakan klaster pelatihan petugas haji di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Empat warga itu berasal dari Desa Bayeman, Kecamatan Tongas; Desa Prasi, Kecamatan Gading; Desa Jabungsisir, Kecamatan Paiton; dan Desa Alaspandan, Kecamatan Pakuniran.

Empat orang pasien tersebut pun kondisinya sehat, tetapi terus dipantau kesehatannya oleh tim tenaga medis di rumah sakit setempat.

"Sampai saat ini kondisi orang yang dinyatakan positif COVID-19 masih tetap sehat dan dijaga pola makannya dengan harapan bisa segera negatif," kata Juru Bicara Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Probolinggo dr Anang Budi Yoelijanto, seperti dikutip dari Antara.

Empat orang tersebut pun akan dilakukan tes swab ulang sepekan sekali karena empat orang itu dalam kondisi sehat dan tidak ada keluhan yang signifikan.

"Keempat warga positif COVID-19 sampai saat ini sehat dan semua masih beraktivitas seperti biasa, termasuk orang-orang yang ada kontak dekat seperti keluarga dan teman-temannya yang juga diisolasi. Harapannya mereka seterusnya sehat," kata dia, Senin, 13 April 2020.

Kediri

Kediri juga mengumumkan ada dua warga di daerahnya yang terkonfirmasi positif terinfeksi Corona COVID-19 pada Jumat 10 April 2020. Kedua kasus itu merupakan hasil pelacakan klaster pelatihan petugas haji di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya.

Mas Abu mengatakan, dua orang yang baru terkonfirmasi terinfeksi virus corona ini tidak mengeluhkan sakit dengan gejala mengarah ke COVID-19 atau orang tanpa gejala.

"Dua orang ini tergolong orang tanpa gejala (OTG), jadi tidak bergejala apa-apa, tidak sakit. Saya sudah memerintahkan kepala Dinas Kesehatan untuk membawa kedua orang tersebut ke rumah sakit," ujar Mas Abu.

Wali Kota juga mengingatkan seluruh pasien untuk menghargai tenaga medis, dengan jujur ketika periksa, baik jujur terkait keluhannya, jujur baru datang dari mana, termasuk jujur pernah kontak dengan siapa saja.

"Jika tidak jujur, bukan hanya keluarga dan tetangga, tapi tenaga medis juga bisa menjadi korban selanjutnya,” ujarnya.

Bahkan, saat ini sudah ada 18 orang tenaga medis harus melakukan isolasi mandiri, karena sebagian besar pernah kontak dengan pasien yang tidak jujur. Padahal, seharusnya mereka bisa tetap bertugas, tapi saat ini harus di rumah.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Kediri dr Fauzan Adima mengatakan, kondisi 18 orang tenaga medis itu sehat semua. Tugas mereka untuk sementara waktu juga bergantian dengan yang lain. Untuk alat pelindung diri, Fauzan juga mengatakan tidak ada kendala.

Tulungagung

Di Tulungagung, ada lima pasien positif Corona COVID-19, dan satu orang di antaranya diidentifikasi tertulia usai ikuti kegiatan pelatihan petugas haji di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Sedangkan empat pasien positif lainnya berasal dari transmisi lokal atau ada riwayat kontak dengan pasien Corona COVID-19.

Lima pasien itu menjalani karantina bersama di satu tempat khusus yang dirahasiakan lokasinya dengan pembagian ruang terpisah guna mencegah penularan lebih jauh ke warga lain.

Juru Bicara Satgas Penanggulangan COVID-19 Kabupaten Tulungagung, Bambang Triono menuturkan, lima pasien baru yang dikonfirmasi positif COVID-19 itu dalam kondisi baik dan saat ini di karantina di satu tempat yang dirahasiakan. "Mereka dikarantina di satu tempat yang kami jamin dan bisa dipertanggungjawabkan," kata Bambang Triono di Tulungagung.

Lamongan dan Blitar

Sebelumnya pada 3 April 2020, 10 pasien terkonfirmasi positif COVID-19, delapan orang di antaranya hasil pelacakan ke petugas haji yang sedang mengikuti pendidikan pelatihan beberapa waktu lalu di Asrama Haji Sukolilo Surabaya.

"Lamongan sudah masuk pada daerah terjangkit dan 10 orang langsung terkonfirmasi positif COVID-19,” kata Khofifah, seperti dikutip dari Antara.

Sebelumnya, pejabat Kementerian Agama Kota Blitar, Jawa Timur berstatus pasien dalam pengawasan atau PDP terkait Corona COVID-19 tutup usia pada Jumat, 3 April 2020 saat mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ngudi Waluyo, Kabupaten Blitar setelah keluhkan sakit gejala pilek, batuk dan demam.

"Satu pasien dalam pengawasan (PDP) corona asal Kabupaten Blitar yang memiliki riwayat pelatihan haji di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, dikonfirmasi meninggal dunia," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Blitar Krisna Yekti di Blitar, Sabtu, 4 April 2020.

Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Jatim, dr Kohar Hari Santoso menuturkan, klaster pelatihan di Asrama Haji Sukolilo Surabaya merupakan yang utama dan berdampak ke beberapa daerah.

"Kalau yang itu utama klaster dari pelatihan yang memberi warna lebih kepada beberapa daerah seperti kemarin di Tuban belum masuk," ujar dia, Minggu, 12 April 2020.

Sebelumnya ia pernah mengatakan, pihaknya sudah melacak atau tracing terhadap sekitar 415 peserta pelatihan calon petugas haji 2020 di Asrama Haji Sukolilo pada 9-18 Maret 2020.

Kohar menuturkan, pelatihan di asrama haji tersebut diikuti peserta dari kabupaten/kota Tulungagung, Kediri, Nganjuk, Sidoarjo, Blitar, Jawa Timur. “Ada risiko peserta tadi. Tracing mereka agar tidak terjadi penularan,” kata dia pada 28 Maret 2020.

Adapun klaster asrama Haji Sukolilo ini termasuk salah satu klaster dari lima klaster di Jawa Timur yang dilacak oleh tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya