Liputan6.com, Jakarta - Raden Rahmat atau Sunan Ampel merupakan tokoh penting dalam penyebaran Islam di Tanah Jawa. Dalam perjalanannya menuju Ampel, Surabaya, dirinya melewati daerah Kriyan, Wonokromo dan Kemabng Kuning yang saat itu masih berupa hutan.
Di hutan itu, Sunan Ampel bertemu dengan Ki Wiryo Saroyo yang lebih dikenal dengan sebutan Ki Bang Kuning. Orang yang ditemui itu kemudian menjadi pengikut sang Sunan.
Selanjutnya, menurut Babat Tanah Jawi, Raden Rahmat tinggal di rumah Ki Bang Kuning dan menikah dengan anaknya, yaitu Mas Karimah, dikutip dari Atlas Walisongo.
Advertisement
Baca Juga
Resmi menjadi menantu, Raden Rahmat kemudian gencar menyebarkan agama Islam di wilayah tersebut. Di kisah dirinya membangun sebuah masjid di tempat itu dan menjadi sentral dakwahnya.
Masjid yang kemudian dikenal dengan Masjid Rahmat merupakan bagian paling penting dalam penyebaran agama Islam di masa awal. Mertuanya diceritakan memberi dukungan penuh kepada menantunya itu, sehingga penyebaran agama Islam menjadi semakin lancar. Masji Rahmat, salah satu masjid yang disebut tertua di Surabaya ini terletak di Jalan Kembang Kuning.
Sementara itu, mertuanya Sunan Ampel, Ki Bang Kuning, yang merupakan ayah kandung Mas Karimah, disebut sebagai Mbah Karimah yang berarti bapaknya si Karimah. Kini, tempat pemakaman Mbah Karimah menjadi tempat ziarah bagi umat Islam.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Jalan Dakwah Sunan Ampel
Berdakwah adalah tugas setiap muslim sesuai sabda Nabi Muhammad Saw, “Ballighû ‘annî walau âyatan!” (sampaikan apa yang bersumber dariku walaupun satu ayat).
Itu sebabnya, tidak peduli apakah seorang muslim berkedudukan sebagai pedagang, tukang, petani, nelayan, pejabat, atau raja sekali pun memiliki kewajiban utama untuk menyampaikan kebenaran Islam kepada siapa saja dan di mana saja.
Raden Rahmat yang dikenal dengan gelar Sunan Ampel, dalam catatan historiografi lokal diketahui sebagai tokoh yang menjalankan amanat agama itu dengan sangat baik melalui prinsip dakwah maw’izhatul hasanah wa mujâdalah billati hiya ahsan.
Sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw, usaha dakwah yang dilakukan Raden Rahmat adalah membentuk jaringan kekerabatan melalui perkawinan-perkawinan para penyebar Islam dengan putri-putri penguasa bawahan Majapahit. Dengan cara itu, ikatan kekeluargaan di antara umat Islam menjadi kuat.
Advertisement