Cerita Perajin Songkok Beralih Produksi Bikin Face Shield

Agar tetap bertahan di tengah COVID-19, perajin songkok terpaksa banting setir memproduksi perisai wajah dengan tetap mempertahankan kombinasi anyaman bambu yang menarik.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Jun 2020, 09:17 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2020, 06:00 WIB
Pedoman New Normal, Pedagang Pasar Wajib Gunakan Face Shield
Salah satu pedagang menggunakan face shield dan sarung tangan saat melayani pembeli di Pasar Senen, Jakarta, Senin (1/6/2020). Kementerian Perdagangan menyiapkan pedoman bagi penyelenggara kegiatan perdagangan untuk diterapkan pada saat kenormalan baru (new normal). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Perajin songkok bambu di Banyuwangi, Jawa Timur kini beralih produksi membuat face shield atau perisai wajah. Pengalihan produksi ini karena dampak pembatalan ibadah haji selama pandemi COVID-19.

Pesanan songkok kini sepi. Padahal jelang datang musim haji, orderan songkok bambu menggeliat. Agar tetap bertahan di tengah COVID-19, perajin songkok terpaksa banting setir memproduksi perisai wajah atau face shield dengan tetap mempertahankan kombinasi anyaman bambu yang menarik.

Hal inilah yang dilakukan oleh Untung Hermawan, warga Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi. Ia perajin songkok anyaman bambu yang terkenal di seluruh Indonesia.

Kini ia beralih haluan memproduksi perisai wajah karena pemesanan songkok bambu untuk dijadikan oleh-oleh sedang sepi.

Face shield di tempat ini, dibilang sama dengan produksi pada umumnya. Namun, yang berbeda di bagian penutup muka yang dibuat dengan sentuhan anyaman bambu.

Hal ini yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para warga yang memesannya. Peminat perisai wajah karya warga Desa Gintangan ini, semakin hari kian meningkat.

"Kemarin beberapa pemesanan dibatalkan karena Corona ini,bahkan barang ada sisa. Kedua, kondisi begini para perajin kami menganggur di lingkungan, tulang punggung keluarga, pada akhirnya saya berinisiasi karena ada imbauan new normal pada akhirnya coba buat face shield, dan respons baik oleh pasar," ujar Untung seperti dikutip dari tayangan Liputan6, ditulis Jumat (12/6/2020).

"Pada akhirnya kami menggunakan kombinasi anyaman bambu karena agar pengayam oleh ibu-ibu ini tetap jalan," ia menambahkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Harga Dibanderol Rp 20 Ribu

Pedoman New Normal, Pedagang Pasar Wajib Gunakan Face Shield
Salah satu pedagang menggunakan face shield dan sarung tangan saat melayani pembeli di Pasar Senen, Jakarta, Senin (1/6/2020). Saat era new normal, para pedagang di pasar rakyat diwajibkan menggunakan masker, face shield, dan sarung tangan selama beraktivitas. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menyusul persiapan new normal yang akan diberlakukan di seluruh Indonesia termasuk di Banyuwangi. Di antaranya pemesan kalangan sekolah, pemerintah, perkantoran, kalangan pondok pesantren, dan tempat wisata.

Untuk satu perisai wajah dibanderol cukup murah dengan harga Rp 20 ribu saja. Tentunya harga tersebut bisa turun lebih murah, jika konsumen membeli dengan jumlah lebih banyak atau secara grosir.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya