DPRD Surabaya Usul Pedagang Kecil Terdampak COVID-19 Masuk Data MBR

Wakil Ketua DPRD Surabaya, Reni Astuti menuturkan, ketika pasar tradisional tutup harus ada solusi di mana masyarakat harus berbelanja kebutuhan pokok.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Mei 2020, 01:00 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2020, 01:00 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Penyerahan bantuan sembako dan perlengkapan medis kepada warga masyarakat di wilayah Kepulauan Raas, Kabupaten Sumenep. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua DPRD Surabaya, Reni Astuti mengusulkan pedagang kecil hingga warga yang terkena dampak Corona COVID-19 dengan ditutupnya tempat berdagang di pasar tradisional untuk masuk data masyarakat berpenghasilan rendah agar mendapat sembako atau bantuan langsung tunai (BLT).

"Saya sudah sampaikan ke pemkot agar tenaga kasar, pedagang kecil, tukang becak, jukir yang setiap hari beraktivitas di pasar yang ditutup sementara akibat COVID-19 itu dimasukkan data MBR," kata Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti di Surabaya, Minggu, 3 Mei 2020.

Saat ini pasar tradisional di Surabaya yang menjalani isolasi akibat COVID-19 yakni Pasar Kupang Gunung di Jalan Putat Jaya yang ditutup mulai 2-15 Mei, sedangkan Pasar Jojoran I di Kelurahan Mojo akan ditutup pada 5-18 Mei 2020.  Dia mengatakan, penutupan pasar tradisional yang berjualan kebutuhan pokok harus dibarengi dengan solusi sebagai alternatif.

"Ketika pasar tradisional ditutup, harus ada solusi di mana masyarakat harus berbelanja kebutuhan pokok. Pemkot harus memberikan alternatif," ujar dia.

Apalagi, lanjut dia, pasar tumpah di Putat Jaya tersebut adalah tempat belanja harga grosir bagi warung-warung di sekitar Kecamatan Sawahan. Kurang lebih ada 600 pedagang yang terdampak di pasar tersebut.

Penutupan pasar tradisional di Kupang Gunung Surabaya ini, lanjut dia, merupakan yang kedua setelah Pasar Gresik PPI di Jalan Jepara. Tentunya, lanjut dia, penutupan pasar tersebut sangat berdampak kepada warga baik pembeli dan utamanya penjual.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Mendata Semua Pasar Tumpah

Pasar Tradisional di Surabaya
Pasar Tradisional di Surabaya (sumber: Pixabay)

Untuk memudahkan pemberian sembako maupun BLT, Reni meminta kepada Pemkot Surabaya untuk mendata semua pasar tumpah yang dikelola Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) di Kota Surabaya.

Selain itu, Reni meminta kepada PD Pasar Surya selaku pengelola agar memperketat protokol kesehatan bagi pedagang dan pembeli di semua pasar tradisional, utamanya yang barang dagangannya 90 persen kebutuhan pokok.

"Saya berharap protokol kesehatan di pasar terus disosialisasikan ke masyarakat. Wajib masker harus dijalankan," ujar Reni.

Untuk itu, Reni berharap agar pedagang yang sudah rapid test dan hasilnya positif COVID-19 bisa segera di swab agar segera ada kepastian. "Jika hasil swab negatif, pasar bisa segera dibuka tanpa menunggu 14 hari," ujar dia.

Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro sebelumnya mengatakan Pasar Kupang Gunung ditutup selama 14 hari ke menyusul adanya dua pedagang setempat yang terpapar COVID-19.

"Lebih baik kita mencegah agar penularan itu tidak kemana-mana," kata dia.

Sementara itu, Camat Gubeng Suprayitno mengatakan Pasar Jojoran I akan ditutup selama 14 hari mulai 5-18 Mei 2020 menyusul adanya pedagang yang meninggal dunia akibat COVID-19. "Iya ditutup. Lebih cepat lebih baik," kata Suprayitno.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya