Gubernur Khofifah Segera Gelar Rakor Virtual Bahas PSBB Se-Jatim

Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menuturkan perlu menelaah soal rencana PSBB Se-Jatim bersama FKM Unair.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 15 Mei 2020, 11:20 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2020, 11:19 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa bakal segera menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) virtual bersama Forkopimda Jatim untuk membahas Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) se-Jatim. 

"Kami masih akan menelaah lagi, bersama tim epidemiologis FKM Unair Surabaya, terkait perlu apa tidaknya memberlakukan PSBB tingkat provinsi," ujar Khofifah dalam konferensi pers live streaming di Gedung Negara Grahadi Surabaya, ditulis Jumat (15/5/2020).

Khofifah juga mengaku masih akan menggelar rakor bersama Forkopimda Jatim. Khofifah tidak ingin gegabah terkait penerapan PSBB se- Jatim.

"Dalam waktu dekat Forkompimda Provinsi Jatim akan menggelar rakor virtual dengan Forkopimda kabupaten/kota se- Jatim untuk membahas ini. Hasilnya tunggu saja nanti akan kita publish," ucapnya. 

Khofifah mengakui data kuantitif jumlah kasus yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Jatim tinggi sebanyak 1.858 kasus. Angka itu menempati urutan kedua nasional di bawah DKI Jakarta dengan 5.688 kasus. Namun, kata Khofifah, jika mengacu data persentase per 100 ribu jumlah penduduk, Jatim menempati peringkat ke delapan nasional.

"Secara prosentatif per 100 ribu jumlah penduduk Jatim menempati urutan delapan di bawah DKI Jakarta, Sulsel, NTB, Bali, Sumbar, Sumsel dan Jatim," ujarnya. 

Sementara berdasarkan data prosentatif tersebut, lanjut Khofifah, peringkat kabupaten/kota di Jatim juga berbeda. Kalau berdasar jumlah kuantitatif peringkat pertama di Jatim adalah Surabaya 921 kasus, Sidoarjo 235 kasus, Lamongan 64 kasus, Magetan 53 kasus, Kabupaten Malang 51 kasus, dan Gresik 46 kasus.

"Kalau berdasar prosentatif, maka peringkat keempat adalah Kota Pasuruan dan kelima adalah Kota Probolinggo. Data ini diperlukan untuk mendeteksi titik-titik sebaran, dan melakukan intervensi supaya langkah memutus mata rantai sebaran bisa signifikan," ucapnya. 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Pasien Positif Corona COVID-19 di Jatim pada 14 Mei 2020

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sebelumnya, kasus positif Corona COVID-19 bertambah 93 pasien di Jawa Timur (Jatim), Kamis 14 Mei 2020.Total keseluruhan kasus di Jatim menjadi 1.858, tapi yang masih dalam perawatan 1.384 setara 74,49 persen.

"Data per sore hari ini per tanggal 14 Mei 2020, ada penambahan kasus baru yaitu 93 pasien positif," ujar Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dalam konferensi pers live streaming di Gedung Negara Grahadi Surabaya.

Penambahan kasus positif Corona COVID-19 terbanyak masih berada di Surabaya. Yakni ada sejumlah 51 kasus baru. Kemudian delapan kasus di Sidoarjo, lima di Gresik dan Bojonegoro serta empat di Kota Kediri. 

"Selanjutnya, Jombang dan Kabupaten Malang masing-masing dua kasus. Serta Sumenep, Kota Batu, Kota Mojokerto, Kabupaten Madiun dan Kabupaten Blitar satu pasien," ucap Khofifah. 

Adapun Pasien Dalam Pengawasan (PDP) terkait Corona COVID-19 yang masih diawasi 2.037 dari total 4.509 orang. Yang sudah selesai diawasi 2.037 orang dan yang meninggal dunia saat berstatus PDP 435 orang. 

"Sementara Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang masih dipantau 4.236 dari total 21.910 orang. Berdasarkan data, yang selesai dipantau 17.595 orang, yang meninggal pada saat ODP ada 79 orang," ujar Khofifah. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya